Materi FALSAFAH DAN ARTI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN OLAHRAGA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TUJUAN PENGEMBANGAN MANUSIA Pengembangan Manusia Melalui Peningkatan Kualitas Peningkatan Pilihan Hidup  Karir  Pengaruh  Penghasilan  Prestise 
Advertisements

Disadur dari berbagai sumber
Mata Kuliah: Administrasi Organisasi Pendidikan Jasmani SKS: 2 SKS FATHAN NURCAHYO, M. Or Deskripsi MK: Kompetensi Dasar MK: Dg memahami admistrasi penjas.
 Dedi saputra: wi fajar S:  Inna fathul F:  Tri wahyu N:  Utari tri U:
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Lembaga Sekolah dan Masyarakat
USAHA KESEHATAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
KIAT SUKSES KEBERHASILAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN. BAB I PENDAHULUAN.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.
Komponen-Komponen Pendidikan
Komponen-Komponen Pendidikan
KARAKTERISTIK SOSOK MANUSIA INDONESIA
PENDIDIKAN NON FORMAL DAN PENDIDIKAN INFORMAL.
PENGERTIAN BIMBINGAN MERUPAKAN PELAYANAN BANTUAN
PROGRAM PAUD.
SISTEM PENDIDIKAN Di Indonesia
oleh: NINIEK WAKHYU INDRIASIH Q
KURIKULUM DAN SILABUS Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd.
NAMA KELOMPOK 5 : NASRIA IKA NITASARI / ARI TRI MARIA /
PENGEMBANGAN ORGANISASI (ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT)
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Namo Buddhaya.
Etika Pemerintahan (IPEM4430)
POKOK PEMBAHASAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MANAJEMEN UMUM.
Nama : Ratni Tuharea NMP :
NAMA KELOMPOK : Okti Panca Istihanah Ola Desilia Puji Ananda
MENUMBUHKAN SIKAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH MINGGU BUDDHA
PROGRAM NASIONAL KESEHATAN LANSIA
BAB III PENERAPAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DARI SUDUT GURU DAN SISWA
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
Oleh : Yesi Marince, S.IP., M.Si
FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan
Oleh : Yesi Marince, S.IP., M.Si
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Tania Clara Dewanti BK/B
Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
APA YG DIMAKSUD DENGAN DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN?
STRUKTUR, FUNGSI DAN TUGAS PENGURUS OSIS
BIMBINGAN KONSELING.
KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN ATAU KEPENDIDIKAN
Visi dan Misi PKN.
MEDIA PEMBELAJARAN By: Durinda Puspasari.
Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
KURIKULUM Pengertian Kurikulum 1. Kurikulum sebagai rencana belajar.
Etika Pancasila.
Psikologi Pendidikan Islam
TANTANGAN PENDIDIKAN, & SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN ATAU KEPENDIDIKAN
KELOMPOK 10 FAIZAR NUR INDAHSARI RADITHA DWI KH
PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
HAKIKAT PENDIDIKAN DAN MENDIDIK
Bimbingan dan Konseling
DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN
PERAN GURU DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
Kelompok 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja.
Pengertian dan Unsur-Unsur Pendidikan Oleh: Kelompok 3 Heri Setiawan(11) Iin Alviana(13) Evan Putro A.W.(02)
D N J / Dasar-dasar Pendidikan
Bidang Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama
Konsep Dasar Pendidikan Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan Eko Defriatno, S.Pd., M.T. Mata Kuliah: Oleh: Pengantar Ilmu PendidikanMawan.
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
Transcript presentasi:

Materi FALSAFAH DAN ARTI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN OLAHRAGA

Pendahuluan Pembinaan kegiatan hidup manusia tidak dapat terlepas dari dasar filsafat atau pandangan hidup manusia itu sendiri, terutama terhadap konsep hidup sehat. Keadaan jasmani manusai merupakan gambaran unsur biologis (keturunan) yang terdiri dari berbagai unsur yang menentukan wujud dan bentuk dirinya, dilanjutkan dengan keadaan rohani sebagai wujud curahan kejiwaan dan terakhir keadaan sosial sebagai wujud penampilan diri dalam lingkungan.

