Standardisasi Obat Bahan Alam
Can herbal extracts and herbal medicinal products be “ essentially similar”?
Standardisasi
Definisi EU Standardisation all measures which are taken during the manufacturing process and quality control leading to a reproducible quality Standardisation means the adjusting of the herbal drug preparation to a defined content of a constituent or a group of substances with known therapeutic activity, respectively by adding excipients or by blending herbal drugs or herbal preparations
STANDARDISASI Sangat penting, hanya diterapkan untuk ekstrak - Kualitas reprodusibel - Membandingkannya terhadap produk dengan senyawa baku yang dikenal atau menyatakan jumlah minimum senyawa atau beberapa senyawa atau golongan senyawa
Standardisasi Bahan baku harus memenuhi kriteria tertentu Menjamin mutu dan khasiat Kualitas sediaan memiliki nilai tetap dan reprodusibel Menentukan jumlah minimum dari satu atau beberapa komponen yang terkandung Rangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran berhubungan dengan mutu kefarmasian
Mutu Memenuhi syarat standar (Kimia, biologi, farmasi) termasuk jaminan stabilitas sebagai produk kefarmasian Produk akhir (obat, ekstrak, atau produk produk ekstrak) mempunyai nilai parameter yang konstan
Parameter mutu ekstrak Parameter standar umum (non spesifik) Parameter standar spesifik
Parameter non spesifik Susut pengeringan Kada abu Kadar air Sisa pelarut Residu pestisida Cemaran logam berat Cemaran mikroba
Rendemen Jumlah golongan senyawa terekstraksi dengan pelarut yang digunakan Mengacu pada buku standar yang ada Tergantung dari metode ekstraksi yang digunakan (sinambung/ tidak) dan pelarut yang digunakan
Kadar air Penetapan dengan cara destilasi atau Titrasi Karl-Fischer Jika sampel tidak mengandung minyak menguap, maka susut pengeringan (Loss on drying) sama dengan kadar air Susut pengeringan menggunakan pemanasan pada 100-105oC sampai berat konstan Batas kadar air bervariasi tertinggi 15%
Kadar Abu 2- 4 g sampel dipijar dalam wadah krusible pada temperatur rendah (450oC) Jika karbon masih tersisa, karbon dipisahkan dengan melarutkan di air. Selanjutnya residu dipijar kemlai dengan penambahan asam sulfat dan dipijar pada 600oC
Kontaminasi Bakteria Produk tidak harus steril, tapi harus bebas dari bakteri. Sebagai indikator bakteri patogen digunakan E. coli Apatogenik diijinkan dengan batas kurang dari 103 bakteria/g untuk sediaan oral Pada bahan baku 104 bakteria/ g atau 100 untuk kapang dan khamir
Batas residu pestisida Konsentrasi (mg/kg) Aldrin dan dieldrin Klordan DDT Endrin Fonofos Malathion Parathion Permetrin Pyrethrin 0.05 1.0 0,05 1,0 0,5 3,0
Kontaminasi Bakteria Produk tidak harus steril, tapi harus bebas dari bakteri. Sebagai indikator bakteri patogen digunakan E. coli Apatogenik diijinkan dengan batas kurang dari 103 bakteria/g untuk sediaan oral Pada bahan baku 104 bakteria/ g atau 100 untuk kapang dan khamir
Batas mikroba (Farmakope eropa 2002) Maksimum 105 / g atau ml untuk mikroba aerob, neliputi: - maks 103/ g atau ml untuk kapang dan khamir - Maks 103/ g atau ml untuk enterobakteria E. coli tidak terdeteksi per g atau ml Salmonella sp tidak terdeteksi per 10 g atau ml
Kontaminasi Zat Asing Sampel mudah terkontaminasi bahan pasir, batu atau logam, kotoran binatang, serangga dan jamur 100-500 g sampel disebar pada kertas dan dibantu dengan kaca pembesar diambil bahan asing dan dihitung persentasi zat asing
Parameter spesifik Identitas ekstrak Organoleptik ekstrak Kadar senyawa terlarut pada pelarut tertentu
Identitas ekstrak Deskripsi tata nama ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan, senyawa identitas yang menjadi petunjuka spesifik
Kasus Ada 5 daun : Daun Saga Daun Asam Jawa Daun Meniran Daun Putri Malu Daun Petai Cina Bagaimana mengidentifikasi atau memastikan validitas daun yang diinginkan ?
