PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS AIR Oleh : Ambo Upe
Pendahuluan - Merupakan salah satu kebutuhan primer berbagai aspek kehidupan - Sebagai Pelarut, baik senyawa organik maupun anorganik - Media tempat berkembangnya berbagai penyebab penyakit - Kebutuhan Industri dan Pertanian
Lanjutan Kebutuhan air : Tahun 2000 naik 32,7 % dibanding thn 1980 (4.899 x 106 m3), terbesar di Jawa & Madura (3.164 x 106 m3) Kebutuhan air irigasi : Meningkat 57,5 % (tahun2000) dibanding pada tahun 1980 (24.206,3 x 106 m3), terbesar di Jawa dan Madura (8.767,6 x 106 m3) Kebutuhan untuk Industri : Meningkat 70,1 % (2000) dibanding pd tahun 1980 (143,7 x 106 m3) Kondisi aliran air permukaan di Indonesia adalah 2.881.292 106 m3/tahun, aliran yang tersedia rata-rata sebesar 25 -35 % dari jumlah total (702.824 x 106 m3)
Klasifikasi Peruntukan Air Upaya peruntukan disesuaikan dengan rencana pendayagunaan air Klasifikasi mutu air ditetapkan 4 bgn : 1. Kelas I 2. Kelas II 3. Kelas III 4. Kelas IV
Air baku untuk diolah menjadi air minum Prasarana/sarana rekreasi Lanjutan Kelas I : Air baku untuk diolah menjadi air minum Prasarana/sarana rekreasi Pembudidayaan ikan dan peternakan dan atau Irigasi dan atau setara Kelas II : Prasarana/Sarana rekreasi Kelas III : Kelas IV:
Indikator Pencemaran Air BOD, COD Nitrat, Nitrit atau Amonia Warna, bau zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, ikan mati, pertumbuhan tanaman lambat Kandungan logam berat dan anion Parameter baku mutu ditetapkan berdasarkan : PP 82 thn 2001 ttg Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kepmen LH No : Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri MenKes RI Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 ttg Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Beberapa Parameter yang Berkaitan dengan Baku Mutu Kualitas Air BOD (Biochemical Oxygen Demand) : “Kebutuhan Oksigen Biokimia” dinyatakan sebagai jumlah oksigen yg dibutuhkan oleh bakteri anaerobik untuk menguraikan bahan organik dalam air secara biokimia Nilai BOD yg tinggi menunjukkan kemungkinan: - Adanya material dalam air yang bersifat racun, - Banyaknya material organik di perairan atau - Hanya disebabkan oleh pH air yg tidak cocok bagi mikroba
Lanjutan COD (Chemical Oxygen Demand) : Kebutuhan Oksigen Kimia. Menentukan ukuran kekuatan pencemaran dari air limbah domestik dan industri. COD dapat diketahui dengan mengukur oksigen yang dibutuhkan di air untuk mengoksidasi zat-zat organik dan anorganik. Oksigen Terlarut : Banyak berperan dalam tata kehidupan biota air dan pembenahan aerobik terutama dalam proses pembenahan limbah secara bioligis. Nitrat, Nitrit dan Amonia : Bila senyawa ini ditemukan di perairan menujukkan bahwa air tsb telah dicemari oleh bahan organik protein dan bahan buangan industri. Nitrit dalam air merupakan bahan kimia yg beracun.
- Sampah unsur radioaktif - Logam berat - Bahan Organik beracun Lanjutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) : Secara garis besar bahan B-3 yg merusak lingkungan : - Sampah unsur radioaktif - Logam berat - Bahan Organik beracun - Bahan berbahaya dan beracun lainnya Selain itu bahan B-3 yang dapat mencemari sungai : - Arsen - Selenium - Fluorida - Barium - Perak - Sulfida - Kadmium - Tembaga - Seng - Kromium - Besi - Timah hitam - Sianida
Tabel Hasil Tinjauan Kualitas Air Limbah dari 10 Jenis Industri BOD, mg/l COD, mg/l Nitrit, mg/l Mie 5,71 131,34 3,70 Minyak 9,52 715,00 0,20 Roti 16,50 54,94 - Tahu 367,20 671,80 Minuman beralkohol 624,00 1198,00 Baja dan seng 10,35 138,46 Plastik 1,36 133,00 Kulit 788,00 835,46 Kertas 163,20 272,70
Tabel Aktivitas Pengolahan Limbah Cair pada Setiap Tingkatan Proses Pretreatment Primary treatment Secondary treatment Tertiary treatmen KIMIA FISIKA Pemilahan pasir Netralisasi Sedimentasi Lumpur Aktif Koagulasi & sedimen tasi Pemisahan minyak Kolam anaerobik Filtrasi Ekualisasi Flotasi Saringan trickling Pertukaran ion aerasi Absorpsi karbon Tangki stabilitas Bakteri
Tabel Sistem Treatment Limbah Industri, Penggunaan dan Efektivitas Proses Pengolahan Metode Pengurangan Effluent Sedimentasi Primary treament Lemak = 15-20 % BOD5 = 20-30 % SS = 20-50 % Dissolved air floation Lemak = 60 % BOD5 = 30 % SS = 30 % Kolam aerobik dan anaerobik Secondary treatment BOD5 = 95 % Kolam anaerobik dan aerobik aerasi Secondary treament BOD5 = 99 % Lumpur aktif BOD5 =90-95 % Sand filter Secondary and tertiary treatment BOD5 = 5-10 mg/l SS = 3-8 mg/l Ammonia stripping Tertiary treament BOD5 = 90-95 % Carbon absorption BOD5 = 98 % Chemical precipitation Tertiary treatment Phosfor = 85-95 %
Pengambilan contoh Air Maksud dan Tujuan : adalah untuk mengumpulkan sejumlah tertentu dengan jumlah sekecil mungkin tetapi masih mewakili (representatif) semua sifat-sifat dari badan air yang disampel. Tiga langkah kerja utama penelitian contoh air : Pengambilan contoh air yang representatif Pengawetan contoh air dan pengamanan trasnportasi Analisa kimia dan bakteriologisnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan Pemilihan titik pengambilan contoh Frekwensi pengambilan contoh Pengecekan hasil analisa : sangat ditentukan oleh 2 aturan yaitu : Aturan umum dan Aturan khusus Beberapa petunjuk didalam pengecekan hasil 1. Neraca anion dan kation 2. Hub. zat padat terlarut dgn daya hantar listrik 3. Perbandingan BOD dan COD 4. Perbandingan kesadahan dan alkalinitas 5. Data literatur 6. Keseimbangan massa