Testing & Implementation System Pertemuan 2
Dasar-Dasar Testing Obyektifitas Materi Memberikan landasan yang cukup dalam memahami dasar-dasar testing (seperti obyektifitas dan prinsip-prinsip dasar testing dan testabilitas). Memberikan gambaran secara umum tentang siklus hidup testing dan integrasinya di dalam siklus hidup pengembangan software . Materi: Obyektifitas Testing Misi dari Tim Testing Psikologi Testing Prinsip – prinsip Testing
Pendahuluan “Testing merupakan tugas yang tak dapat dihindari ditiap bagian dari tanggung jawab usaha pengembangan suatu sistem software” William Howden
Obyektifitas Testing Secara umum obyektifitas dari testing adalah untuk melakukan verifikasi, validasi dan deteksi error untuk menemukan masalah dan tujuan dari penemuan ini adalah untuk membenahinya.
Pendapat dari praktisi yang dapat pula dipandang sebagai bagian dari obyektifitas testing, antara lain: Meningkatkan kepercayaan bahwa sistem dapat digunakan dengan tingkat resiko yang dapat diterima. Menyediakan informasi yang dapat mencegah terulangnya error yang pernah terjadi. Menyediakan informasi yang membantu untuk deteksi error secara dini. Mencari error dan kelemahan atau keterbatasan sistem. Mencari sejauh apa kemampuan dari sistem. Menyediakan informasi untuk kualitas dari produk software.
Misi dari Tim Testing Misi dari tim testing tidak hanya untuk melakukan testing, tapi juga untuk membantu meminimalkan resiko kegagalan proyek. Tester mencari manifestasi masalah dari produk, masalah yang potensial, dan kehadiran dari masalah. Mereka mengeksplorasi, mengevaluasi, melacak, dan melaporkan kualitas produk, sehingga tim lainnya dari proyek dapat membuat keputusan terhadap pengembangan produk. Tester adalah individu yang memberikan hasil pengukuran dari kualitas produk.
Psikologi Testing Testing merupakan suatu psikologi yang menarik. Seorang pengembang bertugas membangun, sedangkan seorang tester justru berusaha untuk menghancurkan. Mental yang seperti inilah yang penting bagi seorang tester.
Prinsip-Prinsip Testing Terdapat 6 kunci prinsip-prinsip testing,yaitu: Testing yang komplit tidak mungkin. Testing merupakan pekerjaan yang kreatif dan sulit. Alasan yang penting diadakannya testing adalah untuk mencegah terjadinya errors. Testing berbasis pada resiko. Testing harus direncanakan. Testing membutuhkan independensi.
Testing yang komplit tidak mungkin Testing yang komplit secara menyeluruh tidaklah mungkin dilakukan karena kemungkinan kombinasi test case yang amat besar. Kemungkinannya antara lain: Domain masukkan. Kompleksitas Jalur program
Testing merupakan pekerjaan yang kreatif dan sulit Terdapat mitos yang salah tentang Testing, dimana: Testing itu mudah. Tiap orang akan dapat melakukan testing dengan sendirinya. Tidak dibutuhkan pelatihan atau pengalaman. Padahal sebenarnya testing bukanlah suatu hal yang sederhana, karena: Untuk melakukan testing secara efektif, harus mengetahui keseluruhan sistem. Sistem tidak sederhana atau tidak mudah untuk dipahami.
Konsepsiklusdari testing: Alasan yang penting diadakannya testing adalah untuk mencegah terjadinya error. Konsepsiklusdari testing: Testing bukan untuk satu fase pengembangan saja. Hasil Testing diasosiasikanpada tiap fase pengembangan. Semua testing harus dapat dapat dilacak dan memenuhi kebutuhan dari konsumen. Sebagaimana dapat kita lihat salah satu obyektivitas dari testing adalah memperbaiki error.
Testing berbasis pada resiko Walaupun testing secara keseluruhan adalah tidak mungkin, namun tidak berarti bahwa testing yang efektif tidak dapat dilakukan. Oleh sebab itu testing merupakan hasil pertimbangan dari resiko dan ekonomi, dimana secara praktis testing merupakan hasil pertimbangan tarik-ulur dari empat faktor utama:
Sumber daya dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan testing berdasarkan pada skala prioritas, kompleksitas dan kesulitan testing Biaya dari keterlambatan pengiriman produk (dimana salah satu kemungkinan besar penyebabnya adalah testing) Kemungkinan adanya suatu defect (berdasarkan pengalaman beroperasi dan prioritas sejarah terjadinya defect) Biaya yang disebabkan oleh defect, bilamana defecttersebut menyebabkan error yang akan membawa kerugian baik secara langsung atau pun tak langsung bagi pelanggan (berkaitan dengan kewajiban bisnis bagi pengembang terhadap kerugian yang terjadi pada pelanggan).
Testing harus direncanakan Testing yang baik butuh pemikiran dengan pendekatan secara keseluruhan, disaintes dan penetapan hasil yang diinginkan untuk tiap kasus tes (testcase) yang dipilih. Suatu dokumen yang mencakup keseluruhan dari tujuan testing dan pendekatan testing disebut Rencana Tes (Test Plan), sedangkan suatu dokumen atau pernyataan yang Mendefinisikan apa yang telah dipilih untuk dites dan menjelaskan hasil yang diharapkan disebut Disain Tes (Test Design).
Rencana tes dibuat setelah model kebutuhan itu telah selesai dibuat Rencana tes dibuat setelah model kebutuhan itu telah selesai dibuat. Dan detil dari definisi test case dibuat setelah disain model disetujui. Atau dengan kata lain tes direncanakan dan di disain sebelum kode dibuat.
Testing butuh kebebasan Bila menginginkan adanya pengukuran yang tak biasa maka dibutuhkan pula tester yang tak biasa. Apa yang disebut Tester yang independen (tak tergantung/bebas): Pengamat yang tidak biasa Orang yang bertujuan untuk mengukur kualitas software secara akurat. Testing yang paling efektif harus dilakukan oleh pihak ketiga.
Disimpulkan Dari penjelasan 6 prinsip testing di atas, dapat disimpulkan bahwa kunci yang mempengaruhi kinerja dari testing adalah sebagai berikut: Wawasan dan kreatifitas tiap individu yang terlibat. Pengetahuan dan pemahaman terhadap aplikasi yang dites Pengalaman testing Metodologi testing yang digunakan Usaha dan sumberdaya yang dipakai.
To be continue…