CONTAINER SHIP PROCEDURES PROSEDUR KAPAL KONTAINER

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Solusi Persamaan Diferensial Biasa (Bag. 1)
Advertisements

Pemrograman Terstruktur
TAHAP ANALISIS SISTEM ALASAN MELAKUKAN ANALISIS SISTEM
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
MAINTENANCE PROCEDURES SHIPBOARD
Translasi Rotasi Refleksi Dilatasi
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
Menempatkan Pointer Q 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
Tugas: Perangkat Keras Komputer Versi:1.0.0 Materi: Installing Windows 98 Penyaji: Zulkarnaen NS 1.
PERANGKAT AKREDITASI SD/MI
CARGO STOWAGE PLAN (The Management of General Cargo Operations)
1suhardjono waktu 1Keterkatian PKB dengan Karya Inovatif, Macam dan Angka Kredit Karya Inovatif (buku 4 halaman ) 3 Jp 3Menilai Karya Inovatif.
Matematika Diskrit Dr.-Ing. Erwin Sitompul
Nama: AGUS PRAYOGA INSTALASI WINDOWS XP Kelas : X_TKJ_1.
PENGERTIAN INTERRUPT VEKTOR INTERUPSI
KETENTUAN SOAL - Untuk soal no. 1 s/d 15, pilihlah salah satu
BAB 2 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-9
©2003 TBBMI SEKARANG DATANGLAH GAGASAN BESAR “LALU APA!” 01 1.
WEEK 6 Teknik Elektro – UIN SGD Bandung PERULANGAN - LOOPING.
WORKSHOP INTERNAL SIM BOK
Menggunakan Alat-alat Ukur
Shipboard Document Control Procedures ISM Code Code 11 Documentation
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Integral Lipat-Tiga.
Jumlah Peserta Amplop Besar (isi 20 eksemplar) Amplop Kecil A (Isi 10 eksemplar) Amplop Kecil B (isi = n eksemplar) 20 1 eksp amplop.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
: : Sisa Waktu.
PENGANTAR SISTEM INFORMASI NURUL AINA MSP A.
Luas Daerah ( Integral ).
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
FUNGSI MATEMATIKA DISKRIT K- 6 Universitas Indonesia
Pemrograman Terstruktur
EKUIVALENSI LOGIKA PERTEMUAN KE-7 OLEH: SUHARMAWAN, S.Pd., S.Kom.
Turunan Numerik Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I
NERACA LAJUR DAN JURNAL PENUTUP
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
MODEL EER (Enhanced Entity Relationship)
BULK CARRIER PROCEDURES PROSEDUR KAPAL MUATAN CURAH
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Waniwatining II. HIMPUNAN 1. Definisi
CARA PENYERAHAN BARANG EKSPOR IMPOR (INCOTERMS 2000)
KAS Materi 03.
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
Aritmatika Bilangan Biner
FUNGSI STRUKTUR DISKRIT K-8 Program Studi Teknik Komputer
G RAF 1. P ENDAHULUAN 2 3 D EFINISI G RAF 4 5.
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
Algoritma Branch and Bound
Karakteristik Respon Dinamik Sistem Lebih Kompleks
BIAYA, TARIF ANGKUTAN DAN PEMBENTUKAN HARGA
PENGANTAR SISTEM INFORMASI NURUL AINA MSP A.
MATA KULIAH KURIKULUM INTI DAN INSTITUSIONAL KURIKULUM 2002 PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS.
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Bersyukur.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Dasar probabilitas.
Universitas Udayana.
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
P OHON 1. D EFINISI Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit 2.
WISNU HENDRO MARTONO,M.Sc
Proses Oleh : Wahyu Andhyka Kusuma
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)
Container (Petikemas)
Transcript presentasi:

CONTAINER SHIP PROCEDURES PROSEDUR KAPAL KONTAINER

DAFTAR ISI Section 1 - General Section 2 - Standard Operating Procedures Section 3 - Dangerous Goods Section 4 - Refrigerated Cargo Section 5 - Awkward and Break Bulk Cargo Section 6 - Container Securing Section 7 - Machinery and Fittings

Section 1- General 1.01 Introduction 1.02 Standard Operating Procedures 1.03 Principal’s Instruction 1.04 Officer in Charge

1.01 - Introduction Prosedur ini digunakan untuk kapal yang di design khusus mengangkut Container Cargo Dan merupakan Supplement dari “General Cargo Procedures”. Bila ada conflict antara persyaratan manual ini dengan General Cargo Procedures, maka persyaratan manual ini lebih diutamakan.

