Nurhuda Budi Pamungkas Building an e-Business: Design, Development and Management Nurhuda Budi Pamungkas
Dimensi-Dimensi Dalam E-Business Dimensi What Aktifitas Relasi antara dua entiti perusahaan, Interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, Kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, Pertukaran informasi antara perusahaan dengan para pesaing usahanya, dan lain sebagainya.
Dimensi Who Siapa saja yang terlibat di dalam e-Business? Paling tidak ada tujuh klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam mengilustrasikan e-Business, masing-masing: Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan Government.
Example tipe e-Commerce B2C yang merupakan mekanisme hubungan perdagangan antara sebuah perusahaan dengan para pelanggannya (end consumer) tipe G2G yang menghubungkan pemerintahan dua buah negara untuk permasalahan ekspor dan impor Tipe D2D yang menghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi informasi seperti antara PDA dengan handphone Tipe B2F yang menghubungkan sebuah perusahaan penjual barang-barang kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya.
Dimensi Where Pertanyaan: dimana sebenarnya kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam e-Business? Jawabannya sangat singkat dan mudah, yaitu dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses (access channel).
Examples Di rumah, seorang Ibu dapat menggunakan telepon atau webTV untuk berkomunikasi dengan perusahaan penjual produk atau jasa; Di kantor, seorang karyawan dapat menggunakan perlengkapan komputer atau fax; Di mobil, seorang mahasiswa dapat menggunakan handphone atau PDA-nya; Di lokasi keramaian seperti mall, toko-toko, atau pasar, masyarakat dapat memanfaatkan ATM, Warnet, atau kios-kios telekomunikasi (Wartel) untuk melakukan hal yang sama.
Dimensi Why Penerapan konsep e-Business secara efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yang dapat dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan e-Business, perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru.
Faktor-Faktor Penggerak e-Business Customer expectations, Competitve imperatives, Deregulation, dan Technology.
Customer Expectations Paradigma baru menekankan pentingnya pelanggan ditempatkan sebagai titik awal atau acuan dari penyusunan konsep bisnis sebuah perusahaan. Dewasa ini seorang pelanggan tidak cukup dapat dipuaskan dengan baiknya kualitas sebuah produk yang ditawarkan. Pelanggan bersangkutan mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik.
Competitive Imperative Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat. Hampir semua perusahaan di dunia dapat melakukan kompetisi secara terbuka di lingkungan pasar bebas. Pelanggan akan dengan mudahnya membanding bandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan dari hari ke hari. Dengan prinsip selalu mencari yang murah, lebih baik, dan lebih cepat, maka secara tidak langsung perusahaan dipaksa untuk menyusun dan mengembangkan sebuah model dan strategi bisnis yang tepat.
Deregulation Harus diakui pula bahwa secara makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara-negara lain (disamping keberadaan lembaga-lembaga dan komunitas dunia semacam WTO, APEC, AFTA, dan lain-lain) telah turut mewarnai bentuk dunia usaha di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industri. Ditiadakannya pajak masuk produk-produk impor, dibebaskannya kuota ekspor produk, disatukannya berbagai mata uang asing (single currency), dialirkannya informasi secara bebas, tentu saja telah memaksa lingkungan dunia usaha menjadi lebih efisien dari masa ke masa.
Teknologi Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-Business (enabling function) tetapi justru telah menjadi penggerak dari dimungkinkannya pengembangan model model bisnis baru. Dengan e-business aliran informasi dari perusahaan ke pelanggan, pemasok, pemerintah, pemilik modal dan masyarakat haruslah dikelola dengan baik. Dengan dukungan sarana dan prasarana aliran informasi perusahaan akan cepat, tepat dan akurat, dengan demikian perusahaan akan dapat mempertahankan hidupnya, memperoleh keuntungan dan dapat berkompetisi dengan sehat.
Sistem Informasi Sebagai Strategi E-Business Integrasi data dan informasi Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redundansi data Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan manajerial. Meningkatkan kualitas produk dan kecepatan layanan konsumen. Meningkatkan citra perusahaan.
Investasi Untuk Sebuah Keunggulan Kompetitif Istilah keunggulan kompetitif muncul pada akhir tahun 1980-an. Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai melalu banyak cara misalnya: Harga terjangkau, Kualitas terjamin, Keramahan, Kecepatan layanan, dan lain sebagainya.
pemanfaatan sistem informasi dalam perusahaan, keunggulan kompetitif mengacu kepada penggunaan sistem informasi untuk: Meningkatkan kualitas informasi, Kontrol kinerja perusahaan, dan Peningkatan layanan untuk memenangkan pasar.
American Airlines, sistem Sabre. Gambar.13.2 Situs American Airlines http://www.aa.com/index.html
Bank Central Asia (BCA) sistem Telekomunikasi VSAT dan transponder Gambar 13.3 Situs Klik BCA http://www.klikbca.com
Merpati Nusantara Airlines Merpati Internet Reservation Access (MIRA) Gambar 13.4 Situs Merpati Nusantara Airlines http://www.merpati.co.id
Garuda Indonesia “Garuda kini lebih baik” Gambar 13.5 Situs Garuda Indonesia http://www.garuda-indonesia.com
Lion Air “WE MAKE PEOPLE FLY” Gambar 13.6 Situs Lion Air http://www.lionair.co.id
Perusahaan Sektor Kurir DHL Gambar 13.11 Situs DHL http://www.dhl.com
Perusahaan Sektor Kurir TIKI Gambar 13.13 Halaman Utama Situs TIKI http://www.tiki.co.id
PT. Pos Indonesia Gambar 13.14 Situs PT. Pos Indonesia http://www.wasantara.net.id
Hotel Grand Hyatt Jakarta Gambar 13.15 Situs Hotel Grand Hyatt Jakarta http://www.hyatt.com
Hotel Melia Purosani Yogjakarta Gambar 13.16 Situs Hotel Melia Purosani Yogjakarta http://www.asiatraveltips.com/MeliaPurosaniHotelYogyakarta.html
Perusahaan Metrodata Elektronik Grup Metrodata (GM) mengenal TI sejak tahun 1975 lewat penggunaan WANG komputer, produk asal Amerika Serikat yang agennya di Indonesia. Selanjutnya GM menggandeng Microsoft dan Union System untuk seluruh aplikasi TI di perusahaan. Dengan SAP Aktiengesellschaft Jerman, GM bekerja sama dalam pemberian lisensi perangkat lunak SAP R/3 di Indonesia, PT. SAP Asia dalam bentuk dukungan instalasi dan implementasi software. Kini perusahaan yang terkenal sebagai distributor aneka merek PC dan printer top ini sedang membuat proyek internetisasi, yaitu menset-up bisnisnya menjadi ISP dan membuat portal, di samping memperkokok B2B yang diluncurkan Agustus 2000, sedangkan B2C resmi diluncurkan April 2000. seluruh proses aplikasi TI tersebut menghabiskan dana sekitar US$2,5 juta
Gambar 13.18 Situs Metrodata Elektronik http://e-metrodata.com