POLUSI KENDARAAN BERMOTOR
CO HC NOx SO2 CO2 Pb Asap C
GAS BUANG Gas hasil pembakaran di dalam mesin dan dikeluarkan melalui saluran pembuangan (knalpot) Gas buang: CO2, H2O, O2, HC, CO, NOx, Pb, SOx dll Emisi: HC (Hydro Carbon), CO (Carbon Monoxide), NOx (Nitrogen Oxide)
BLOW-BY GAS Gas yang lolos kedalam ruang engkol melalui celah antara ring piston dan silinder ketika terjadi langkah kompresi. Berupa gas Hydrocarbon (HC) Bila dibiarkan didalam engkol bisa merusak kualitas oli Dimasukkan lagi kedalam ruang bakar melalui PCV valve
EVAPORATED FUEL Penguapan bensin dari dalam tangki maupun ruang pelampung dalam karburator Berupa gas Hydrocarbon (HC) Bisa dimasukkan kedalam saluran intake untuk dibakar didalam mesin melalui EVAP system
CO (Carbon Monoxide) Tidak berwarna dan tidak berbau namun sangat beracun, Terjadi karena tidak cukup oksigen dalam proses pembakaran Disebabkan karena campuran gemuk; putaran idle terlalu rendah, air cleaner kotor, penyetelan campuran salah, pelampung terlalu tinggi dll Motor bakar adalah salah satu sumber utama penghasil gas CO, sejumlah 54% dari seluruh emisi gas CO. Mesin yang bekerja pada suhu rendah akan menghasilkan gas beracun ini dalam jumlah yang sangat signifikan.
CO (Carbon Monoxide) CO yang dilepaskan ke atmosfer akan mengurangi suplai OH (Hydroxyl radical) yaitu agen pembersih alami atmosfer. Akibatnya, CO ikut andil dalam peningkatan methane, sebagian halogenated CFC’s dan pembentukan ozon pada kondisi NOx tertentu. Gas CO mengurangi kemampuan darah untuk mengikat oksigen dan perokok, penderita sakit jantung dan penderita anemia sangat sensitif terhadap CO. Pengurangan daya tahan terhadap infeksi saluran pernafasan pada anak kecil dan orang dewasa.
HC (Hydrocarbon) Beraroma seperti uap bahan bakar, pedih di mata dan menyebabkan iritasi jalan pernafasan Emisi HC yang berlebihan berarti banyak bahan bakar yang terbuang percuma Terjadi manakala; timing pengapian tidak tepat, valve clearence tidak tepat, busi tidak bagus, kabel busi bocor, kompresi tidak bagus dll Hidrokarbon ada bermacam-macam group diversi kimia dari kompon, non methane hidrokarbon dan volatile organic compound (VOC) adalah sangat dominan dalam pembentukan ozone (O3). VOC mempunyai satu atom karbon dan sangat mudah menguap.
HC (Hydrocarbon) HC secara alamiah ada dalam minyak mentah dan seperti timbal bisa digunakan sebagai peningkat angka oktan, Octane enhancers mencegah bahan bakar terbakar prematur yang bisa merusakkan mesin. HC bersifat carcinogenic, berbau tajam, terasa pedih bila bersentuhan dengan mata. Kepekatan HC yang tinggi akan merusak sistem pernapasan (tenggorokan), terutama yang beracun adalah Benzena dan Toluene, menyebabkan batuk, bronkitis dan kanker paru-paru. VOC meningkatkan pembentukan ozon. Reaksi bersama HC dan NOx di udara akan membentuk kabut kimia yang disebut dengan fenomena photochemical smog
Nox (Nitogen Oxide) Hasil reaksi antara N2 dan O2 dalam temperatur yang tinggi, akibat dari tekanan kompresi yang tinggi atau campuran yang kurus Makin tinggi temperature mesin maka NOx juga semakin tinggi Berbau tidak sedap dan mengakibatkan iritasi mata dan hidung
Nox (Nitogen Oxide) NO2 bereaksi dengan air membentuk nitrat NO3 yang mengakibatkan terjadinya hujan asam. NO2 memnyebabkan korosi pada metal dan degradasi textil, karet dan polyurethane. NO2 juga menmenghambat pertumbuhan sayur-sayuran. NO2 juga mempengaruhi pembentukan ozone pada tingkat rendah. NO2 menyebabkan pengurangan ozone (O3 pada stratosfir bumi.