1.02 - Operational safety Manual ini merupakan bagian tak terpisahkan dari : The ship’s “Cargo Securing Manual” IMO Publication “International Convention for Save Containers”

1.03 - Principal’s Instructions Principals diartikan sebagai Owner, Charterer atau Shipper / Pengirim Cargo. Kadang kala Principle mengeluarkan Instruksi ke Kapal untuk membawa Container Cargo umumnya dan beberapa Refrigerated Cargo. Bila timbul conflict antara intruksi tsb dengan Standard Prosedur Perusahaan atau dalam manual ini, maka Master harus segera melaporkannya ke perusahaan.

Officer in Charge adalah Chief Officer Yang bertanggung jawab kepada Master untuk seluruh operasi yang meliputi Operasi Cargo Operasi Ballast Operasi pendukung lainnya

Section 2 - Standard Operating Procedures 2.01 General 2.02 Prior to Arrival 2.03 At the Berth 2.04 Prior to Departure 2.05 On Passage 2.06 Storing 2.07 Cargo Security 2.08 Hold Cleaning

2.01 - General / Umum Prosedur ini secara umum meliputi kegiatan Loading, Carriage dan Discharge Container Cargo dan harus disesuaikan dengan indivual kapal serta daerah pelayarannya.

2.02 - Prior to Arrival / Sebelum Tiba C/O harus: 1. Menyiapkan Discharge Plan yang menujukkan jumlah containers yang akan dibongkar di port dan jika perlu termasuk detil isinya tentang Reefer / Dangerous goods dan Awkward/Break muatan curah. 2. Menghitung kondisi kapal pada saat setelah selesai muat dengan Cargo Loading Computer (bila ada).

2.03 - At the Berth / Dipelabuhan C/O harus : Berhubungan dengan Terminal Supervisor untuk persetujuan Discharge Plan setelah melakukan penyesuaian sesuai dengan perubahan detil tujuan yang dibuat oleh Central Planner. Copy perencanaan yang telah disetujui harus diberikan kepada Duty Deck Officer. Memperoleh preliminary loading plan dari Supervisor Terminal termasuk dangerous cargoes dan muatan curah Check loading plan dan kemudian memasukkan ke Loading Computer untuk verify stability dan stress. Dan juga persiapan ballast yang diperlukan. Duty Officer harus menjamin bahwa pembongkaran dan pemuatan dilakukan sesuai dengan loading plan.

2.04 - Prior Departure / Sebelum Keberangkatan C/O harus memperoleh final stowage plan dari Supervisor Teminal, mencatat segala perubahan dan mengecek di loading computer tentang stability dan stress kapal. Dan melaporkan kondisi tersebut kepada Master sebelum kapal berangkat. Master harus selalu ingat bahwa berat muatan yang disajikan oler Supervisor Terminal di beberapa pelabuhan tidak tepat. Sehingga bila perhitungan stabilitas dan stress kapal yang dilakukan sebelum, pada saat dan setelah selesai muat menghasilkan angka yang mendekati kritis maka pemuatan di atas dek akan menjadi permasalahan. Bila Master yakin bahwa stabilitas kapal tidak mencukupi, maka kapal tidak boleh dilayarkan dan segera melapor ke perusahaan.

2.05 - Selama Pelayaran Paling lama setiap 2 hari, C/O harus selalu meng-update Loading Computer dengan kondisi terakhir tangki dan menjamin bahwa stability dan stress kapal selalu dalam keadaan baik.

2.06 - Storing Jika akan melakukan storing dengan menggunakan alat angkat kapal, maka harus dilakukan persetujuan dengan Supervisor Terminal. Selama operasi storing, harus selalu dijaga agar tidak terjadi kontak antara alat angkut kapal dengan gantry darat. Dan C/O harus menyaksikan operasi storing tersebut.

