APLIKASI BAHAN ENGOBE DARI CLAY TANJUNG MORAWA PADA BODI KERAMIK GERABAH HALUS Sri Hidayati Widardo dan Subari Peneliti Balai Besar Keramik ABSTRAK Produk keramik hias di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang terbuat dari bodi gerabah halus dengan bahan pelapis keramiknya masih menggunakan cat. Sedangkan pelapisan dekorasi keramik secara engobe belum dilakukan oleh industri kecil keramik. Oleh karena itu untuk meningkatkan nilai estetika keramik hias perlu dilakukan percobaan pembuatan engobe sebagai bahan pelapis dekorasi keramik. Bahan baku yang dipergunakan untuk pembuatan engobe adalah clay dari Patumbak dan clay dari Samosir, yang mengandung kadar Fe2O3 = 6,30-6,64 %. Setelah bahan engobe tersebut dilapiskan pada bodi keramik dan kemudian dibakar pada suhu 900oC, nampak bahwa engobe dari clay Patumbak berwarna oranye dan clay Samosir berwarna merah bata. Kata kunci : engobe, clay Tanjung Morawa, gerabah halus.
PENDAHULUAN Engobe adalah suatu lapisan tanah liat berwarna yang dilapiskan pada benda keramik, dengan tujuan menutup dan mengubah warna asli dari benda keramik atau untuk keperluan dekorasi . Engobe yang dibuat harus sedemikian rupa sehingga: 1. Menutup permukaan benda keramik dengan baik. 2. Melekat pada benda keramik waktu susut, selama dikeringkan dan dibakar tidak mengelupas. 3.Menjadi keras dan padat pada suhu pembakaran yang sama dengan suhu pembakaran benda keramik itu sendiri. 4.Tidak rusak atau larut dibawah lapisan glasir yang menutupnya
PENDAHULUAN Fungsi engobe adalah mengubah warna permukaan bodi keramik sekaligus menutupi bagian-bagian permukaan yang kurang sempurna Warna engobe: krem, merah bata, coklat kehitaman
Tujuan Memanfaatkan clay Samosir dan clay Patumbak sebagai bahan baku untuk pembuatan engobe. Aplikasi engobe tersebut dilaksanakan pada industri keramik di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang dengan harapan dapat meningkatkan mutu dan estetika dari produk keramik.
METODA PENELITIAN Bahan baku Prosedur penelitian Untuk pembuatan engobe digunakan bahan baku clay Patumbak dan clay Samosir dari Tanjung Morawa. Prosedur penelitian Langkah-langkah kegiatan dalam pembuatan bahan engobe adalah sebagai berikut : Timbang bahan lalu campurkan dan giling dalam pot mil selama 4 jam sampai kehalusan butir 150 mesh. Tambahkan air dengan perbandingan 1 : 4 Untuk mempercepat pencampuran bisa ditambahkan dextrin atau water glass 0,3% dari berat bahan clay kering Dengan terjadinya pengendapan, maka endapann tanah ini yang digunakan sebagai bahan engobe.
Karakterisasi bahan Sifat-sifat yang perlu dikarakterisasi terhadap bahan baku engobe yaitu: Analisis kimia XRD Heating Microscope
Hasil dan pembahasan Komposisi kimia dan mineral Karakteristik clay Analisis kimia dan mineral Clay Patumbak dan clay Samosir dapat dilihat pada Tabel. 1 Tabel 1. Komposisi Kimia dan Mineral Karakteristik clay Patumbak Samosir Komposisi Kimia (%) SiO2 Al2O3 Fe2O3 TiO2 CaO MgO Na2O K2O Hilang Pijar 56,83 20,00 6,30 0,14 0,48 1,18 0,57 0,06 14,44- 69,23 14,24 6,64 0,22 0,45 1,37 2,23 4,44 Komposisi Mineral -Kaolinite - Goethite -Halloysite Hematite - Crystobalit
Kandungan Fe2O3 clay Patumbak 6,30%, Hasil. Kandungan Fe2O3 clay Patumbak 6,30%, Kandungan Fe2O3 clay Samosir 6,64%. Bila dibakar diatas 900oC, menampakkan warna coklat kemerahan sampai coklat Fe2O3 < 1,5% Engobe putih Fe2O3 > 1,5% Engobe berwarna Tabel 2. Hasil uji heating microscope clay Patumbak dan clay Samosir Kondisi suhu Clay patumbak Clay Samosir Sintering Softening Melting 955oC 1385oC 1410oC 1034oC 1405oC 1480oC
Suhu sintering clay patumbak 955oC Suhu sintering clay Samosir 1034oC Suhu sintering clay Samosir lebih tinggi ,karena terdapat kandungan mineral crystobalite yang tidak dijumpai pada clay Patumbak Pengaruh Pembakaran Clay pada suhu 900oC Gambar.1 Difraktogram clay Patumbak sebelum dibakar (p) dan sesudah dibakar (p1)
Clay Patumbak sebelum dibakar (P) mengandung mineral kaolinite dan goethite Clay Patumbak setelah dibakar 900oC(P1), terjadi pertumbuhan mineral baru yaitu; Maghemite dan Hematite Gambar2. Difraktogram clay Samosir sebelum dibakar(S) dan sesudah dibakar (S1)
Clay Samosir sebelum dibakar mengandung mineral Halloysite,Hematite, Crystobalite. Setelah dibakar 900oC mineral yang muncul hanya crystobalite dan Hematite Ketinggian peak crystobalite pada count 140 Ketinggian peak Hematite pada count 110 Secara kuantitatif diperkirakan % berat mineral crystobalite dan Hematite relatif lebih besar dibandingkan dengan clay Samosir asli
APLIKASI ENGOBE PADA BODI KERAMIK Komposisi engobe; 94% clay, 5% talk, 1% Dekstrin Diaplikasikan pada keramik mentah yang setengah kering dengan cara dikuas atau dapat juga dikombinasikan dengan teknik toreh Pembakaran 900oC selama 5 jam Hasil bakaran; Clay Patumbak berwarna orange dan Clay Samosir berwarna merah bata Engobe dapat juga diaplikasikan pada genteng keramik atau bata expose
Gambar 3.Engobe dari Clay Patumbak. Gambar 4.Engobe dari Clay Samosir
KESIMPULAN Bahan engobe yang dibuat dari clay Patumbak maupun clay Samosir terdiri atas 94% clay, 5% talk dan dextrin 1%, diaplikasikan pada bodi keramik gerabah halus dengan suhu pembakaran 900oC. Warna engobe yang dibuat tergantung pada kandungan Fe2O3. Bodi keramik halus yang sudah dilapisi engobe dari bahan clay Patumbak menampakkan warna oranye sedangkan engobe dari bahan clay Samosir menampakkan warna merah bata. Suhu sintering clay Samosir lebih tinggi dari pada Clay Patumbak dengan beda susu sebesar 79oC. Kedua jenis clay tersebut mengandung mineral besi jenis hematite yang akan memberikan warna merah setelah dibakar pada suhu 900oC.
TERIMAKASIH