Nox (Nitogen Oxide) Nitogen Oksida adalah komponen terbesar dalam NOx dan dioksidasikan menjadi nitrogen dioksida (NO2). Dengan bantuan Hidrocarbon (HC) dan sinar matahari. NO2 bereaksi dengan hidrokarbon (HC) membentuk ozon (O3) atau bereaksi dengan air (H2O) membentuk nitrat (NO3), nitrat inilah sebagai sumber terbesar penyebab terjadinya hujan asam Berbau Meningkatkan sensitivitas bagi penderita asma dan bronkitis (mudah kambuh) NO2 adalah iritan pada paru-paru, pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan pulmonary edema. Mengurangi daya tahan terhadap infeksi pernafasan pada anak-anak dan dewasa.
SOx (Sulfur Oksida) Korosif terhadap metal Iritasi sistem membran pernafasan dan peradangan saluran udara, yang selanjutnya menyebabkan bronchitis
SOx (Sulfur Oksida) Sulfur dioksida (SO2) di udara sebagian besar berasal dari sumber tidak bergerak yang menggunakan bahan bakar batubara dan oli, pemrosesan pulp dan kertas, dan peleburan metal non besi. Sulfur dioksida (SO2) juga dihasilkan oleh pembakaran bensin dan solar pada kendaraan. Pada konsentrasi yang tinggi, SO2 dapat mengganggu pernapasan dan memperburuk penyakit saluran pernapasan dan penyakit cardiovascular.
SOx (Sulfur Oksida) Meningkatkan sensitivitas pada penderita asthma, bronchitis atau emphysema, baik anak kecil maupun dewasa. SO2 juga menyebabkan kerusakan pada daun dan pepohonan dan juga agricultural. Sulfur dioksida (SO2 dan oksida sulfur yang lain dengan oksigen akan membentuk sulfate dan dengan uap air (H2O) membentuk sulfur aerosol dan sulfuric acid (asam belerang). Asam tersebut akan mengakibatkan iritasi sistem pernafasan pada manusia dan binatang dan membunuh tumbuhan. Partikel sulfur juga mengurangi tingkat visibilitas udara.
Pb (Timbal) Berbau & berwarna hitam pekat Menyebabkan kerusakan ginjal, hati, lambung dan gangguan kesuburan, perkembangan otak
Suspended Particulates (PM10 ) Suspended particulates adalah partikel kecil dari bahan padat dan cair yang ada dalam emisi pembakaran bahan bakar. Jumlah partikulat yang sangat significan tinggi didapatkan pada emisi pembakaran diesel. Mengurangi kemampuan pandangan Kerusakan fisik (korosi) pada bangunan Partikel kecil bisa masuk kedalam paru-paru dan menyebabkan infeksi saluran pernafasan Partikel beracun bisa masuk kedalam sistem peredaran darah. Berbagai macam akibat dari berbagai jenis partikulat
Carbon Dioxide (CO2) CO2 adalah gas yang berasal dari pembentukan material, pernafasan tumbuhan, binatang, manusia dan alam serta pembakaran material dan bahan bakar minyak oleh manusia. Sejak revolusi industri, siklus kehidupan melepaskan dan menyerap CO2 ke/dari atmosfir menjadi tidak seimbang sehingga peningkatan produksi CO2 oleh ulah manusia yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Dampak tidak langsung dari CO2 adalah kematian sehubungan dengan gelombang panas, musim & cuaca yang dramatis, meningkatkan perpindahan vector borne dan penyakit infeksi CO2 adalah gas yang memberikan kontribusi sangat besar pada pemanasan global
Ozon (O3) Ozon terbentuk ketika NOx dan VOC bersatu di udara dalam sengatan sinar matahari. Mengurangi produktivitas pertanian seperti kedelai, tomat, kentang dan jagung Menghambat pertumbuhan pohon seperti spruce, yellow pine and sugar maple Lapisan ozon adalah penyebab terjadinya pemanasan global. Mengurangi fungsi paru-paru Iritasi mata Mengurangi fungsi kekebalan tubuh Untuk jangka panjang memungkinkan terjadinya penyakit paru-paru kronis
GAS BUANG MOTOR DIESEL Partikulat Residu karbon Pelumas tidak terbakar Sulfat Lain-lain Others 15% Unburnt oil/fuel 40% Residual 31% Sulfur 14% HC 7% CO2, NOx, CO 8%
PARTIKULAT Gas buang mesin diesel sebagian besar berupa partikulat dan berada pada dua fase yang berbeda, namun saling menyatu, yaitu: fase padat, terdiri dari residu/kotoran, abu, bahan aditif, bahan korosif, keausan metal; fase cair, terdiri dari minyak pelumas tak terbakar.
