Media dan Saluran Komunikasi dalam Masyarakat Fatwa Sari T.D
Tujuan instruksional pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan, karyasiswa diharapkan mampu: Mendefinisikan dan menyebutkan berbagai jenis media dan saluran komunikasi masyarakat Memahami jenis-jenis media dan komunikasi masyarakat Memilih media dan saluran komunikasi masyarakat yang sesuai dalam melaksanakan program promosi kesehatan
Kegiatan-kegiatan 1. Memahami definisi-definisi 2. Identifikasi media dan saluran komunikasi dalam masyarakat contoh kasus 3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media dan saluran komunikasi 4. Menentukan media dan saluran komunikasi yang sesuai untuk program contoh kasus
Definisi-definisi Media komunikasi: Medium= Perantara untuk menyampaikan suatu pesan kepada sasaran Contoh: Printed media: Harian, poster, leaflet ,etc. Audiovisual media: TV, VCD, internet Saluran komunikasi: Event di mana media dapat diakses sasaran Pertemuan RT Belajar di SMP
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat dilakukan sesuai kondisi masyarakat: Sifat dan perilaku anggota masyarakat Perilaku organisasi Kebutuhan manusia dan masyarakat. Partisipasi dalam pengambilan keputusan Pengalaman program pemberdayaan masyarakat
peran agen perubah Agen perubah perlu diidentifikasi. Membantu memecahkan masalah Membantu proses perubahan Sebagai penghubung sumber-sumber yang diperlukan
Jenis media Tipe transmisi Tipe media Sub-tipe Electronik TV Nasional, regional, kabel, video Radio Nasional, regional, metropolitan, AM/FM, ethnic, religious Bioskop Nasional, distribusi terbatas Cetak Koran Nasional, metropolitan, lokal, pedesaan, ethnic, khusus penggemar, harian, mingguan, bulanan Majalah Nasional, peminat khusus, profesi tertentu, mingguan, bulanan Leaflet, booklet, brosur Pemerintah, komersial Poster, stiker Pemeritnah, komersial Luar ruang Baliho Pinggir jalan, even sport, even budaya Rambu, poster Dinding bus, taxi, bemper mobil, T-shirt
Pembagian jenis media yang lain (Egger G, 1993) Dasar klasifikasi Variasi Jenis Jangkauan Luas Terbatas Upaya sasaran Pasif (TV, Radio) Aktif (koran) Penyebaran boradcasting (TV, radio) narrowcasting (video, newsletter) Dampak hot (TV) cool (majalah) Lokasi paparan ex-home (bioskop, luar ruang) in-home (radio, TV) Arah komunikasi two-way (interactive radio) one-way (cinema)
Karakteristik media komunikasi Ada 2 macam: above the line & below the line Bisa dikombinasikan untuk sinergisme Media above the line Media cetak: Untung: permanen, space organized (rinci), tak terikat waktu u/komunikan Rugi: Kemampuan membaca, kemauan baca, harga mahal, konsentrasi komunikan yg tinggi
Media radio: Untung:Santai/praktis, auditif, daya langsung, daya tembus, mengatasi buta huruf, personal/akrab Rugi: sekilas dengar, banyak gangguan, pesan simple, pesan tak atraktif Media TV: Untung:Tingkat distorsi rendah, bisa berulang, multiple efek (audiovisual), Dapat u/ ide abstrak, bisa dengan tokoh panutan Rugi: mahal, komunikan relatif dituntut intensitas perhatiannya, kurang akrab Media film: Untung dan rugi mirip dg media TV
Media lini bawah: Poster: Untung: bahasa singkat, sederhana, mudah dipahami; komposisi huruf cukup besar, atraktif, pesan sederhana kuat menunjuk produk, pilihan lokasi pada wilayah Rugi: Jangkauan lokal, tak memilah khalayak secara rinci, sepintas lalu Leaflet: lembaran tanpa lipatan, sendiri/distaples Folder: lembaran dilipat. Halaman luar seperti cover
Booklet: bentuk buku dijilid meski hanya 2 lb Direct mail: brosur yang diirim langsung lewat pos Brodsis: lembaran besar dilipat agar tiap bag lipatan memuat info berdiri sendiri Untung: bisa disimpan, dibaca berulang-ulang, isi terinci, desain atraktif, mampu memilah khalayak Rugi: khalayak terbatas, tak cocok u/ audiens pendidikan rendah, eye catcher sangat penting
