CINTA, SEKS DAN PERKAWINAN http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
Mengapa seseorang menikah? Apakah pernikahan itu kewajiban? Apakah tanda seseorang mencintai orang lain?
Dasar Perkawinan di Masa Lalu Kewajiban Cinta bukan pertimbangan yang utama Seks merupakan sesuatu yang pantang untuk didiskusikan Perkawinan menjadi urusan keluarga besar
Perkawinan Masa Kini Cinta dan seks sebagai elemen dasar suatu perkawinan Masalah seks terbuka Seks tanpa afeksi tidak bisa memberikan motivasi yang kuat untuk perkawinan Hubungan cinta yang mendalam dan memuaskan sangat perlu dalam memasuki perkawinan
Pengertian Cinta Cinta memberikan arti yang berbeda2 Orang sering membedakan cinta atas 3 yakni: eros, philia dan agape Eros: cinta erotik antara suami dan istri Philia : cinta antara orangtua dan anak2nya Agape: cinta antara umat manusia dg Tuhan
Eros Cinta seksual Merupakan alasan untuk suatu perkawinan Norma2 budaya atau adat-istiadat menentukan usia seseorang boleh jatuh cinta Kebudayaan menentukan siapa yang aktif dan siapa yg pasif Cinta dilembagakan dalam sebuah institusi
Cinta yg harus mengikuti norma2 ttt itu bertindak sebagai salah satu bentuk kontrol sosial Perasaan cinta harus diatur sedemikian rupa dan harus terkontrol
3 fase atau tahap dari cinta Ketertarikan Cinta Romantik Cinta yang Matang
Ketertarikan Ada ketertarikan emosional yang sangat kuat terhadap salah satu segmen tertentu dari yang “dicintai” Banyak terjadi dalam cinta monyet Jika segmen hilang maka cinta hilang Ketertarikan secara fisik
Cinta Romantik Dalam tahap ini masih terkandung unsur2 ikatan emosional dan ketertarikan secara fisik thd seseorang Cinta romantik kurang egoistik Perasaan yang menonjol: Rasa kekitaan Rasa kesatuan Rasa berpasangan yg sangat khusus Tidak bisa menjadi dasar yang baik untuk suatu perkawinan yg mantap
Cinta yang Matang Disebut juga cinta sejati Berkembang terus seumur hidup Tidak otomatis muncul setelah keduanya memutuskan untuk menikah Harus diusahakan dan tdk terjadi dg sendirinya
Cinta yang Matang Ditandai dg : ketergantungan timbal balik saling memberi dan saling menerima saling memperhatikan mengorbankan diri untuk kepentingan yg lain keinginan akan imitasi secara fisik dan emosional
Sifat Cinta yang Matang Bersifat toleran Tdk menuntut Menerima teman hidup apa adanya Memperlakukan sebagaimana adanya sebagai bagian dari diri sendiri seumur hidup
M. Scott Peck dalam Road Less Travelled (1978: 176-181) Cinta yang matang membutuhkan disiplin yg tinggi dan memberi ruang gerak kepada perbedaan2 Seorang yg sungguh2 mencintai akan berfikir dan memperlakukan pasangan sebagai pribadi yg lain dari dirinya dan menerima resiko dari perbedaan itu Perbedaan akan memperkaya ikatan keduanya
Kahlil Gibran (1993:16) Suami dan istri adalah dua pribadi yg berbeda, unik dan tidak ada duanya
PERILAKU SEKSUAL Seks adalah dorongan yg paling dasar dalam diri seorang manusia dan karena itu harus dipenuhi Kendati dorongan seksual sangat kuat, dorongan itu jg bersifat fleksibel dan bisa dikendalikan, tdk sperti makan dan minum Seks menyatu dg kehidupan manusia Ekspresi seks diatur dan ditentukan oleh masyarakat Dorongan seksual diatur dan dikontrol oleh norma2 budaya
Ritual perkawinan mungkin sangat sederhana, tetapi akibatnya mengikat keduanya seumur hidup degan hak dan kewajiban ttt Fullerton (1977: 133-139) : fungsi historis dari perkawinan ialah memberikan legitimasi kepada anak2 yg lahir dari hubungan itu
Seks Sebelum Perkawinan Kota dan desa Keperawanan Kontrol sosial Wanita memainkan peran yg besar dalam membatasi hubungan2 seksual
Laki-laki melakukan tindakan seksual sejauh wanita memberikan peluang Kebebasan seksual dapat terjadi karena: terbukanya lapangan kerja, meningkatnya tingkat pendidikan, gaya hidup kota dan pengaruh globalisasi, kurangnya kontrol keluarga
Kohabitasi Hidup bersama antara seorang pria dan wanita tanpa suatu ikatan formal melalui perkawinan Motivasi orang melakukan kohabitas: sebagai perkawinan percobaan, menghindari biaya perkawinan, salah satu bentuk eksploitasi laki-laki terhadap perempuan
Bentuk Kohabitasi Perkawinan Konsensus “Live-in” Biaya Hukum Percobaan Anggapan ttg perkawinan
Seks di Dalam Perkawinan Alamiah Kepuasan
Seks di Luar Perkawinan Ketidakpuasan dalam kehidupan seksual Kebosanan Ketidakcocokan Harapan yg tdk realistis Pertengkaran Pengalaman traumatis dll
Hasil penelitian Medina (1991: 106) 26 persen dari istri bisa menerima suami yg punya hubungan dengan wanita lain di luar perkawinan 12 persen suami menerima istri yang mempunyai hubungan dengan orang lain di luar perkawinan
Jocano ( 1976: 11) Banyak pria yang mengakui bahwa mereka memperoleh lebih banyak kepuasan dalam hubungan di luar perkawinan daripada dengan istri mereka sendiri karena dalam hubungan gelap itu ada aspek coba-coba
Santiago (1981) Beberapa hubungan gelap di luar perkawinan yg dilakukan oleh suami Hubungan dg wanita simpanan Hubungan dg seorang “pacar baru” Hubungan dengan wanita panggilan Hubungan cinta yang tersamar
Perbedaan antara pria dan wanita dalam hal seks di luar perkawinan Perbedaan wanita berpendidikan dan yang tdk