2.07 - Cargo Security Personil kapal harus selalu manjaga terhadap pencurian muatan. Jika container seal hilang atau terbuka selama operasi pemuatan, harus segera dilaporkan kepada Supervisor Terminal untuk dilakukan penggantian seal. Dan dicatat di dalam Dek Log Book. Jika container seal hilang atau terbuka pada saat di kapal, agar segera melapor kepada Master. Dan Master memberikan instruksi kepada C/O agar melakukan penggantian. Dan dicatat di dalam Dek Log Book. Dan juga segera melapor kepada Pemilik atau Charterer Setiap kapal harus membawa seal cadangan dan disimpan dengan baik.

2.08 - Hold Cleaning / Kebersihan Ruang Muat Sampah stevedor, patahan alat pengunci dll tidak boleh dikumpulkan di atas tank top yang dapat menyebabkan macetnya isapan bilga. Tank top harus selalu dibersihkan, paling lama selama 3 bulan. Pekerjaan ini agar dilakukan berbarengan dengan pekerjaan testing lainnya.

Section 3 - Dangerous Good / Barang Berbahaya 3.01 General 3.02 Pemuatan Barang Berbahaya / Dangerous Good 3.03 Hazard Labels / Label Bahaya 3.04 Hazardous Material Training

3.01 - General / Umum Muatan berbahaya harus dibawa sesuai dengan International Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code Bila menerima manifest Muatan Berbahaya dari Supervisor Terminal, maka C/O harus mengetahui property dari muatan dan cara penanganannya dan dicheck di IMDG Code. Harus di check pula di fitness certificate kapal tentang lokasi pemuatan.

3.02 - Pemuatan Barang Berbahaya Pada saat pemuatan Duty Deck Officer harus menjamin bahwa : 1. Container dalam keadaan baik tanpa kerusakan atau cacat. 2. Hazard label ditempelkan di 4 sisi 3. Container seal terkunci dengan baik 4. Container ditempatkan sesuai dengan perencanaan.

3.03 - Hazard Label / Label Bahaya 1. Sebelum tiba di pelabuhan, Container Dangerous Cargo harus dicheck untuk menjamin bahwa hazard label masih terpampang dengan baik. 2. Setap harus membawa spare hazard label yang akan digunakan untuk mengganti label yang rusak. 3. Stok hazard label agar diminta langsung ke owner atau charterer.

3.04 - Hazardous Material Training 1. Master dan semua Deck Officers harus familiar dengan prosedur pemuatan Barang Berbahaya dan diberikan “Hazardous Material Training Certificates” 2. Certificate harus diterbitkan kepada Officer yang telah mendapatkan pelatihan dan belajar tentang IMDG Code. 3. Cara pembuatan agar mengacu kepada Company Forms

Section 4 - Refrigerated Cargo / Muatan Dingin 4.01 General / Umum 4.02 Tanggungjawab 4.03 Reefer Stowage Arrangement 4.04 Pemuatan Reefer Container 4.05 Completion Records 4.06 Reefer Repair 4.07 Reefer Manual and Spares

4.01 - General / Umum Agar selalu diingat bahwa reefer container selalu memuat barang yang bernilai tinggi.

4.02 - Tanggungjawab Membawa refer container membutuhkan kerja sama antara Deck dan Engine Department. C/O bertanggung jawab terhadap pemuatan/pembongkaran refer container. C/E bertanggung jawab terhadap perawatan selama pelayaran. C/E boleh mendelegasikan monitoring rutin kepada officer lainnya dengan catatan bahwa setiap ada kerusakan harus segera dilaporkan kepada C/E.

4.03 - Refer Stowage Arrangement C/O harus menyiapkan arrangement pemuatan reefer dari builder plan yang menyangkut lokasi reefer dan voltase socketnya setiap bay-nya. Copy dari plan tersebut harus disiapkan untuk Terminal Supervisor dan Duty Deck Officer.

