Nenek Moyang Bangsa Indonesia By: Wahyu Siswantriyani
Menurut Van Heine Geldiren nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari rumpun Austronesia, mereka datang dari Yunan secara bergelombang. Gelombang pertama disebut Proto Melayu, gelombang kedua disebut Deuteromelayu
1. Proto Melayu Proto Melayu atau Melayu Tua adalah kelompok rumpun Austronesia yang datang pada gelombang pertama. Mereka melalui dua jalur, yaitu:
A. Jalur Barat dan Selatan melalui Semenanjung Malaka terus ke Sumatera. Kelompok ini kemudian menyebar ke seluruh wilayah Indonesia lainnya, keturunan Proto Melayu saat ini adalah masyarakat Nias, Batak, Dayak dan Sasak. Mereka membawa kebudayaan kapak persegi.
B. Jalur Utara dan Timur, melalui teluk Tonkin menuju Taiwan, Filipina dan Sulawesi. Keturunan Proto Melayu daerah ini adalah Toraja. Mereka membawa kebudayaan kapak lonjong.
Deutero Melayu atau Melayu Muda merupakan rumpun Austronesia yang datang ke Indonesia pada gelombang kedua. Mereka masuk melalui jalur barat yaitu semenanjung Malaya terus ke Sumatera dan menyebar ke wilayah Indonesia lainnya.
Bangsa Deutero Melayu membawa kebudayaan logam atau perunggu yang pusatnya di Dongson (Vietnam Utara. Contohnya: nekara, arca, candrasa dll. Mereka juga membawa kebudayaan batu besar. Selain dari Dongson ternyata mereka juga berasal dari Bacson Hoabinh yang terletak di Teluk Tonkin.
Lo,ok the map!
Dari hasil penelitian mengenai nenek moyang bangsa Indonesia bahwa dalam bidang ekonomi, masyarakat di Nusantara ada yang hidup dari pertanian atau dikenal dengan masyarakat agraris dan ada yang hidup dari kegiatannya di laut yang dikenal dengan masyarakat bahari.
Sebagai masyarakat agraris mereka sudah menanam padi-padian yang semula hanya sebagai tumbuh-tumbuhan liar, kemudian umbi-umbian. Pertama mereka bercocok tanam dengan membakar hutan dan berladang, kemudian mencari tempat tinggal di sepanjang aliran sungai untuk bersawah.
Dengan mengatur tata air atau irigasi secara sederhana dan penguasaan ilmu astronomi,mereka mulai memilih tanaman sesuai dengan musim. Peralatan untuk bertani misalnya cangkul, kapak lonjong, kapak persegi dan anai-anai.
Sebagai masyarakat bahari Mereka sudah memiliki kemampuan mengarungi lautan terbukti saat mereka pindah dari Yunan melalui laut hanya menggunakan perahu bercadik, yaitu perahu yang sisi kanan dan kiri dipasang kayu agar perahu imbang jika terkena ombak.
Ingat ini adalah peta penemuan manusia purba
Matur Nuwun terima kasih with love