Metode Prakiraan Dampak Soeryo Adiwibowo Kepala PPLH IPB Materi Pelatihan AMDAL Penilai, Kementerian Lingkungan Hidup, 30 Agustus – 15 September 2004, Serpong, 3 September 2004
Menu Definisi “dampak proyek” Besar dampak (magnitude of impact) & dampak besar (big magnitude of impact) Dampak penting (significance impact) & landasan hukumnya Macam metode prakiraan dampak
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak Pendekatan “Dengan & Tanpa Proyek” Besar dampak lingkungan (magnitude of impact) dan arah dampak lingkungan yang akan terjadi di ruang dan waktu tertentu, diprakirakan dengan pendekatan sebagai berikut: Semisal, pelingkupan yang dilakukan telah mengidentifikasi 5 kompo-nen atau parameter lingkungan yang diduga akan mengalami dampak penting lingkungan, yakni: Kualitas badan air penerima limbah (yg antara lain dinyatakan dalam parameter BOD, bio oxygen demand, mg/liter) Kelimpahan jenis ikan yang terdapat di badan air penerima limbah, Populasi ikan bernilai ekonomi yang terdapat di badan air penerima limbah, Penghasilan nelayan penangkap ikan di perairan yang terkena air limbah. Sikap nelayan penangkap ikan terhadap industri pembuang air limbah. Maka, prakiraan terhadap besar dan arah dampak lingkungan dilakukan untuk setiap komponen dari 5 komponen lingkungan, yang menurut pelingkupan, diduga terkena dampak penting lingkungan. Dampak proyek= Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan dengan proyek tanpa proyek
Prakiraan (Besar) Dampak Pendapatan setara beras (kg/jiwa/thn) Kondisi dengan proyek A 350 O4 320 B Area Besar Dampak O1 O5 Kondisi tanpa proyek O2 250 O6 Penjelasan: Studi AMDAL dilakukan sebelum tahun t1. Proyek dimulai pada tahun t1. (Besar) dampak lingkungan pada saat proyek memasuki umur t2 diprakirakan sebesar O1 - O2. Mengingat keterbatasan manusia dalam memprakirakan dampak lingkungan yang akan terjadi, maka “Kondisi lingkungan tanpa proyek” pada tahun t2 diasumsikan konstan dengan “Kondisi pada saat proyek dimulai” (dalam grafik ditunjukkan oleh garis C - O3, sehingga dampak lingkungan yg diukur pada tahun t2 adalah O1 - O3. C O3 T1 T2 T3 Umur Proyek) Proyek A Dimulai
Besar Dampak vs Dampak Besar Dampak pd tahun T2 berukuran kecil Pendapatan setara beras (kg/jiwa/thn) Kondisi tanpa proyek Area Besar Dampak O4 A 350 O1 O2 B 320 Dampak pd tahun T3 berukuran besar C 250 O5 O3 Kondisi dengan proyek Penjelasan: Studi AMDAL dilakukan sebelum tahun t1. Proyek dimulai pada tahun t1. (Besar) dampak lingkungan pada saat proyek memasuki umur t2 diprakirakan sebesar O1 - O2. Mengingat keterbatasan manusia dalam memprakirakan dampak lingkungan yang akan terjadi, maka “Kondisi lingkungan tanpa proyek” pada tahun t2 diasumsikan konstan dengan “Kondisi pada saat proyek dimulai” (dalam grafik ditunjukkan oleh garis C - O3, sehingga dampak lingkungan yg diukur pada tahun t2 adalah O1 - O3. T1 T2 T3 Umur Proyek Proyek B Dimulai
Prinsip Dasar Prakiraan Dampak Prinsip Keterkaitan antar Dampak dari Proyek Prakiraan dampak suatu komponen harus mempertimbangkan prakiraan komponen lingkungan lain yang terkait. Contoh, prakiraan terhadap perubahan pendapatan nelayan harus mempertimbangkan hasil prakiraan dampak populasi ikan
Prakiraan Dampak Sosial Harus dapat memprakirakan siapa yang terkena dampak. “Berapa banyak” yang akan terkena dampak dan siapa kelompok/ golongan masyarakat yang terkena dampak. Dalam bentuk apa (in what way) terkena dampak media transportasi limbah/emisi, media biologi Berapa lama dampak berlangsung dan seberapa dalam intensitas dampak yang ditimbulkan → Bila pelingkupan terfokus baik (isu pokok, potensi dam-ting & batas studi) serta pengumpulan dan analisis data terarah; maka prakiraan dampak akan tajam dan analitis. Kegiatan yang menimbulkan dampak lingkungan ada yang disebabkan oleh kegiatan manusia dan ada yang disebabkan oleh aktivitas alam, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, semburan gas beracun dari kawah, dan lain sebagainya. Dalam AMDAL, dampak lingkungan yang dikaji adalah dampak lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya kegiatan atau usaha yang direncanakan oleh manusia. Dampak lingkungan yang timbul tidak tersebar secara homogen menurut ruang dan waktu.