4.04 - Pemuatan Reefer Container Setibanya di pelabuhan, C/O harus segera mendapatkan daftar reefer yang akan dimuat (jumlah, lokasi, commodity, temperature) dari Terminal Supervisior. Setiap reefer yang dimuat harus dicheck : sealnya socketnay telah dipasang dan mesinnya berjalan dengan baik Ventilasi dan temperaturenya sesuaide dengan informasi dari Terminal Supervisior. Jika ada perbedaan agar segera diklarifikasi dengan Supervisor Terminal. Jika ditemukan terdapat mesin reefer yang rusak maka agar segera dilaporkan kepada C/E dan C/E agar konsultasi dengan Terminal Supervisor untuk perbaikan. Sebelum berlayar, C/O harus menerima reefer manifest dari Supervisor Terminal sesuai dengan reefer list.

4.05 - Completion Record C/O harus mengisi Inspection Records of Temperature Controlled Container at Loading Bila refer diketemukan “Hot Loaded” atau “ Out of Range) padahal mesin refer berfungsi, maka agar OP51 ditandatangi juga oleh shipper representative. Setiap pagi dan siang Reefer harus dimonitor dan dicatat di “Daily Monitoring Record of Temperature Controlled Containers” Cara pengisian agar mengacu pada Company Forms. Jika charterer/shipper menyediakan form serupa maka agar menggunakan form dari charterer/shipper

4.06 - Perbaikan Reefer Short voyage -----> tidak perlu membawa spare atau melakukan perbaikan refer Long voyage------>kapal harus membawa spare dan C/E melakukan perbaikan seperlunya. Bila dilakukan perbaikan terhadap kerusakan reefer diatas kapal, maka segala aktivitas agar dicatat dalam form yang diterbitkan oleh charterer. Bila kerusakan tidak dapat diperbaiki dengan cepat dan menyebabkan muatan rusak, atau perbaikan hanya dapat dilakukan dari darat saja, maka Master harus membuat Reefer Failure Report dan dikirimkan ke charterer. Container No, commodity, stowage location, port of loading & discharge, set temperature, present temperature, sifat kerusakannya, dan tindakan yang telah dilakukan oleh crew kapal. Kapal menyimpan satu kembar copy laporan untuk file.

4.07 - Reefer Manual dan Spare Jika C/E bertanggung jawab terhadap perbaikan refeer, maka ia harus mempunyai Maker Maintenance Manual untuk setiap reefer yang ada di atas kapal. Master agar minta kepada charterer untuk buku tersebut. C/E harus menjamin terdapat spare part / gas yang cukup tersedia di aatas kapal. Dan melaporkan ke Master bila membutuhkan spare / gas.

Section 5 - Akward and Break Bulk Cargo 5.01 Sebelum Muat 5.02 Penanganan Akward Cargo 5.03 Selama Pelayaran

5.01 - Sebelum Muat Terminal Supervisor harus memberikan list akward cargo kepada C/O. Daftar tersebut menyangkut ukuran dan beratnya. Sebelum menerima akward cargo, C/O harus menjamin bahwa flat rack unti telah disiapkan untuk flooring dibawah muatan. Sebelum menerima muatan untuk Under Deck Stowage, C/O harus menjamin bahwa ukuran “over weight” dan “overheight” tidak melebihi maximum permissible cargo hold. Dan juga total berat muatan dan flat rack tidak akan melebihi maximum permissible tank top stack weight. Sebelum muat cargo On Deck Stowage, C/O harus menjamin bahwa cargo digantung disisi kapal dan total berat muatan dan flat rack melebihi permissible hatch cover stack weight.

5.02 - Penanganan Akward Cargo C/O dan Officer Jaga harus hadir pada saat pembongkaran dan pemuatan akward cargo untuk menjamin prosedur pemuatan dilakukan dengan benar. Stevedore bertangung jawab terhadap kerusakan muatan pada saat operasi mautan. Bila hal itu terjadi, maka agar segera membuat Stevedore Damage Report dan dikirimkan kepada charterer. C/O dan Officer Jagaharus menjamin bahwa akward cargo dibuat sesuai dengan perencanaan. Lashing terhadap akward cargo harus sesuai dengan C/O. Namun bila Cargo Surveyor ditunjuk untuk menangani lashing maka C/O melakukan inspeksi bila pelashingan telah selesai dilaksanakan.

5.03 - Selama Pelayaran Lashing akward dan bulk cargo harus dicheck oleh C/O setiap hari selama pelayaran. Check tambahan harus dilakukan bila terdapat cuaca buruk. Hasil pengecekan dicatat dalam Deck Log Book.