B. Falsafah Pendidikan Kesehatan dan Olahraga 1 B. Falsafah Pendidikan Kesehatan dan Olahraga 1. falsafah pendidikan kesehatan dan olahraga di Indonesia Apakah falsafah itu? Yang dimaksud dengan falsafah disini ialah ilmu kemanusian yang berusaha mencapai kebenaran yang nyata (Rubinson, 1987 hal 35) sebagai bentuk umum dari pemahaman manusia akan arti kehidupan. Sebagai contoh, para ahli filsafat mempersoalkan mengenai siapa sava? Dimana saya berada? Mengapa saya hidup? Atau untuk apa saya hidup?

2. Misi olahraga bagi kehidupan manusia Dalam garis-garis besar haluan Negara kita disebutkan bahwa tujuan pendidikan olahraga ialah untuk membentuk manusia seutuhnya yang sehat jasmani, rohani dan sosial. Nixon dan Ann Jewett mengemukakan tujuan kegitan olahraga sebagai kegiatan pendidikan jasmani membantu pembentukan potensi seseorang secara optimal dalam setiap fase kehidupannya yaitu dengan menempatkan dirinya dalam lingkungan yang membantu tercapainya tujuan hidup. Ia menyatakan sebagai berikut : Tujuan ini mengandung pengertian bahwa pendidikan jasmani atau olahraga memberi bantuan maksimal bagio pengembangan potensi seseorang secara optimal selama hidupnya, dengan jalan menempatkan dirinya dalam lingkungan yang sangat menunjang pencapaian tujuannya.

Tujuan tersebut dapat diperinci sebagai berikut : Mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan mempertahankannya melalui kegiatan yang berhubungan dengan latihan untuk mencapai kekuatan jasmani, atau mengurangi rasa sakit, sehingga dapat tetap mempertahankan kesegaran jasmaninya. Membantu mencapai keseimbangan diri antara kegiatan jasmani, bekerja berlatih, rekreasi dan istirahat dalam kehidupan sehari-hari. keterampilan, kemampuan kerja yang efisien dan terkoordinasi tanpa merasa terlalu letih serta masih memiliki cukup tenaga untuk melakukan kegiatan waktu luang secara pribadi maupun sosial. Mengembangkan kemampuan sosial untuk berhubungan dengan orang lain, bekerja sama, bersaing dalam menananmkan rasa toleransi, etika dan pengenalan harga diri setiap orang. Menegmbangakan emosi melalui kegiatan penyesuaian diri, pengusaan (pengendalian) emosi, pengaturan waktu istirahat, keberanian untuk curah rasa dan keyakinan diri. Menyempurnakan kegiatan rekreasi yang sehat dan terpadu dalam keseimbangan hidup. Mengembangakan kebiasaan hidup sehat melalui pengembangan sikap, cita-cita dan pengetahuan yang dapat menghilangkan

C. Arti pendidikan kesehatan dan olahraga 1 C. Arti pendidikan kesehatan dan olahraga 1. Batasan tentang sehat dan pendidikan kesehatan dan olahraga Batasan atau arti sehat secara umum dikemukakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berikut : Dalam batasan tersebut kata-kata well-being merupakan kunci, dan sehat yang sebenarnya dapat mengarahkan keadaan kita supaya terhindar dari sakit. Ini sesuai dengan kenyataan bahwa bagian terbesar dari seluruh kesejahteraan hidup kita adalah sehat, yang juga sering dihubungkan secara terbatas dengan penyakit sebagai turunan (penyakit turunan)

2. Tujuan pendidikan kesehatan dan olahraga Tujuan pendidikan kesehatan dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan pada umumnya. Dalam undang-undang pokok pendidikan tahun 1945 nmor 12 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap, warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Rumusan terakhir mengenai tujuan pendidikan ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara menurut TAP MPR No. IV/MPR/1078 yang di dalamnya memuat Tujuan Pendidikan Nasional antara lain sebagai berikut:

Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan memepertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan penghayatan dan pengamalan Pacasila oleh seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan moral Pacasila dan unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda dimasukan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak samapi Universitas, baik negeri maupun swasta.

