Badai Matahari
INILAH. COM, Jakarta. Bencana besar akan terjadi INILAH.COM, Jakarta ? Bencana besar akan terjadi. Badai matahari akan menerpa bumi dalam waktu dekat. Saat badai menerpa, semua peralatan elektrik bisa rusak dan manusia kembali ke zaman kegelapan. Laporan New Scientist edisi terbaru menyebut, ancaman itu bukan skenario ilmiah satu banding sejuta. Tapi ancaman itu sangat nyata, dan akan terjadi pada September 2012. Badai matahari dahsyat pernah terjadi pada pagi 1 September 1859.
Bisa terjadi gak ya? para pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak 1960- an telah melakukan pemantauan cuaca antariksa dan memprakirakan bahwa sekitar tahun 2011-2012 akan muncul fenomena alam cuaca antariksa berupa badai matahari. Mungkin badai matahari inilah yang telah diramalkan oleh suku Maya tersebut. Badai matahari pernah terjadi pada 1859. Pada 20 tahun lalu badai sangat kecil pernah merontokkan pembangkit litrik di timur laut Kanada dan membuat jutaan orang tanpa listrik. Selain itu ilmuwan menghitung naik turun aktifitas matahari terjadi selama tenggang 11 tahun. Saat ini matahari memang sedang tenang. Namun solar maximum atau puncak aktifitas, diprediksikan akan terjadi pada 2012. Badai super besar kemungkinan bisa menyerang pada musim gugur, karena orientasi medan magnet bumi terhadap matahari membuat sangat berbahaya.
Prediksi kehancuran Bumi pada 2012 juga telah dikaji secara ilmiah Prediksi kehancuran Bumi pada 2012 juga telah dikaji secara ilmiah. Dr Thomas Djamaluddin, Peneliti Utama Astronomi- Astrofisika, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bandung, mengatakan berdasarkan hasil analisis para ahli, tahun 2012 merupakan waktu aktivitas puncak Matahari (solar maximum). Matahari sebagai induk tata surya setiap saat bergejolak, kadang menguat kadang melemah. Kondisi dinamis itu ditunjukkan dengan adanya variasi jumlah bintik Matahari (sunspot), ledakan Matahari (flare), semburan gas Matahari (prominensa atau filamen), serta lontaran materi korona. Aktivitas Matahari juga akibat adanya perubahan medan magnetik. Puncak aktivitas Matahari adalah ketika jumlah bintik, radiasi, dan fluks radio-nya mencapai nilai maksimum. Djamaluddin menerangkan saat aktivitas Matahari berada pada puncaknya, akan terjadi lontaran partikel berenergi tinggi. Lontaran partikel itu berupa proton dan elektron yang dapat menyebabkan ruang antarplanet mengalami cuaca ekstrem. Kondisi itu dikenal dengan sebutan badai Matahari.
Kejadian pada tahun 1859 Astronomer Inggris terkenal Richard Carrington yang sedang mengamati matahari, mendapati permukaan matahari terjadi suatu hal yang tidak biasa. Cahaya terang keluar dari permukaan matahari. Cahaya itu membentuk gumpalan besar saat menuju bumi. Hanya dalam tempo 48 jam kemudian mulai menerpa dan efeknya luar biasa. Sebelum mencapai bumi, aurora terang muncul di langit malam. Saking terangnya, orang bisa membaca koran saat tengah malam. Di California sekelompok penambang bangun dari tidur, mengira hari sudah jajar. Padahal waktu itu baru jam 2 pagi. Operator telegrap terkena sengatan lisrik, saat badai matahari menghantam. Bumi layaknya dibasuh medan listrik sangat besar. Tapi pemulihan di zaman itu berlangsung sangat cepat. Pada 1859, peralatan yang ada hanyalah mesin uap dan tenaga otot. Tapi di zaman modern sekarang, kehidupan semuanya ditopang oleh listrik. Padahal badai matahari bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt. Yang lebih berbahaya transformer yang mengubah listrik ribuah volt menjadi 220v untuk rumah tangga akan meledak. Ribuan transformer akan rusak di semua negara.
Akibat Yang Mungkin Terjadi Saat badai itu menuju bumi, akan diawali aurora paling spektakular. Namun dalam beberapa waktu kemudian, cahaya akan mencapai daratan dan listrik mulai padam. Selanjutnya semua jaringan telepon dan internet akan padam. Begitu juga TV terestrial dan satelit hilang sinyal. Tanpa listrik, dunia bisa mengalami masa kegelapan. Pasokan air bersih yang menggunakan listrik akan berhenti. Komunikasi global akan rusak. Badai matahari juga bisa merusak jaringan GPS satelit yang semua penerbangan tergantung padanya.
Uasaha Penanggulangan Di Indonesia, melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah mengantisipasi kemungkinan dampak badai ini dan telah menghubungi pihak-pihak yang kemungkinan akan terkena dampak badai tersebut. Selain itu, Lapan juga telah membangun pusat sistem pemantau cuaca antariksa terpadu di Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, Bandung, Jawa Barat, yang akan beroperasi pada Januari 2009. Pembangkit listrik cadangan harus disiapkan. Selain itu satelit baru juga harus diluncurkan untuk mengamati apa yang terjadi di matahari.
Jika tidak terjadi Tapi mungkin saja, badai matahari tidak terjadi pada 2012. Tapi pada 2023 akan kembali rawan karena daur solar maximum kembali terulang. Cepat atau lambat, badai itu pasti akan terjadi. Mungkin kita harus menyiapkan lilin, jika listrik pada akhirnya untuk sementara tidak tersedia