PARTIKULAT Gas buang yang berbentuk cair akan meresap ke dalam fase padat, gas ini disebut partikel. Partikel-partikel tersebut berukuran mulai dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Partikulat yang berukuran kurang dari 10 mikron memberikan dampak terhadap visibilitas udara karena partikulat tersebut akan memudarkan cahaya. Berdasarkan ukurannya, partikel dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut: 0,0110 m disebut partikel smog/kabut/asap; 1050 m disebut dust/debu; 50100 m disebut ash/abu.
RESIDU KARBON Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari partikel susunan bahan bakar yang masih berisikan kotoran kasar (abu, debu). Hal itu dikarenakan pemrosesan bahan bakarnya kurang baik. Bahan bakar diesel di Indonesia banyak mengandung kotoran, misalnya solar. Biasanya solar tidak berwarna atau bening, namun yang ada di sini pasti berwarna agak gelap. Ini menandakan adanya kotoran dalam bahan bakar. Dengan demikian, pada saat terjadi pembakaran, kotoran tersebut terurai dari susunan partikel yang lain dan tidak terbakar. Semakin banyak residu dalam bahan bakar---dengan mesin secanggih apa pun---akan dihasilkan gas buang dengan kepulan asap hitam.
PELUMAS TIDAK TERBAKAR Komponen ini penyumbang terbesar dalam gas buang, sebesar 40% berasal dari minyak pelumas dalam silinder yang tidak terbakar selama proses pembakaran. Komponen ini menyumbangkan asap berwarna keputih-putihan. Semakin banyak minyak pelumas yang ikut dalam proses pembakaran, semakin banyak warna putih dalam gas buang. Minyak pelumas yang tidak terbakar tersebut mengandung susunan karbon (C dan H).
SULFAT Sulfur pada bahan bakar yang berasal dari fosil berbentuk sulfur organik dan nonorganik. Pembakaran pada mesin diesel dengan menggunakan bahan bakar fosil akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) dengan perbandingan 30:1. Berarti, sulfur dioksida merupakan bagian yang sangat dominan dalam gas buang diesel. Sulfur dioksida yang ada di udara, jika bertemu dengan uap air akan membentuk susunan molekul asam. Jika hal ini dibiarkan, bisa terjadi hujan asam yang sangat merugikan.
LAIN - LAIN Gas buang diesel (8%) merupakan kumpulan dari bermacam-macam gas beracun, di antaranya CO, HC, CO2, dan NOx. Gas buang tersebut meskipun hanya dalam jumlah yang kecil (8%) tetap memberikan andil dalam pencemaran udara. Gas beracun itu bisa dikurangi dengan membuat proses pembakaran di dalam mesin menjadi lebih sempurna. Caranya dengan meningkatkan kemampuan kompresi dan injeksi bahan bakar yang tepat waktu dan jumlah dengan bahan bakar yang lebih sesuai.
BAHAN BAKAR TIDAK TERBAKAR Bahan bakar yang tidak terbakar setelah proses pembakaran ada 7% dari seluruh gas buang diesel. Bahan bakar yang tidak terbakar ini berupa karbon (C) yang terpisah dari HC akibat perengkahan selama terjadi pembakaran. Semakin banyak bahan bakar tidak terbakar yang keluar, semakin hitam warna asap gas buang yang dikeluarkan oleh mesin.