3. Peranan funsi pendidikan kesehatan dan olahraga Berhasil tidaknya usaha pendidikan kesehatan dan olahraga tergantung pada berapa jauh peranan dan fungsi pendidikan kesehatan dan olahraga baik di sekolah, maupun masyarakat. Yangdimaksud dengan peranan disini ialah suatu pola perilaku yang diinginkan bahkan harus dimiliki oleh seseorang yang mendapat fungsi atau tugas sebagai pendidik kesehatan, terutama dengan pengetahuan, sikap, dan perbuatan yang berhubungan dengan cara hidup sehat. Fungsi utama yang tidak dapat ditawar oleh seorang pendidik kesehatan juga olahraga ialah sebagai agen perubahan atau agen pembangunan istilah orang barat sebagai “agent of change” atau change agent. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, seorang pendidik kesehatan harus menjalankan peranannya dalam berbagai suasana atau kondisi masyarakat sekitarnya.

Pendidikan kesehatan sebagai fasilitator Dalam melaksanakan pekerjaannya ia selalu berusaha untuk mengajak anak didik atau temannya untuk berbuat sesuatu yang baik bagi kesehatanya. Pendidik kesehatan sebagai katalis Sebagai katalis, seorang pendidik kesehatan selalu berusaha membujuk atau menganjurkan anak didik atau temannya untuk membawa pada sumber yang bermanfaat atau menunjang terjadinya perbuatan atau kebiasaan hidup sehat. Pendidik kesehatan sebagai promotor Sebagai promotor, seorang pendidik kesehatan selalu berusaha untuk mengenalkan bermacam-macam cara yang baik dan dapat untuk pemeliharaan kesehatan baik meliputi cara-cara pengobatan, maupun pencegahan. Pendidik kesehatan sebagai generator sebagai generator, pendidik kesehatan selalu berusaha untuk menggugah seseorang atau sasarannya untuk mau menggunakan pelayanan kesehatan yang resmi dan tepat.

4. Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan dan olahraga (Green, 1984, hal 32). Ada 5 kategori yang dapat digunakan sebagai bahan pengelolaan dari segi tanggung jawab pendidikan kesehatan yaitu (1) perencanaan program meliputi dasar kebutuhan dan pengambengan program selanjutnya dengan melihat pada komponen-komponen apa saja yang perlu digunakan; (2) pelaksanaan program itu sendiri; (3) pelaksanaan pelayanan pendidikan kesehatan; (4) pengelolaan administrasi yang memadai; dan (5) penilaian.

Perencanaan Program Perencanaan program secara menyeluruh dan terperinci sangat bermanfaat bagi mengarahkan dan kegiatannya untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Dalam perencanaan program dibahas dan ditentukan selain tujuan juga cara (metode). Dan penilaiannya. Bahan-bahan dalam perencanaan program meliputi penetapan sasaran perilakuapa yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program baik berupa perilaku yang menunjang terjadinya masalah kesehatan maupun prilaku yang menghambat terjadinya masalah kesehatan. Dalam hubungan ini diperlukan data dasar yang dapat diperoleh dari hasil penelitian sebelum program dilaksanakan dan data yang diperoleh hasil penelitian sebelum program tahun sebelumnya. Jadi perencanaan memerlukan kesungguhan dan ketelitian. Untuk itu perlu diperhatikan dua bagian utama dlam perencanaan yaitu; (a) menemukan kebutuhan program, dan (b) mengembangkan Komponen-komponen yang diperlukan untuk pelaksanaan program.