Section 6 - Container Securing 6.01 General 6.02 Securing Procedures 6.03 Selama Pelayaran 6.04 Perawatan Lashing Material 6.05 Perbaikan Lashing Material 6.06 Precautions / Pencegahan

6.01 - Unum Securing container harus sesuai dengan Cargi Securing Manual.

6.02 - Securing Procedures Securing Plan harus terpampang di ship office. Copynya agar disiapkan untuk digunakan oleh Officer Jaga atau Foreman. Officer Jaga harus mengecheck lashing arrangment dan container telah dilashing dengan benar. Sebelum operasi muatan selesai, Officer Jaga harus menjamin bahwa semua twist lock dan lashing lainnya telahdikembalikan ke kapal dari darat.

6.03 - Selama Pelayaran Pada saat akan berlayar, semua lashing yang tidak digunakan agar disimpan dengan baik. Container lashing harus dicheck dan dikuatkan setiap hari. Tambahan check dilakukan bila terjadi cuaca buruk. Hasil pengecekan agar dicatat di Deck Log Book.

6.04 - Perawatan Lashing Material Lashing Material harus dirawat secara rutin dan dicatat dalam Monthly Maintenance Report TD -02 Daftar inventaris lashuing material agar dicatat dan dilaporkan setiap March, June, Sept dan December menggunakan form perusahaan atay form dari charterer.

6.05 - Perbaikan Lashing Material C/O bertanggungjawab bahwa kapal dilengkapi dengan fitting yang cukup untuk pemuatan dan kondisinya selalu baik. Fitting yang rusak agar segera disingkirkan dari penggunaan dan disimpan ditenpat terpisah. Bila ada memungkinan agar fitting diperbaiki oleh crew kapal. Umumnya perbaikan fitting tidak dpaat dilakukan bagi kapal yang mempunyai short voyage. Owner/charter bertanggung jawab untuk mensupply fitting secukupnya ke kapal.

6.06 - Precaution / Pencegahan Lashing material harganya sangat mahal, sehingga personnil kapal harus menjaga terhadap pencurian. Fitting dapat dengan mudah ruask dan tidak aman untuk digunakan karena kecerobohan stevedores dengan cara menjatuhkan twist lock dari ketinggian. Jika terjadi maka agar menegur stevedore dan bila terjadi kerusakan agar mencatatnya di dalam Stevedore Damage Report (OP 033) Jika terdapat lashing asing agar disingkirkan dan tidak digunakan. Lashing turnbuckles agar tidak digunakan berlebihan dan paling tidak 50mm masih tersisas dispindle turnbuckle body.

Section 7 - Machinery dan Fittings 7.01 Reefer Container 7.02 Auto Heeling System 7.03 Cell Guides 7.04 Hatch Cover Fittings

7.01 - Reefer Connection Semua reefer socket, plug, kable harus selalu dijaga agar berfungsi dengan baik, dan stock cukup ada di atas kapal. Reefer socket box agar dirawat selalu dalam keadaan baik untuk mencegah gangguan dari luar.

7.01 - Auto Heeling System Jika system tersebut terpasang di kapal, maka agar selalu dirawat supaya berfungsi dengan baik dan digunakan pada saat operasi muatan. Tangki-tangki dan systemnya harus dicheck kondisinya sesuai dengan prosedur

7.03 - Cell Guide Cell guide harus selalu dicheck secara rutin oleh Duty Deck Officer pada saat operasi muatan. Bila ditemukan kertusakan yang berat agar segera dilaporka kepada C/O dan perusahaan untuk dilakukan perbaikan secepatnya.

7.04 - Hatch Cover Fittings Semua lashing points, dudukan twist lock dan hatch lid lifting socket agar selalu dicheck oleh Duty Deck Officer dan C/O pada saat operasi muatan sebagai bagian dari pengecekan hatch cover. Fittings yang rusak tidak boleh dipakai sampai telah dilakukan perbaikan. C/O harus menjamin bahwa hatch cover telah diberi tanda tentang nomor hatch, bobotnya, nomor bay dan titik socket, dudukan twist lock dan lashing point-nya.