Prakiraan Dampak Sosial - Analogi Masyarakat X pada kondisi tanpa proyek P Masyarakat X pada kondisi dengan proyek P Proyek P Selisih “dengan” & “tanpa proyek” Prakiraan Dampak Masyarakat Y pada kondisi tanpa proyek P Masyarakat Y pada kondisi tanpa proyek P Masyarakat X dengan proyek P Saat lalu Saat penyusunan ANDAL Masa mendatang P : Proyek yang akan dibangun di sekitar masyarakat X
Metode Prakiraan (Besar) Dampak Metode Formal Model Fisik (physical model) Eksperimen (experimental method) Model matematik Metode InFormal Penilaian ahli (professional judgement) Teknik Analog Dua metode yang pertama sering dikenal juga sebagai metode nonformal dalam prakiraan dampak. Adapun tiga metode lainnya digolongkan sebagai metode formal. Berbagai metode tersebut tidak melulu diperuntukkan bagi prakiraan dampak sosial. Metode prakiraan dampak yang bersifat non formal artinya, dalam memprakirakan besar dampak digunakan teknik membanding fenomena serupa di tempat lain, dan atau menggunakan kemampuan prediktif yang bersumber pada kehandalan dan pengalaman profesi dari tenaga ahli bersangkutan. Metode prakiraan dampak yang bersifat formal artinya, dalam memprakirakan besar dampak digunakan formula, rumus, atau model-model tertentu; sehingga reliabilitas atau kehandalan metode tersebut terukur. Asumsinya, bila ada pihak lain menggunakan metode yang sama untuk memprakirakan dampak serupa di ruang dan waktu yang sama, akan diperoleh hasil yang sama.
Metode Formal Teknik memprakirakan dampak dengan menggunakan formula, model atau rumus tertentu, baik yg sudah dikembangkan oleh pakar lain maupun yg dibuat sendiri. Hasil prakiraan bersifat kuantitatif dengan dukungan tabel, grafik atau referensi spasial/geografis.
Metode Formal Terlepas dari persoalan akurat tidaknya prakiraan dampak, akuntabilitas metode formal lebih dapat ditelusuri ketimbang yg bersifat non formal Metode ini harus hati-hati digunakan karena sering terdapat asumsi atau koefisien teknis yg tidak relevan dgn kondisi Indonesia
Metode Formal Model Fisik Model Illustrasi Illustrasi (sketsa, foto, film) tentang kondisi lingkungan “Tanpa Proyek” vs “Dengan Proyek” Model Miniatur Simulasi kondisi dengan proyek melalui model miniatur (sering digunakan utk aspek fisik kimia) Asumsi: Antara model miniatur & yang diamati terdapat kesamaan proses/dinamika
Metode Formal Model Eksperimen Banyak digunakan oleh aspek biologi Eksperimen Laboratorium Kondisi lingkungan yang akan terjadi karena proyek diuji coba di laboratorium Eksperimen di Calon Lokasi Proyek Eksperimen dengan pengujian langsung di (calon) lokasi kegiatan proyek
Metode Formal Model Matematik Model Proyeksi Model Empirik (black box) Prakiraan dampak dibangun berdasarkan model matematik yang dikonstruksikan dari teori dan asumsi bekerjanya suatu kondisi sosial tertentu. Misal, model proyeksi pertambahan penduduk Model Empirik (black box) Model dibangun berdasarkan hasil pengamatan secara empiris terhadap perilaku input-ouput obyek yang diteliti, tanpa melihat perilaku proses Contoh: Model Efek Pengganda (Multiplier Effect)
Metode Informal Teknik memprakirakan dampak yang mengandalkan pada kemampuan profesional pakar (ilmu-ilmu sosial). Ketajaman metode ini banyak ditentukan oleh: Pengalaman empiris yang terhimpun pada pakar bersangkutan Kemampuan analisis-sintesis secara logis dari pakar bersangkutan Hasil prakiraan dapat bersifat kuantitatif
Metode Informal Metode ini sebaiknya digunakan manakala tidak ada metode formal yang representatif dan atau tidak tersedia data yang dipersyaratkan oleh metode formal yang akan digunakan. Kesahihan metode informal sangat tergantung pada kemampuan pakar yang menggunakannya. Sehingga hasilnya tidak selalu lebih rendah dari metode formal.
