WELCOME TO OUR PRESENTATION
Ghia Mugia Lulu Kamilah Novi Oktaviyanti GLOBAL WARMING Ghia Mugia Lulu Kamilah Novi Oktaviyanti
POLUSI Global Warming POLUSI ??? menurut UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982 adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
GLOBAL WARMING ?? GLOBAL WARMING adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.
Gejala terjadinya global warming : Pergantian musim yang tidak bisa diprediksi Hujan badai sering terjadi di mana-mana Sering terjadi angin puting beliung Banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang bersamaan Penyakit mewabah di banyak tempat Terumbu karang memutih
Penyebab Global Warming Efek rumah kaca Efek umpan balik Variasi matahari 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat bumi semakin panas.
1. EFEF RUMAH KACA Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
EFEK RUMAH KACA
2. EFEK UMPAN BALIK Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
EFEK UMPAN BALIK
3. VARIASI MATAHARI Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.
VARIASI MATAHARI
DAMPAK GLOBAL WARMING IKLIM MULAI TIDAK STABIL Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Gunung-gunung es akan mencair Daratan akan mengecil Apabila daerah di bagian utara bumi ( Kutub Utara) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi. Dengan kondisi seperti ini maka akan berakibat di antaranya: Gunung-gunung es akan mencair Daratan akan mengecil Lebih sedikit es yang terapung di perairan sebelah utara Di daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta salju akan cepat mencair Daerah tropis akan menjadi lembab karena lebih banyak air yang menguap
Di sisi lain, kelembapan yang tinggi akan berdampak antara lain sebagai berikut: Curah hujan akan meningkat Badai akan menjadi lebih sering terjadi Air tanah akan lebih cepat menguap dari tanah Beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya Terjadi badai topan akan menjadi lebih besar Beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim
2. PENINGKATAN PERMUKAAN LAUT Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
3. SUHU GLOBAL CENDERUNG MENINGKAT Hasil pengukuran konsentrasi CO2 di Mauna Loa
4. RUSAKNYA LAPISAN OZON Peristiwa menipisnya kadar ozon di stratosfer, yaitu lapisan atmosfer di atas lapisan troposfer, disebut lubang ozon. Penyebab utamanya adalah sekelompok zat kimia yang disebut klorofluorokarbon yang disingkat CFC. Zat kimia ini sama sekali tidak terbentuk dalam alam , tetapi sepenuhnya merupakan buatan manusia. CFC banyak sekali digunakan dalam industri, antara lain dalam industri elektronik, industri karet dan plastik busa, kemasan aerosol serta dalam mesin pendingin misalnya AC. Berbeda dengan ozon yang terdapat dalam troposfer yang merugikan, ozon di lapisan stratosfer memiliki peranan yang menguntungkan bagi makhluk hidup di bumi, termasuk manusia. Ozon itu menyerap sinar ultraviolet gelombang pendek yang berbahaya bagi makhluk hidup. Dengan berkurangnya kadar ozon dalam stratosfer itu, makin banyak sinar ultraviolet gelombang pendek yang sampai ke bumi. Dengan adanya lubang ozon, radiasi ultraviolet pun dapat sampai ke bumi. Radiasi tersebut akan mengurangi kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit, terutama penyakit kulit.
5. GANGGUAN EKOLOGIS Selain manusia, hewan dan tumbuhan menjdi makhluk hidup yang tidak bisa menghindar dari kejadian ini. Hewan dan tumbuhan tentu akan mengalami kesulitan juga untuk berpindah atau beradaptasi karena sebagian besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam menghadapi pemanasan global, hewan akan berpindah mencari tempat yang agak dingin, yaitu ke daerah pegunungan atau ke arah kutub. Adapun tumbuhan yang tidak bisa bergerak sendiri akan menyesuaikan dengan iklim dalam hal pertumbuhannya. Tumbuhan yang bisa menyesuaikan tentu terus berkembang, tetapi tumbuhan yang tidak dapat menyesuaikan tentu akan punah. Mencari daerah baru dengan berpindah bukanlah hal yang mudah bagi hewan dan tumbuhan karena akan terhalang oleh daerah permukiman, perkotaan, daerah industri, atau lahan pertanian. Kepunahan tidak dapat terhindarkan jika spesies tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
6. DAMPAK SOSIAL DAN POLITIK Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma.
UPAYA PENCEGAHAN PEMANASAN GLOBAL Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 6 ayat (2) : Inventarisasi lingkungan hidup dilaksanakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai sumber daya alam yang meliputi: a. potensi dan ketersediaan; b. jenis yang dimanfaatkan; c. bentuk penguasaan; d. pengetahuan pengelolaan; e. bentuk kerusakan; dan f. konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan.
Pasal 12 ayat (2) : Dalam hal RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tersusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan: a. keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. keberlanjutan produktivitas lingkunganhidup; dan c. keselamatan, mutu hidup, dan d. kesejahteraan masyarakat. Pasal 13 ayat (2) : Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pencegahan; b. penanggulangan; dan c. pemulihan.
Pasal 53 ayat (1) : Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengakomodir hal-hal terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia sehingga jika setiap orang dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan benar sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka masalah pemanasan global di Indonesia dapat teratasi.
CARA MENGURANGI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL MENGUBAH PERILAKU PERORANGAN, seperti: Menghemat penggunaan air Hemat listrik Penanaman pohon Penggunaan kendaraan bermotor dikurangi LANGKAH SECARA KOLEKTIF, seperti : Mencari energi alternatif Melestarikan hutan Menghapus penggunaan CFC