61
TUGAS UJIAN FINAL EKONOMI MANAJERIAL Yang saya ketahui tentang teori produksi dan hubungannya dengan “The Law of Diminishing Return” adalah sebagaimana kita ketahui bahwa keputusan mendasar dalam berproduksi yang dihadapi oleh perusahaan adalah seberapa besar barang atau jasa yang diproduksi dan seberapa besar tenaga kerja, modal serta sumber-sumber daya atau input lainnya yang digunakan untuk memproduksi output tersebut secara paling efisien . untuk itu sebuah perusahaan memerlukan rekayasa atau data teknologis tentang kemungkinan produksi atau disebut sebagai fungsi produksi.
Fungsi Produksi Fungsi produksi yaitu hubungan teknis antara faktor faktor produksi (yang disebut pula masukan atau input) dengan hasil produksinya (yang disebut juga dengan produk atau output). Fungsi produksi menentukan tingkat output maksimum yang bisa diproduksi sejumlah input tertentu, atau sebaliknya jumlah input minimum yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu hubungan input/output untuk setiap system produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan baku, dll dalam suatu perusahaan.
Sebagai contoh, setiap perbaikan teknologi seperti pemakaian computer dalam proses pengendalian yang memungkinkan sebuah perusahaan mampu memproduksi sejumlah output tertentu dengan bahan baku, energi, tenaga kerja yang lebih sedikit akan menghasilkan fungsi produksi yang baru.
Tujuan mempelajari fungsi produksi agar kita dapat mempunyai gambaran tentang metode produksi yang efisien secara teknis. Metode produksi adalah suatu kombinasi dari faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk memproduksikan satu satuan produk. Satuan factor produksi dikatakan efisien apabila penggunaannya serba minimal.
Faktor produksi ditinjau dari hubungannya dengan produksi ada 2 yaitu: Faktor produksi variabel, yaitu faktor produksi yang penggunaanya berubah-ubah, disesuaikan dengan perubahan volume produksi. Faktor produksi tetap (fixed), yaitu faktor produksi yang jumlahnya tidak berubah dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume produksi.
Hubungan Satu Faktor Produksi Dengan Hasilnya Hubungan antara faktor produksi dengan produksi apabila hanya ada satu faktor produksi berarti faktor produksi yang lain diasumsikan tetap (constant/ceteris paribus).
* Secara grafis dapat digambarkan sbb :
Produksi variabel yang berlebihan justru akan menurunkan kuantitas produksi. Penurunan tambahan produksi akibat penambahan faktor produksi sementara minput lain tetap dinamakan "law of diminishing returns".
Dari grafik funsi produksi tersebut di atas dapat dibagi menjadi 3 tahap : a. Increasing returns ( kenaikan hasil yang semakin menaik ) terjadi apabila dengan ditambahhkannya 1 satuan faktor produksi mengakibatkan pertambahan produk (hasil) lebih besar dari pada tambahan sebelumnya (dimulai dari 0 sampai A)
b. Constant returns (kenaikan hasil yang konstan) terjadi bila dengan ditambahkannya 1 satuan faktor produksi mengakibatkan tambahan hasil sama dengan tambahan sebelumnya / tambahan produksi yang proporsional dengan tambahan faktor produksi (garis singgung di titik A)
c. Decreasing returns (kenaikan hasil yang menurun) terjadi bila dengan ditambahkannya 1 satuan faktor produksi mengakibatkan kenaikan hasil akan lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan hasil sebelumnya (dari A ke kanan).
* Secara matematis secara umum dapat ditulis dengan fungsi produksi pangkat 3 sbb : Y = aX + bX2- cX3 Di mana : Y = output (hasil produksi) X = input (faktor produksi variabel) a,b,c = parameter
Titik punggung/titik yang membuat sudut terbesar antara garis Dari fungsi produksi tersebut di atas, titik A (inflection point/titik belok) dapat dicari sbb: Titik punggung/titik yang membuat sudut terbesar antara garis yang melalui origin dengan sumbu X (titik B) dapat dicari sbb:
Titik puncak (titik C) dari fungsi produksi tersebut dapat dicari sbb : ,dicari yang positif Apabila fungsi produksi tersebut hanya merupakan penggalan apakah skala produksinya decreasing, constant maupun increasing maka fungsi produksi yang digunakan adalah Cob Douglass sbb :
Y = AXb Di mana : Y = output (hasil produksi) X = input (faktor produksi A = konstanta b = elastisitas produksi (koefisien regresi)
Hubungan Dua Faktor Produksi Dengan Hasilnya 1. Kombinasi 2 faktor produksi yang proporsional Kombinasi 2 faktor produksi yang proporsional mengandung arti bahwa untuk meningkatkan suatu hasil (produk) maka pertambahan masing- masing faktor produksi harus sebanding misal kapasitas produksi ditingkatkan dengan 10 kali lipat, maka jumlah kedua faktor produksi tersebut yang dibutuhkan juga akan berlipat dengan 10 X.
