Dulu, ketika saya masih menempuh pendidikan disekolah dasar maupun menengah, saya selalu berfikir, beruntung sekali mereka yang terlahir ditengah keluarga.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
dengan TUJUAN yang JELAS…
Advertisements

SEBELUM KAMU MENGELUH Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia.... Allah SWT telah tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
1 September 2008Fuzna Marzuqoh, SH MENCOBA MEMAHAMI.
Ahlaq Terpuji Zuhud Dan Tawakal
“Membangun Gaya Hidup Iman Anak dan Remaja yang Missioner”
Bacalah mungkin penting bagi qta!
Bacalah dengan teliti, ini sangat penting!
S S Mohon izinkanlah saya Insya Allaah .. Aamiin ....
Click to advance slides Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia.
Maria Menolong dalam Pesta Nikah
sukses dengan Berpikir Positif Penulis Buku Rakesh K. Mittal
MY DAD MY BEST EVER BY: MF to CQ.
My Mother And Me Cinta, perjuangan, kasih karunia,
KURIKULUM 2013 Kelas I Winda Lestari ( /11).
Matahari Di Batas Cakrawala
OLEH Purnamawati Utami / 20 Novel Pudarnya Pesona Cleopathra karya Habiburrahman El Shirazy.
CIGARRETTE.
The Real Wealth (Kekayaan Sejati) Pada pagi yang cerah, seorang saudagar kaya berjalan-jalan disekitar rumahnya yg megah. Seketika pandangannya tertuju.
MIMPI SEORANG HAMBA ALLAH YANG INSAF
Surat Bagi Sang Pembelajar Bacalah dengan mata hati.
SARANA PENDIDIKAN AHLAK MULIA
Kasih Sejati Seorang Ibu
OBSERVASI GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
BIDANG BIMBINGAN PRIBADI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN.
Sepucuk Surat untuk Anakku
TAAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
YES,… YOU CAN !!.
YANG TIDAK BISA DIUCAPKAN AYAH
KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN KELUARGA BAGI ANAK PRITA KARTIKA, M.PD.
Bersyukur dan Bahagia Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang.
MENGIDENTIFIKASI TEKS CERITA PENDEK
dengan TUJUAN yang JELAS…
Hidup Penuh Syukur Ayub 1:20-21.
Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Santo Thomas Aquinas
Pendalaman Alkitab untuk KTB – CM UKSW :
MIMPI SEORANG HAMBA ALLAH YANG INSAF
Tertib Itu Indah Memang benar apa yang dikatakan kawan saya itu sebab jadwal kerja Ayah luar biasa rapinya. Bayangkan saja, setiap hari, persisi pada jam.
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke SURGA dan seorang MALAIKAT menemaniku    serta menunjukkan KEADAAN DI SURGA.
Buku harian ayah.
IPS Kelas I (kasih sayang dalam keluarga
Bersabar Tanpa Terbebani
Penjual Keripik Pisang
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Renungan.
Ketika Nabi Muhammad meninggal
MIMPI SEORANG HAMBA ALLAH YANG INSAF
TIKUSNYA PANIK DAN BERLARIAN, MENGAPA ?
BAHASA INDONESIA KELAS V SMT 1
MENGOMENTARI BUKU CERITA YANG DIBACA
Bagaimana Menghindarinya ???.
Si Kaya & Si Miskin.
Tiga Kisah Menggugah.
All About Me Sekilas Tentangku Hobi Cita-cita.
“NASIB SEORANG ANAK DESA”
Praktek Tarbiyah Hasan Al Banna kepada anak-anaknya
KAMPUS WONG ALUS “SUKSES LAHIR DAN BATIN”
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
Yang benar vs yang salah
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
 IBU : Memperkenalkan Kita kepada Dunia.  BAPAK : Memperkenalkan Dunia kepada Kita.
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga.
Soalan Nabi s.a.w : : "Siapa yang mencahayakan muka engkau?"
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
كان لأمي عين واحدة... وقد كرهتها... لأنها كانت تسبب لي الإحراج.
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
MENYAMBUT KEDATANGAN-NYA
Diselamatkan oleh Sabuk Pengaman
Transcript presentasi:

Dulu, ketika saya masih menempuh pendidikan disekolah dasar maupun menengah, saya selalu berfikir, beruntung sekali mereka yang terlahir ditengah keluarga kaya, memiliki semua yang dia mau, fasilitas lengkap dan sebagainya. Hingga saya merasa kecil hati karena saya terlahir dari keluarga yang biasa-biasa saja. Saya selalu berharap agar suatu kelak bias menjadi seperti mereka yang saya anggap 'beruntung' itu. Saya sempat ir dengan mereka yang terlahir tampan, dengan mereka yang memiliki motor, dengan mereka yang memiliki hp canggih, dengan mereka yang memiliki barang elektronik lainnya, dengan mereka yang banyak uang, dan dengan mereka yang terlahir serba ada dalam hal materi. Saya seperti menjadi orang yang sangat merana dihidup ini. Karena saya tak punya apa-apa. Tapi Tuhan memperlihatkan sesuatu hal kepadaku, ketka aku berjalan dipinggiran jalan kota. Aku melihat banyak para pengemis, anak jalanan, tuna wisma dsbx. Aku sempat berkata dalam hati, kasian sekali mereka ya untung aku masih bisa hidup layak, masih bisa tinggal dirumah, masih bisa sekolah, masih ada yang mengurusi dsbx. Ketika itulah, hati saya seperti terketuk. Seperti ada sebuah pukulan yang memukul saya hingga saya tersadar dari semua mimpi buruk. Ketika sampai rumah, saya merenung dalam hati. Airmata saya menetes bila merenungi apa yang terjadi. Saya membayangkan bagaimana hidup anak-anak jalanan itu?, yang tak pernah mengenal orangtuanya, yang tak pernah mengenal dunia sekolah, yang tak pernah merasakan sarapan pagi dengan keluarga, ah, aku tak bias menahan laju airmata yang semakin deras mengalir. Sesaat setelah perenungan itu, aku berjalan menuju dapur dan ku intip Ibuku yang tengah memasak didapur, aku sesaat membayangkan, bagaimana jadinya kalau kau jadi anak jalanan. Apakah aku akan mengenal sosok Ibu yang saat ini ada dihadapanku itu? Apakah ada orang yang dengan ikhlas mengurusiku setiap hari selain sosok Ibu yang ada didepanku ini?. Agh, begitu tak pernah terlintas dioakku tentang begitu berharganya orang yang saat ini tengah memasak itu. Dan kesimpulan yang kudapat kala itu. Aku adalah orang yang beruntung karena diperkenankan oleh Tuhan untuk mengenal Ibuku, ya Ibuku, aku beruntung karena bisa hidup dalam sebuah rumah, tidak di jalanan, aku beruntung karena masih ada yang mengurusiku, siapa lagi kalau bukan orang tuaku. Keesokan harinya, ketika aku tengah duduk di taman sekolah, beberapa teman menghampiriku. Kulihat mereka membawa sesuatu benda yang sebenarnya sangat kuinginkan untuk memilikinya. Benda itu adalah laptop. Ya, kau tahulah apa itu laptop kawan. Ketika mereka membuka laptopnya, kulihat ada bebrapa gurat aneh dari mukanya. Ya, kulihat ada tampang criminal (he he.). dank au tahu kawan?

Dengan laptop itu, mereka menyaksikan blue film denagn asyik dan banggaya. Ah, rasanya itu telah menyalahi aturan. Sesaat setelah itu, dadaku seperti menerima pukulan persis ketika aku melihat anak jalanan dan para pengemis beberapa waktu lalu. Seperti ada sesuatu yang membisikkan sesuatu di telingaku "Kau lihat Fahri, mereka Ku anugerahi untuk dapat membeli laptop, tapi kau lihat. Apakah dengan alat itu mereka lebih baik? Mereka malah bias dengan mudah bermaksiat, kalau begitu apakah Aku menyayangi mereka? Dan kenapa kau tak kuberi anugerah untuk memiliki laptop, karena Aku tahu kau belum siap menerima benda itu, aku tak ingin kau terjerumus kelak karena benda tak seberapa itu." Lagi-lagi aku seperti dibangunkan dari mimpi buruk. Darimana datangnya suara tadi? Apakah itu hanya sebuah gemuruh dalam dada yang menyuarakan kebenaran? Apakah benar aku belum siap bila harus menerima benda-benda yang selama ini kuinginkan? Benarkah itu? Benarkah itu Ya Tuhanku? Alloh SWT. Lantas aku langsung merenungkan hal itu semua. Ya Alloh, apakah itu benar adanya? Apakah memang benar aku belu siap? Aku memang menaydari, terkadang aku memang selalu mencari kesempatan untuk berbuat nakal ketika diwarnat dsbx. Lantas apa jadinya jika aku punya laptop sendiri? Ah, aku tak bias membayangkan? Pastilah akhlakku akan benar-benar jatuh ketingkat Zero alian NOL. Dari situ, aku menarik kesimpulan. Aku bruntung karena tidak memiliki benda itu, ah, memang Tuhan itu maha mengerti umatnya. Aku baru menyadari betapa sangat beruntugnya aku. Meskipun itu hanya sebuah contoh kecil kawan, tapi paling tidak kalian bias menggali hikmah kalian sendiri dari fenomena kehidupan kalian. Ok kawan, mohon maaf jika tadi ada kata-kata yang menyinggung. Aku hanya mnusia biasa yang sering salah. Sampai jumpa.._