MALAM JAHANAM KARYA MOTINGGO BOESJE
KELOMPOK VI M. Fauzan sebagai Utai Putri Maulida sebagai Paijah Ramadhani K sebagi Mat Kontan Tania Purnama D sebagai Soleman
SINOPSIS Di sebuah perkampungan nelayan, tinggallah Mat Kontan beserta istri (Paijah) dan anaknya (Mat Kontan Kecil). Soleman, teman dekat Mat Kontan, tinggal di seberang rumah mereka. Suatu malam, Paijah menunggu suaminya yang belum juga pulang. Ia mengkhawatirkan anaknya yang sedang sakit. Akhirnya, Mat Kontan pulang membawa seekor burung. Saat mengobrol dengan Soleman di teras rumahnya, dia menyombongkan burung perkututnya yang baru, juga istri dan anaknya. Soleman yang tidak tahan mendengarnya mengungkit-ungkit ketakutan Mat Kontan ketika nyawanya hampir melayang karena terperosok ke dalam pasir. Mat Kontan yang ketakutan rahasianya dibongkar langsung berbaik-baik pada Soleman. Tak lama kemudian, Mat Kontan mulai menyombongkan diri lagi. Dia juga menuduh Soleman iri karena dia mempunyai istri yang cantik dan seorang anak. Soleman bahkan dianggap takut menyentuh perempuan karena sampai sekarang belum juga beristri. Mat Kontan masuk untuk melihat burung beo kesayangannya tapi tidak menemukannya.
SINOPSIS Utai, seorang warga kampung itu yang setengah pandir, mengaku pernah melihat bangkai burung tersebut di dekat sumur dengan leher tergorok. Mat Kontan yang jadi marah besar mengajak Utai menemaninya ke tukang nujum untuk mengetahui siapa pembunuhnya. Soleman pun mengaku bahwa dialah pembunuh burung beo Mat Kontan dan bahwa dialah ayah dari anak Paijah, anak yang selama ini Mat Kontan bangga-banggakan sebagai anaknya. Mat Kontan marah dan mengangkat goloknya. Soleman membuat Mat Kontan takut lagi dengan mengingatkannya tentang saat dia terperosok ke dalam pasir. Mat Kontan pergi dan menyerahkan Paijah serta anaknya pada Soleman. Mat Kontan kembali ke rumahnya dan masih mau hidup dengan Paijah serta anak Soleman. Dia bahkan mulai memerhatikan anak itu dan pergi memanggil dukun untuk mengobati penyakitnya. Sayangnya, malam itu juga si bayi meninggal dunia.
ALUR Alur Malam Jahanam adalah alur maju atau linear, yaitu peristiwa yang dialami oleh tokoh cerita tersusun menurut urutan waktu terjadinya (chronological order) secara berurutan. Alur ini berlangsung secara kontinyu dan memuncak.
LATAR Latar sosial dalam Malam Jahanam yaitu lingkungan para Nelayan yang hidup dalam kemiskinan. Bahasa yang mereka gunakan kasar dan kurang sopan. Contoh : Di pinggir laut kota kami, para nelayan tampaknya selalu gembira, biarpun betapa miskinnya. Rumah mereka terdiri dari geribik, tonggak bambu dan beratap daun kelapa. Suara mereka yang keras dan gurau kasar mereka, seolah-olah mengesankan bahwa mereka kurang berpendidikan. Latar fisik dalam drama Malam Jahanam yaitu di sebuah perkampungan nelayan.
LATAR Latar Waktu : Malam hari Latar Tempat : Di rumah Mat Kontan , depan rumah Mat Kontan,depan rumah Soleman
TOKOH dan PENOKOHAN Tokoh Mat Kontan Paijah Soleman Utai Tukang Pijat
PENOKOHAN Mat Kontan : adalah sombong, angkuh, penakut, egois, emosional, dan sok tahu. Mat Kontan juga merupakan orang yang lari dari kenyataan. Dia tetap membanggakan istri dan anaknya padahal dia sudah menduga bahwa istrinya tidak setia dan Mat Kontan Kecil bukanlah anak kandungnya. Mat Kontan dapat disebut penakut karena dia takut Soleman akan membongkar rahasianya yang pernah terperosok ke dalam pasir. Watak Soleman adalah pengecut, besar mulut, dan pembual. Ketika Paijah menceritakan ketakutannya terhadap Mat Kontan kepada Soleman, Soleman berjanji akan melindungi Paijah. Soleman berkata bahwa dia bukan penakut. Padahal, sebenarnya dia adalah pengecut. Karena takut terhadap amarah Mat Kontan, Soleman kabur naik kereta api, meninggalkan Paijah dan anak kandungnya yang sedang sakit.
PENOKOHAN Watak Paijah adalah pencemas dan tidak setia. Ia takut Soleman dan dirinya sendiri akan dibunuh oleh Mat Kontan apabila masalah burung beo dan perselingkuhan mereka terungkap. Ia juga takut dirinya dan Soleman akan diusir dari kampung apabila ada yang mengetahui perihal perselingkuhan mereka. Paijah juga seorang istri yang tidak setia. Ia berselingkuh dengan Soleman yang merupakan teman dekat suaminya. Meskipun Mat Kontan egois dan mandul, tidak seharusnya Paijah lari ke dalam pelukan laki-laki lain selama statusnya masih sebagai istri Mat Kontan. Watak Utai adalah setia. Dia selalu menuruti perintah Mat Kontan, bahkan dapat dikatakan bahwa Utai adalah tangan kanannya dan dia selalu pecicilan Watak Tukang Pijat tidak begitu terlihat karena kemunculannya terlalu singkat.
TEMA Tema Malam Jahanam adalah sisi buruk dan baik manusia. Dalam drama ini, kita bisa melihat sisi buruk manusia melalui Mat Kontan yang tidak menghargai orang lain, Paijah yang berselingkuh dengan Soleman, serta Soleman yang berhubungan istri teman dekatnya sendiri. Sisi baik manusia dapat kita lihat pada kelembutan hati Paijah terhadap anaknya serta Soleman yang mengakui kesalahannya pada Mat Kontan. Perselingkuhan juga diangkat dalam drama ini, yaitu perselingkuhan antara Paijah dengan Soleman.
AMANAT Amanat Malam Jahanam adalah kita harus dapat menghargai orang lain. Mat Kontan yang kurang menghargai Paijah dan Soleman akhirnya dikhianati oleh mereka. Kita juga harus bertanggung jawab akan semua yang telah kita lakukan walaupun akan berdampak buruk bagi kita. Seperti halnya Paijah dan Soleman yang mengakui kesalahan mereka dan harus bersedia menanggung akibatnya. Amanat yang tidak kalah pentingnya adalah tentang kesetiaan. Seorang istri seharusnya setia kepada suaminya dan berkompromi mengenai kekurangan mereka masing-masing.