Secara grafis dapat digambarkan sbb : faktor produksi X2 proses produksi 1 proses produksi 2 proses produksi 3 faktor produksi X1 faktor produksi X1 dimana P1, P2 dan P3 adalah proses produksi 1, 2 dan ke 3. Untuk mencapai efisiensi, produsen harus memilih mana kombinasi yang paling efisien bagi perusahaannya.
Kombinasi 2 faktor produksi yang tidak proporsional Kombinasi 2 faktor produksi yang tidak proporsional. Untuk menggambarkan kombinasi faktor produksi yang tidak proporsional tersebut digunakan isoquant. isokuan yaitu kurve yang menggambarkan berbagai kombinasi faktor produksi yang menghasilkan volume produksi yang sama.
* Secara grafis dapat digambarkan sbb: faktor produksi X2 faktor produksi X3
Untuk meningkatkan produksi, maka kurve isoquant harus digeser misal dari Qo ke Q', atau dari kiri ke kanan. Sifat-sifat isokuan al: 1). bentuknya konveks (cembung) terhadapo titik asal (origin) 2). tidak boleh berpotongan satu dengan lainnya. 3). bentuknya bukan merupakan garis lurus vertikal / horizontal. 4) Semakin jauh kedudukannya dengan titik asal semakin banyak factor produksi yang digunakan sehingga semakin banyak kuantitas produk yang dihasilkan. 5) Kuantitas produk bisa diukur.
Hubungan Antara 3 Faktor Produksi Atau Lebih Dengan Hasil Produksinya Hubungan tersebut hanya bisa dinyatakan dalam bentuk matematis, misalnya bentuk Cob Douglass (regresi berganda) sbb: Y = AX1b1 X2b2,,,,Xnbn Di mana : Y = hasil produksi Xi = faktor produksi ke i i = 1, 2 , 3,.....n bi = koefisien regresi/elastisitas faktor produksi ke i A = konstanta
Poduk Total, Rata-rata dan Marginal Produk Total digunakan untuk menunjukkan output total dari suatu system produksi. Produk Total merupakan jumlah output total yang dihasilkan dari pengggunaan sejumlah tertentu dalam suatu sistem produksi. Konsep produk total ini yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara output dengan hanya ada satu input yang berubah-ubah yang digunakan dalam sebuah fungsi produksi.
Tenaga Kerja (Jumlah TK) Output atau Produk Total Margin Marginal TK Rata-rata Elastisitas Output TK - 1 3 2 8 5 4 1,25 12 14 3,5 0,57 2,8 6 -2 -1
Untuk menunjukkan secara grafik hubungan antara total produk dengan dengan The Law Diminishing Return, kita asumsikan bahwa waktu tenaga kerja dapat dibagi secara kontinu. Lalu Total Produk, MPL dan APL menjadi “kurva halus”. MPL pada setiap titik di kurva TP dihasilkan oleh kemiringan dari TP pada titik itu. Dari kemiringan kurva TP menanjak sampai dengan titik melengkung kurva TP, nol pada titik J dan negative setelahnya. Sehingga MPL naik sampai dengan titik G’, nol pada titik J’ dan negative setelahnya
Di sisi lain, APL dihasilkan oleh kemiringan dari garis yang berasal dari titik asal menuju kurva TP yang naik sampai titik H dan turun setelahnya, namun tetap positif selama TP positif. Sehingga APL naik hingga titik H’ dan turun setelah itu. Pada titik H, kemiringan dari garis yang berasal dari titik asal menuju kurva TP (APL) adalah sama dengan kemiringan kurva TP (MPL) hingga APL = MPL pada titik H’ (titik tertinggi dari kurva APL) Sampai di titik G, kurva TP naik dengan laju yang bertambah, sehingga MPL meningkat. Tenaga kerja hampir tidak mungkin digunakan dengan 1 unit modal, sehingga MPL meningkat sejalan dengan tambahan tenaga kerja yang digunakan.
