LUTFIA NUR IZZATI 41612010053. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan motivasi dan macam-macam nilai dari Komik Jepang. Metode yang.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Objek Ilmu Menjual; ada 3 objek yang harus diketahui agar seorang penjual berhasil dalam menjalankan usahanya yaitu: Diri penjual; seorang penjual harus.
Advertisements

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
1. Fokuskan gaya bahasa promosi yang sesuai dengan segmen pasar
PENGANTAR BISINIS.
MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN
Kepuasan Pelanggan.
PENDAHULUAN. SOCIAL INFLUENCE ON BUYER BEHAVIOR PENGARUH KELOMPOK PADA PERILAKU KONSUMEN.
AHMAD MUHAJIR, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA KELAS X DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG.
Metode Penelitian Pemasaran
Loyalitas Pelanggan.
TUGAS BAHASA INDONESIA Pertemuan ke-6 Kelompok : Akbar Darmawan Anita Rafiqa Zein Putu Purba Padma Pratiwi.
MENGEMBANGKAN SEMANGAT WIRAUSAHA
MAD MUSHOFA, PERBEDAAN HASIL LATIHAN MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA KURA KAKI BAGIAN DALAM DAN KURA - KURA KAKI BAGIAN LUAR TERHADAP KETEPATAN.
DANUNG PUTRA ADIANTO, PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA NUANSA STUDIO.
SARTONO, ANALISIS SIKAP KONSUMEN MENGENAI PARASITE STORE DI KAWASAN SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG.
TAUFIK SEPTIARDI, ANALISIS SIKAP KONSUMEN MENGENAI STRATEGI RETAILING MIX DI CHAINSTORE GENERIK SEMARANG.
FX.VITRI BUDI SETIAWAN, SURVEY KEMAMPUAN TEKNIK DASAR SEPAK BOLA DAN KEMAMPUAN FISIK SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) INDONESIA MUDA (IM) KABUPATEN.
ROBERTUS BUDI TRI NUGROHO, PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.
ISTIANA, PENGARUH PERSEPSI PENGURUS MENGENAI SHU TERHADAP KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA DALAM RAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN KOPERASI PADA UNIT PERTOKOAN.
4.4. Faktor lingkungan Pertemuan 7.
INDRA PRAMUDITA, EFEKTIVITAS IKLAN KARTU SELULER MENGGUNAKAN MEDIA TELEVISI, MAJALAH DAN PAPAN REKLAME PADA REMAJA DI KOTA KLATEN.
ANDRE KITANANDA, PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR KAWASAKI BLITZ PADA PT. SINAR GEMALA SAKTI SEMARANG.
GATOT IRIYANTO, PERSEPSI GURU NON PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN.
(Kotler, 2001) PENJUAL PEMBELI KOMUNIKASI INFORMASI Sumber: Philip Kotler dan Amstrong G., 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga.
JEKI TIRAKANTI, ANALISIS EFEKTIFITAS IKLAN AXIS VERSI ''KIARA ANAK DENPASAR'' MELALUI TELEVISI PADA SISWA SMA NEGERI 3 PEKALONGAN.
KHUSNIATI KHOTIMAH, IDENTIFIKASI KESULITAN DAN PEMECAHAN MATA DIKLAT PENERAPAN KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA (PKDLE)PADA SISWA SMK NEGERI.
BAB 6 Menganalisis Pasar Konsumen
BHAYU BILLIANDRI, SURVEI KENDALA-KENDALA BELAJAR RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGARGOGONDO KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG.
SINTA DYANA SANTI, PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XII IPS SMA N 1 KARANG TENGAH KABUPATEN.
MOTIVASI PEMBELIAN OLEH KONSUMEN
Perilaku Konsumen Lintas Budaya
AMIN SUPRAPTO, MINAT MASUK PERGURUAN TINGGI BAGI SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI LISTRIK PADA SMK DI PURWOREJO.
ARIF SUPRIYADI, ANALISIS FAKTOR-FAKTOR ATRIBUT INTRINSIK, ATRIBUT EKSTRINSIK DAN PROMOSI PADA TOYOTA AVANZA DI KOTA SEMARANG.
YOGI FAJAR PRIYANTO, Pandangan Siswa Tentang Ekstrakurikuler Olahraga Bola Basket Di SMA Negeri 2 Kendal Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2008/2009.
WIRATNA ABDUL GHOFUR, MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN.
Pertemuan 1 Pendahuluan : Memahami Pemasaran
DEFINISI PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN
MEMBANGUN KEPUASAN, NILAI DAN UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN
ANALISA PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELIAN
Prinsip-prinsip Pemasaran
Pendahuluan Latar belakang
STRATEGI PEMASARAN Ariefka Sari Dewi, M.B.A..
BAB 2 MOTIVASI DAN KEBUTUHAN
SOCIAL INFLUENCE ON BUYER BEHAVIOR PENGARUH KELOMPOK PADA PERILAKU KONSUMEN Oleh: Dra. Rahma Wahdiniwaty,M.Si.
MATA KULIAH : PERILAKU KONSUMEN Dosen : Agus Arijanto,SE,MM
BAB 6 Menganalisis Pasar Konsumen
MODUL 2 RISET KONSUMEN PENDAHULUAN
Tujuan Analisa Pasar Konsumen
Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
Program Pascasarjana Magister Manajemen
Konsep dan lingkungan pemasaran
DIVISI TERMINAL PETI KEMAS
BAB 7 Menganalisis Pasar Konsumen
Customer behaviour Riset pasar 15/05/2015 Bahan Ajar Resista Vikaliana.
Erlis Budiarti EFEKTIVITAS IKLAN GOOD DAY COFFEE VERSI “INIKAH RASANYA CINTA?” PADA MEDIA TELEVISI DENGAN MENGGUNAKAN EPIC MODEL Fahrur Rosyid Laili Rohmah.
Pert. 7 & 8 Menganalisis Pasar Konsumen
KEWIRAUSAHAAN TOPIK 6 RENCANA PEMASARAN.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PADJAJARAN TELEVISI (PJTV) BANDUNG TERHADAP MINAT PEMASANG IKLAN (Study Deskriptif Kuantitatif Mengenai Strategi Komunikasi.
Menganalisis Pasar Konsumen
MOTIVASI USAHA Topik 2 : Konsep Motivasi.
PERILAKU KONSUMEN OVERVIEW.
Penyusun : Arville Andriawan XI-IPA Kalam Wira Buana XI-IPS
PERILAKU KONSUMEN OVERVIEW.
MEMAHAMI SEGMENTASI PASAR MANAJEMEN PEMASARAN
BAB 6 Menganalisis Pasar Konsumen
MEMBANGUN KEPUASAN, NILAI DAN UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN
01 PENGATAR BISNIS Konsep Bisnis Tujuan dan perkembangan dunia bisnis
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
UNIVERSITAS SATYAGAMA
Beberapa definisi Pemasaran : Menurut W Stanton, adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi.
Transcript presentasi:

LUTFIA NUR IZZATI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan motivasi dan macam-macam nilai dari Komik Jepang. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subyek pada penelitian adalah 35 siswa Sekolah Menengah Pertama di Malang, dimana digunakan teknik sampling insidental. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Metode analisa data adalah deskriptif kuantitatif. Hasil pertama dari penelitian ini adalah faktor motivasinya adalah kebutuhan sosial, kebutuhan egoistik, aktualisasi diri dan kebutuhan rasa aman. Kedua, nilai dari komik jepang adalah gambar dan bahasa yang digunakan dalam komik jepang mudah dimengerti, topiknya bervariasi dan kebanyakan sama dengan budaya Indonesia dan kadang ceritanya lebih realistik dan harganya lebih murah dibanding komik Amerika.

Kebutuhan konsumen akan mendorong dan mengarahkan individu untuk bertindak. Kondisi semacam ini disebut dengan motivasi. Motivasi digambarkan sebagai dorongan yang sangat kuat dalam diri individu untuk bertindak. Dorongan yang sangat kuat ini muncul karena adanya kondisi ketegangan (tension) yang ada sebagai hasil karena kebutuhan yang tidak terpenuhi. Menurut Maslow (dalam Schiffman dan Kanuk, 2000) ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu, kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan egoistik (egoistic or esteem needs) serta kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization) dalam membeli produk atau jasa. Ada kalanya konsumen membeli produk atau jasa didorong oleh kebutuhan fisik. Misalnya: orang merasa haus maka ia akan membeli Aqua.

