I. Pengertian Proyek Gedung Bertingkat Bertambahnya jumlah penduduk, sangat erat kaitannya dengan kegiatan pembangunan, karena bertambahnya penduduk berarti memerlukan tambahan sarana untuk melakukan kegiatan mereka. Kehidupan masyarakat modern di kota-kota besar, menurut tersedianya ruang yang nyaman dan memadai untuk melakukan kegiatan mereka. Padahal lahan yang ada relatif tidak bertambah, lebih-lebih bila dibandingkan dengan bertambahnya penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pembangunan “gedung bertingkat” merupakan suatu pemecahan masalah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sejalan dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan dimensi ruang tersebut, proyek-proyek “High Rise Building” seperti hotel, apartemen, perkantoran, kondomonium dan mal, sangat pesat pertumbuhannya di kota- kota besar di Indonesia terutama di Jakarta. Akhir-akhir ini sebagai dampak dari krisis moneter memang kegiatan tersebut berhenti total, tetapi itu hanya sementara sebab bila krisis moneter dapat segera diatasi maka kegiatan tersebut akan tumbuh lagi. Situasi tersebut mau tidak mau menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh dunia jasa konstruksi khususnya para engineer. Sadar akan terbatasnya sumber daya yang ada, maka tantangan tersebut harus dapat diatasi dengan tetap berorientasi pada efisiensi. Dari hal tersebut dapat dicapai oleh dunia jasa konstruksi bila memiliki tiga kemampuan penting yaitu bisnis, teknologi dan manajemen. Teknologi dalam kegiatan jasa konstruksi muncul dalam dua bentuk, yaitu software dan hardware. Software berupa perencanaan design dan metode pelaksanaan sedang hardware berupa berbagai perkembangan tentang material konstruksi dan peralatan konstruksi. Karena teknologi selalu berkembang dalam menjawab http://www.mercubuana.ac.id
Sebelum pekerjaan pokok dimulai, untuk menjamin lancarnya pelaksanaan perlu dilakukan dan dipikirkan hal-hal yang mempengaruhinya, antara lain sebagai berikut: 1. Access Road (jalan masuk) Untuk keperluan transportasi/pengangkutan raw material, fabricated material, peralatan dan lain-lain, maka diperlukan access road yang cukup memadai baik lebarnya maupun kekuatannya. Access road ini ditinjau dari lokasinya ada dua, yaitu: 1.1 Off Site Access Jaringan jalan yang ada di luar lokasi dimanfaatkan sebagai access road. Untuk ini perlu diketahui hal-hal sebagai berikut: a. apakah ada yang perlu pelebaran b. apakah ada yang perlu perkuatan c. apakah ada peraturan lalu lintas dan peraturan daerah yang perlu diperhatikan 1.2 On Site Access Di dalam lokasi sendiri, diperlukan juga jalan untuk transportasi dalam lokasi dan pergerakan dari peralatan yang digunakan. On Site Access ini perlu direncanakan sebaik-baiknya, terutama untuk menghindari gangguan yang ada di dalam lokasi seperti: a. gangguan di atas (over head obstruction) b. gangguan di permukaan tanah (ground obstruction) c. gangguan di bawah tanah (underground obstruction) Perencanaan access ini menjadi satu kesatuan dalam perencanaan site (site plan). 2. Site Plan Lahan pada lokasi proyek perlu direncanakan sebaik-baiknya untuk keperluan menampung seluruh kegiatan yang ada di lokasi meliputi: a. kantor-kantor (offices) b. gadung (terbuka dan tertutup) c. barak kerja/tempat fabrikasi d. on site access e. fasilitas-fasilitas kerja lain Bila lahan lokasi proyek sangat terbatas maka perlu lahan lain yang berdekatan atau menggunakan lahan bangunan permanen secara sementara dengan penjadwalan yang detail dan rinci. http://www.mercubuana.ac.id
Kapasitas tower crane tergantung dari jenis dan tipe tower crane serta panjang lengan pada saat mengangkat. 4.2 Letak alat Untuk mobile crane karena sifatnya yang dapat bergerak bebas, tidak tergantung pada letaknya. Tetapi yang perlu dipikirkan adalah manuver/pergerakannya efisien atau tidak. Sedangkan untuk tower crane dan passenger hoist, produktivitas hasil kerjanya sangat dipengaruhi oleh letaknya. a. Letak passenger hoist Letak passenger hoist diupayakan sebagai berikut: Sedekat mungkin dengan pusat dari daerah yang dilayani Tidak terlalu banyak mengganggu kegiatan pekerjaan (finishing kulit luar). b. Letak tower crane Letak tower crane diupayakan sebagai berikut: Memiliki daerah pelayanan yang maksimal Dapat memanfaatkan struktur bangunan sebagai pondasi tower crane Over swing tower crane tidak mengganggu pihak lain (seperti bangunan, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain) Khusus climbing crane, struktur tempat berpijak cukup kuat menahan climbing crane selama operasi. http://www.mercubuana.ac.id