Setelah titik G, kurva TP naik dengan laju yang menurun sehingga MPL menurun. Bagian yang menurun dari kurva MPL merupakan Hukum Hasil yang Semakin Menurun atau “The Law of Diminishing Return”, artinya semakin banyak input variable yang digunakan pada suatu tingkat input tetap tertentu, setelah suatu titik , maka kita akan memperoleh hasil (produk Marginal) yang semakin menurun dari input variable. The Law of Diminishing of Return mulai terlihat sejak tenaga kerja sebanyak 1,5L.
The Law of Diminishing Return bukanlah suatu teori yang bisa dibuktikan atau disanggah dengan logika, akan tetapi merupakan hukum fisik yang secara empiris telah dibuktikan selalu benar. Hal itu menyatakan bahwa setelah suatu titik kita tidak akan terhindarkan dalam memperoleh hasil yang semakin menurun dari input variable, artinya semakin banyak unit input variable yang digunakan pada tingkat input tetap sama, maka input tetap akan menghasilkan tambahan produk sejalan dengan setiap tambahan unit input tetapi dalam jumlah yang semakin berkurang dan setelah suatu titik, produk marginal dari input variable menurun.
2. Suppose C = 50+4Q+2Q2 , if Q = 5 a. AFC = 10 b.
c. TC = 50+70 TC = 120 MC = TC’ MC = 4 x 4Q MC = 4 x 4(5) MC = 24
3.Dik : P = $ 35 Kurva TC, C(Q) = 10+2Q+5Q2 Dit : a) Jumlah output yang akan diproduksi dalam jangka pendek b) Harga yang akan dikeluarkan dalam jangka pendek c) dapatkah tercapai laba dalam jangka pendek d) bagaimana dengan jangka panjang e) bagaimana jika total biaya berubah menjadi : C(Q) = 80 + 5Q + 30Q2
Jawab: Q = 3,3 a) TC = 5Q2 + 2Q + 10 MR = 35 MC = 10 Q + 2 TR = P x Q = $35 Q 35 = 10 Q + 2 35 – 2 = 10 Q MR = MC Q = 3,3
d. Pada biaya total jangka. panjang, jika fungsi produksi d. Pada biaya total jangka panjang, jika fungsi produksi sebuah perusahaan bersifat decreasing return to scale, maka jumlah input yang ditambahkan harus lebih besar dari dua kali lipat untuk menghasilkan output yang besarnya dua kali lipat pula
Dengan menganggap harga input tidak berubah (konstan) maka fungsi biaya dari suatu sistem produksi akan meningkat dengan kenaikan yang semakin besar
sistem produksi yang konstan return to scale Fungsi TC yang menunjukkan sistem produksi yang konstan return to scale $ TC output
Dengan menanggap harga-harga input tidak berubah (konstan), maka fungsi biaya dari suatu sistem produksi akan meningkat dengan kenaikan yang semakin besar, . semua hubungan langsung antara fungsi produksi dengan fungsi biaya didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input konstan. Jika harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya tersebut akan menunjukkan keadaan itu.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang skala produksi yang ekonomis dan hubungan antara biaya jangka panjang dengan jangka pendek bisa diperoleh melalui kurva biaya rata-rata jangka panjang (LARC), karena kurva biaya jangka pendek menghubungkan biaya dengan output untuk skala tertentu dari suatu perusahaan dan kurva biaya jangka panjang menunjukkan skala perusahaan yang optimal pada setiap tinkat produksi
Sistem produksi yang mula-mula menunjukkan keadaan increasing returns to scale, lalu constant returns to scale dan diminishing returns to scale akan menghasilkan kurva jangka panjang yang berbentuk U.
output Kurva hubungan biaya jangka panjang dengan biaya jangka pendek $ Least cost plant output
e) Jika terjadi perubahan C(Q) = 30Q2 + 5Q + 80 Maka ; MR = 35 MC = 60Q + 5 MR = MC 35 = 60Q+5 TR = P.Q TR = 35Q Q = 0,5
Harga yang akan dikeluarkan dalam jangka pendek adalah sebesar $35 (0,5) = $17,5 TC = 30Q2+5Q+80 TC = 30(30,5)2 + 5(0,5) + 80 TC = 90 Laba = TR –TC = 17,5-90 = $ -72,5
Dari hasil perhitungan laba di atas, jika terjadi perubahan TC = 30Q2+5Q+80, dengan harga yang sama yaitu sebesar $35, maka perusahaan tidak mendapatkan profit.