Kebutuhan Program Dalam menemukan kebutuhan ini diperlukan kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan data kesehatan yang timbul dalam satu populasi tertentu mencapai 1) masalah kesehatan yang dihadapi, dan kebutuhan akan pemecahannya; 2) perilaku yang berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut termasuk kebutuhan akan pemecahannya. 3) faktor-faktor tertentu yang menghambat atau membantu terjadinya perilaku kesehatan. (2) Pelaksanaan Program Untuk pelaksanaan program yang memadai perlu diperhatikan persyaratan berupa pemilihan atau penetapan tenaga, kemudahan untuk program pengajaran dan latihan, bahan-bahan yang diperlukan seperti tempat, dan sumber belajar, serta pemilihan dan penetapan peserta latihan atau pendidikan. Penetapan kemudahan untuk pendidikan dan latihan ini merupakan kebutuhan utama untuk keberhasilan semua program baik berupa lokakarya, konperensi, maupun pertemuan dalam kelas.

(3) Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Kesehatan Dalam langkah ini perlu diperhatikan mengenai tanggung jawab pendidik kesehatan sesuai dengan fungsi yang dimiliki apakah sebagai guru, pelatih, pembimbing, serta konsultan atau pengerak pembangunan dimasyarakat (Community developer) atau sebagai pengembang media penerangan. b. Pengembangan komponen program pelaksanaan Komponen yang dikembangakan berasal dari hasil analisa data yang diperoleh dari survey.

Pengajar (guru) Pendidik kesehatan adalah seorang guru sebab itu ia harus menaruh perhatian terhadap pengumpulan, penafsiran, dan penyebaran keterangan tentang kesehatan kepada mereka yang memerlukan. Latiahan (pelatih) Sebagai pelatih, seorang pendidik kesehatan terutama bertanggung jawab dalam proses berlangsungnya latihan pendidikan kesehatan, kepada para ahli atau staf dari lembaga lain yang memiliki funsi pendidikan kesehatan. Pembimbing (konselor) Pendidik kesehatan bertindak sebagai seorang konselor yang langsung memberi pelayanan tentang bimbingan pemeliharaan kesehatan baik pribadi maupun lingkunagannya, terutama sekali kepada mereka yang sangat membutuhkannya karena menghadapi, beberapa masalah, misalnya kesulitan belajar, atau hal-hal berhubungan dengan mental, depresi, dan sebagainya. Konsultan Sebagai konsultan, pendidik kesehatan bertugas memberi bantuan fikiran sesuai dengan keahlian dan pengalamannya terutama dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pendidikan kesehatan, meliputi isi, proses dan program pelaksanaan sesuai dengan program masalah kesehatan yang dihadapi

Tenaga pengerak pembangunan dimasyarakat (comonity developer) Tenaga ini terutama berkecimpung di masyarakat langsung membantupeyelenggaraan pembangunan kesehatan. (4) Pengelolaan Administrasi yang Memadai kegiatan ini berhubungan dengan tugas pendidik kesehatan sendiri yaitu selain melaksanakan program juaga ia menyelenggarakan administrasi meliputi fungsi managemen seperti perencanaan personil, pembiayaan, pengelolaan sumber, penjadwalan kegiatan dan penyelenggaraan tata usaha pengelolaan program. Termasuk kedalam pengelolaan ini adalah (a) pengembangan dan peningkatan program dengan mempersiapkan laporan, pembiayaan dan alokasi dana dan partisipasi dalam pengembangan dalam perencanaan dan kebijaksanaan yang diselenggrakan dalam organisasi atau lembaga tempat kerjanya. (b) menyelenggrakan koordinasi kegiatan program dengan menyempurnakan bantuian kepada staf pengembang kerjasama, dan umpan balik diantara staf serta pemberian pasilitas kepada kegiatan staf dan bantuan untuk penyelenggaran program pendidikan kesehatan.

(5) Penilaian (evaluasi) Penyelenggran penilaian meliputi semua aspek kegiatan pendidikan secara integral baik dalam praktek keseluruhan maupun bagian kegiatan. Kegiatan penilaian ini biasanya dibantu oleh para pendidik kesehatan yang bertugas dalam bidang penelitian dan statistik. Penilaian ini meliputi pengukuran terhadap hasil program serta umpan balik terhadap kegiatan dan hasil program revisi.

THE END WASSALAMU’ALAIKUM TRIMAKASIH