Metode Informal Penilaian Ahli Meminta kepada seorang ahli Meminta pendapat kepada lebih dari 1 (satu) orang ahli Meminta pendapat kepada group para ahli/asosiasi pakar Meminta kepada group para ahli untuk menyepakati dan melembagakan konsensus yang dicapai
Metode Informal Teknik Analog Fenomena dampak lingkungan tertentu (akibat proyek tertentu) digunakan untuk memperkirakan dampak kegiatan/proyek sejenis di lokasi lain misal: Sebab-sebab timbulnya keresahan warga masyarakat sekitar tambang batubara di Barito Utara (Kaltim) digunakan sebagai analogi untuk kasus tambang batubara di Kalsel
Sejauh mana Dampak Lingkungan yang timbul Bersifat Penting Sejauh mana Dampak Lingkungan yang timbul Bersifat Penting?: Evaluasi Sifat Penting Dampak Sejauh mana perubahan lingkungan (dampak) akibat rencana kegiatan/usaha yang timbul bersifat mendasar terhadap: stabilitas dan keberlanjutan kehidupan ekologi (ecological importance), dan/atau kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat (social importance) Setiap kelompok masyarakat memberi nilai penting yang berbeda-beda (ruang, waktu) terhadap dua segi kehidupan tersebut Dua metode yang pertama sering dikenal juga sebagai metode nonformal dalam prakiraan dampak. Adapun tiga metode lainnya digolongkan sebagai metode formal. Berbagai metode tersebut tidak melulu diperuntukkan bagi prakiraan dampak sosial. Metode prakiraan dampak yang bersifat non formal artinya, dalam memprakirakan besar dampak digunakan teknik membanding fenomena serupa di tempat lain, dan atau menggunakan kemampuan prediktif yang bersumber pada kehandalan dan pengalaman profesi dari tenaga ahli bersangkutan. Metode prakiraan dampak yang bersifat formal artinya, dalam memprakirakan besar dampak digunakan formula, rumus, atau model-model tertentu; sehingga reliabilitas atau kehandalan metode tersebut terukur. Asumsinya, bila ada pihak lain menggunakan metode yang sama untuk memprakirakan dampak serupa di ruang dan waktu yang sama, akan diperoleh hasil yang sama.
Evaluasi Sifat Penting Dampak Penting-tidaknya dampak sangat ditentukan oleh kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang terkena dampak. Sehingga sifat penting dampak sangat kontekstual: Emic, tergantung pada nilai-nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat yg berkepentingan dengan dampak yang timbul Relatif, apa yang dipandang penting saat ini dapat berubah di masa mendatang
Evaluasi Sifat Penting Dampak Faktor penentu dampak penting: PP No. 27 Tahun 1999 1. Jumlah manusia yang terkena dampak 2. Luas wilayah persebaran dampak 3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak 5. Sifat kumulatif dampak Berbalik atau tidak berbaliknya dampak Tolok ukur penting tidaknya dampak Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-056 Tahun 1994, Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting Dua metode yang pertama sering dikenal juga sebagai metode nonformal dalam prakiraan dampak. Adapun tiga metode lainnya digolongkan sebagai metode formal. Berbagai metode tersebut tidak melulu diperuntukkan bagi prakiraan dampak sosial. Metode prakiraan dampak yang bersifat non formal artinya, dalam memprakirakan besar dampak digunakan teknik membanding fenomena serupa di tempat lain, dan atau menggunakan kemampuan prediktif yang bersumber pada kehandalan dan pengalaman profesi dari tenaga ahli bersangkutan. Metode prakiraan dampak yang bersifat formal artinya, dalam memprakirakan besar dampak digunakan formula, rumus, atau model-model tertentu; sehingga reliabilitas atau kehandalan metode tersebut terukur. Asumsinya, bila ada pihak lain menggunakan metode yang sama untuk memprakirakan dampak serupa di ruang dan waktu yang sama, akan diperoleh hasil yang sama.