Nilai atau value juga merupakan aspek penting yang dapat membuat konsumen puas serta loyal atau setia terhadap produk atau jasa. Nilai atau value diartikan sebagai selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total merupakan sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya total pelanggan adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa (Kotler, 2000). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang memberikan nilai lebih akan membuat konsumen puas dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk atau jasa. Salah satu alasan mengapa komik menjadi populer akhir-akhir ini adalah karena pengaruh TV (Johannsson dan Nonka, 1998). TV dianggap sebagai media gambar yang utama (Schiffman dan Kanuk, 2000) yang dapat berpengaruh pada perilaku konsumen. Acara- acara TV banyak menayangkan film-film kartun yang banyak digemari anak- anak maupun remaja, Misalnya Shinchan, Samurai X dan Spongebob. Cerita yang ada di film-film kartun ini juga banyak kesamaan atau kemiripan dengan cerita-cerita yang ada di komik, khususnya komik Jepang sehingga anak-anak juga suka membaca komik Jepang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi serta nilai (value) lebih yang dipersepsikan dan dirasakan oleh remaja ketika mereka menyewa, membaca, membeli ataupun mengkoleksi komik Jepang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTP yang menjadi pelanggan persewaan komik ”Tumapel Agency” di Singosari Malang. Sampel penelitian ini berjumlah 35 orang yang diambil dengan teknik Incidental Sampling. Metode pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Hasil analisis data menemukan bahwa motivasi siswa mengkonsumsi komik Jepang adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial (social needs). Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja adalah mampu menjalin hubungan interpersonal dengan orang-orang disekitarnya. Hubungan interpersonal ini merupakan sarana bagi remaja untuk menemukan jati diri atau identitas diri remaja (Hurlock, 1992). Komik dapat dijadikan topik pembicaraan yang sangat menarik bagi remaja, apalagi jika remaja memiliki kesamaan topik komik yang dibacanya. Hal ini akan membuat hubungan interpersonal diantara mereka akan semakin erat karena memiliki kesukaan yang sama (Feldman, 1999). Pada penelitian ini ditemukan juga bahwa harga sewa maupun harga beli komik Jepang ternyata lebih murah dibanding dengan komik Amerika. Hal ini di dukung oleh pendapatnya Schiffman & Kanuk (2000) yang menyatakan bahwa konsumen adakalanya memiliki motivasi yang sifatnya rasional saat membeli sesuatu dimana salah satunya dengan mempertimbangkan atau membandingkan antara harga dengan sesuatu yang hendak didapatkannya.

Perilaku siswa membaca komik Jepang dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan sosial atau kebutuhan untuk diterima oleh teman- temannya terutama peer groupnya, kebutuhan egoistik atau kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri serta kebutuhan akan rasa aman dari teman-temannya. Value lebih yang dimiliki oleh komik Jepang adalah gambar maupun bahasa yang disajikan mudah di cerna. Topik yang ditawarkan lebih bervariasi dan tidak jauh berbeda dengan dogeng ataupun cerita yang ada di Indonesia. Selain itu, topik yang ditawarkan sesuai dengan perkembangan jiwa segment pasarnya dan tidak ada muatan politis. Value yang cerita yang ditawarkan lebih realistis atau menyentuh kehidupan sehari hari, harga beli maupun ongkos pinjam lebih murah. Value yang lebih dari komik Jepang mendorong dan memotivasi konsumen untuk membeli dan membaca komik Jepang.

 Atkinson, R dan Flint, J http: sru/SRU33.html Armando, A., darojah, S. dan Sugianti, R Komik Nasional, Bangkit, Mati Lagi. Kalau saja koran dan majalah memberi tempat, kelemahan komik nasional: cerita. Republika. 24 Agustus 1997, hal. 3.  Bonneff, N Komik Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.  Feldman, R. S Understanding Psychology. Fifth Edition. Toronto: McGraw-Hill College.  Hadi, S Metodologi Riset. Jilid 1 dan 2. Yogyakarta: Andi Offset.  Hidayat, R. S Mempertanyakan komik (di) Indonesia. Kompas. 5 Pebruari 1998, hal. 19.  Hurlock, E.B Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Imai, M KAIZEN (Kunci Sukses Jepang Dalam Persaingan). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Izawa, E (Via Internet) Johansson, J.K dan Nonaka, I Cara Pemasaran Ala Jepang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.