Pameran: Untung: intensitas komunikasi baik, dapat melihat & mencoba produk, efek pendalaman pesan, mampu mengenalkan hal baru Rugi: mahal, kurang baik menjangkau audiens, hiburan bisa mengganggu pameran
Bagaimana menentukan media yang sesuai? Topik yang hendak disampaikan Penghentian merokok Kesehatan reproduksi Sasaran yang hendak disasar Usia Jenis kelamin Tingkat pendidikan Kedalaman perubahan perilaku yang diinginkan Pengetahuan, sikap dan praktek Keluasan perubahan perilaku yang dihendendaki Individual, kelompok, organisasi, sosial Ketersediaan sumber daya
Saluran komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat
Jenis saluran komunikasi masyarakat (formal) Saluran formal Pertemuan warga (PKK, Dasa wisma, RT, RW, Dukuh, Desa) Pertemuan wakil warga (Dukuh, Desa, Kecamatan) Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas
Jenis saluran komunikasi masyarakat (non formal) Keagamaan: Khotbah jum’at, Khotbah hari raya, Upacara keagamaan Budaya: HUT kemerdekaan, Hari Kartini, dll Sosial: Kerja bakti Kelahiran, Pernikahan, khitanan Sebutkan saluran yang unik dari daerah asal anda
Mengidentifikasi saluran komunikasi di masyarakat Metode penelitian kualitatif Adakah pengalaman para anggota masyarakat bekerja bersama-sama untuk menangani masalah masyarakat? Darimana biasanya mendengar informasi tentang kesehatan? Bagaimana cara masyarakat melakukan perubahan?
Aplikasi ke contoh kasus Mari ingat kembali lokasi Blok I Diskusikan dengan rekan semeja: Identifikasi berbagai media komunikasi yang ada di lokasi Blok I Identifikasi berbagai saluran komunikasi yang ada di lokasi Blok I Mari kita bertukar pikiran dengan rekan-rekan sekelas
Contoh kasus Sejak tahun 1980 di Kota X teridentifikasi sebagai daerah endemis DBD, tapi akhir-akhir ini masalah DBD mendapat perhatian ekstra dari masyarakat karena tingginya kasus DBD dan banyaknya korban yang meninggal dunia baik anak- anak, remaja dan dewasa. Telah diketahui dari survey terdahulu bahwa pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD cukup tinggi. Masyarakat tahu bahwa DBD disebabkan karena gigitan nyamuk pada pagi hingga sore hari, sedangkan pencegahannya adalah dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M (menguras, menutup, mengubur). Hanya saja sarang nyamuk masih tetap banyak terutama di bak-bak mandi dan di kebun-kebun kosong (survey jumantik). Biasanya masyarakat enggan untuk melakukan 3M hingga munculnya kasus di daerah tempat tinggal. Merasa terancam, langsung saja masyarakat menuntut dilakukan penyemprotan (fogging). Tuntutan ini bahkan didukung oleh anggota dewan. Meskipun telah dijelaskan kerugian penyemprotan, tetap saja masyarakat bersikukuh dilakukan penyemprotan. Banyak sekali isu DBD yang diangkat menjadi tulisan di Koran daerah yang intinya memandang petugas kesehatan tidak mampu menangani DBD bahkan terkesan mempersulit penyemprotan yang diinginkan masyarakat. Di lain pihak, petugas promosi kesehatan dibuat kalang kabut dengan banyaknya permintaan penyemprotan. Petugas merasa bahwa sudah banyak sekali dilakukan sosialisasi bahaya DBD dan ajakan melakukan 3M melalui berbagai media: baliho, penempelan poster, penyebaran leaflet, penyuluhan-penyuluhan langsung ke warga. Belum ada bukti apakah pesan melalui berbagai media tersebut dapat diterima oleh warga. Yang jelas, tetap saja warga enggan melakukan pemberantasan nyamuk.
Instruksi Bacalah contoh kasus di atas Diskusikan dengan rekan sebelah dan tentukan: Sebaiknya siapa yang menjadi sasaran utama program? Apa media komunikasi yang sebaiknya dipakai? Alasannya? Apa saluran komunikasi yang sebaiknya dipilih? Alasannya?
Referensi Maibach E., Parrott R.L., 1995, Designing health messages, approaches from communication theory and public health practice, Sage Publication, California US Dept. of health and human service, NIH, 1992, Making health communication program work, a planner’s guide, NIH publication No 92-1493
Semoga bermanfaat