Dampak Besar & Penting Besar dampak (magnitude of impact): merujuk pada derajat perubahan lingkungan (besar/kecil) Dampak besar (big magnitude of impact): merujuk pada perubahan lingkungan yang tergolong besar Makna penting perubahan (dampak) lingkungan terhadap kehidupan sosial dan ekologi akibat adanya rencana kegiatan/usaha Dampak besar dalam UU No. 23/1993 & PP No. 27/1997: magnitude of impact atau big magnitude of impact ? Dampak yang besar (big magnitude of impact ) tidak senantiasa berdampak penting (mis, dampak pd 500 ha alang2) Dampak yang kecil (small magnitude of impact) dapat bersifat penting (mis, perubahan 0.5 0c pada suhu air laut akibat buangan limbah cair berakibat penting pada populasi benur udang)
Besar Dampak & Penting Dampak Pendapatan setara beras (kg/jiwa/thn) Kondisi dengan proyek Area Dampak Penting Garis kemiskinan A 350 O4 320 B Besar Dampak O1 O5 O2 Kondisi tanpa proyek 250 O6 Penjelasan: Studi AMDAL dilakukan sebelum tahun t1. Proyek dimulai pada tahun t1. (Besar) dampak lingkungan pada saat proyek memasuki umur t2 diprakirakan sebesar O1 - O2. Mengingat keterbatasan manusia dalam memprakirakan dampak lingkungan yang akan terjadi, maka “Kondisi lingkungan tanpa proyek” pada tahun t2 diasumsikan konstan dengan “Kondisi pada saat proyek dimulai” (dalam grafik ditunjukkan oleh garis C - O3, sehingga dampak lingkungan yg diukur pada tahun t2 adalah O1 - O3. C O3 T1 T2 T2n T3 Umur Proyek) Proyek A Dimulai
Besar Dampak & Penting Dampak Pendapatan setara beras (kg/jiwa/thn) Kondisi dengan proyek Kondisi tanpa proyek Garis Kemiskinan A O1 O4 350 Area Besar Dampak B 320 O2 Area Dampak Penting C 250 O5 O3 Penjelasan: Studi AMDAL dilakukan sebelum tahun t1. Proyek dimulai pada tahun t1. (Besar) dampak lingkungan pada saat proyek memasuki umur t2 diprakirakan sebesar O1 - O2. Mengingat keterbatasan manusia dalam memprakirakan dampak lingkungan yang akan terjadi, maka “Kondisi lingkungan tanpa proyek” pada tahun t2 diasumsikan konstan dengan “Kondisi pada saat proyek dimulai” (dalam grafik ditunjukkan oleh garis C - O3, sehingga dampak lingkungan yg diukur pada tahun t2 adalah O1 - O3. T1 T2 T2n T3 Umur Proyek Proyek B Dimulai
Muatan Pokok Dokumen ANDAL Deskripsi Proyek Bab 4 Rona LH Alternatif 1 Rona LH Alternatif 2 Bab 5 Dampak lingkungan yg dikaji hrs sesuai dgn KA ANDAL Prakiraan Dampak Alternatif 1 Prakiraan Dampak Alternatif 2 Bab 6 Dampak lingkungan yg dikaji hrs sesuai dgn KA & Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak utk Pengambilan Keputusan: Alternatif 1 vs Alternatif 2 ? Bab 7
Mutu Dokumen AMDAL yang telah Disetujui (Kasus 20 dokumen AMDAL, 1995) Uraian Dok. AMDAL Analisis Tahap 1: besar & penting dampak Hanya mengkaji besar dampak 9 Mengkaji besar dan penting dampak 11 Jumlah Dokumen 20 Analisis Tahap 2: kriteria penting dampak Memakai kriteria yang dibuat sendiri 4 Tidak jelas kriteria yang digunakan 3 Memakai Kepka Bapedal 056/1994