Uji kandungan kimia ekstrak Pola kromatogram Kadar total kandungan kimia Kadar kandungan kimia tertentu
Standardisasi Salah satu pamater kandungan kimia Pola kromatogram Total golongan kandungan kimia Kadar kandungan kimia tertentu (senyawa identitas)
Bahan baku Tanaman Simplisia Ekstrak
Tipe Ekstrak Ekstrak Terstandar (Tipe A): ekstrak distandardisasi terhadap senyawa berkhasiatnya Ekstrak Terkuantifikasi (Tipe B): ekstrak distandardisasi terhadap kandungan yang ikut berperan dalam khasiatnya Ekstrak Lain (Tipe C): ekstrak yang distandisasi terhadap senyawa penuntun (secara farmakologi tidak diketahui)/ marker
Esktrak Terstandar Daun digitalis (Digitalis folium), glikosida digitalis sampai 5% Ekstrak kering senna: distandardisasi mengandung 5,5- 8,0% glikosida hidroksiantrasene, dihitung sebagai sennosid B Ekstrak kering daun belladonna (Belladonnae Folium dari Atropa belladona) distandardisasi mengandung 0,95-1,05% alkaloid dihitung sebagai hiosiamin
Ekstrak Terkuantifikasi Ginkgo biloba L, daun, kandungan: Flavonoid (0,5-1%): flavon dan flavonol glikosia, biflavonoid, glikosida flavonol terasetilasi Terpen lakton (0,03-0,25%) Kandungan yg tidak diinginkan (polifenol, polisakarida, asam ginkgolat) direduksi flavonoid glikosida (16-26%) dan terpen lakton (5-7%) Hypericum perforatum L, bagian di atas tanah (herba St John`s wort)
Ekstrak Lain Senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktifitas tidak diketahui diperlukan marker untuk kualitas Crataegus, bagian di atas tanah (Crataegi folium cum flore, howthorn) Passiflora incarnata L, bagian di atas tanah (Passiflorae herba, passion flower): Kualitatif KLT dengan baku rutin atau hiperosida Kuantitatif : spektrofotometri atau KCKT sidik jari
Fitoekuivalen
Ginkgo biloba
Marker
Marker Marker substances or groups of marker substances are chemically defined constituents of herbal drugs, herbal drug preparations and herbal medicinal products which, according to the state of scientific knowledge, do not contribute to contribute to therapeutical activity. They only serve analytical pruposes
Two categories of markers Markers which are caracteristic for respective genus or family of the plant, and are therefore suitable for identification tests and assay (e.g.. batch-to-batch control) Marker which occur ubiquitously in plants. They can only be utilised for quantification and do not provide further knowledge regarding the quality of the herbal drug or the herbal drug preparations
General categories of the constituents Category of constituent Definition Examples Constituents Extracts 1 Therapeutically active Substances or groups of substances which , in an isolated state, exert the same and similar therapeutic effect as an total extract Sylimarin Aescin Sennosides Cardui Marie Hippocastani Sennae 2 Active constituents (pharmaceutically relevant constituent Substances or groups of substances which, in an isolated state, do not exert the same therapeutic effect as the total extract, but which are accepted to contribute to the therapeutic activity of the herbal drug preparation Hypericin/pseudohypericin Procyanidin/Flavomoids Hyperici Cratageus
Category of constituent Definition Examples Constituent Extracts 3 Marker Substances or groups of substances which only serve analytical purposes 3.1 Characterictic marker Characteristic for the respective genus or family of the plant, suitable for identification tests or assay Valerinic acid Echinacoside Valerianae officinalis 3.2 Ubiquitous marker Occur ubiquitously in plants, suitable for assay Rutin Chlorogenic acid Hyperici/Solidaginis Hyperici/cynarae
Markers Serve analytical control purposes at the following steps of manufacture: Identification and purity tests Batch-to-batch control Determination of the extraction rate Validation of the manufacturing conditions Stability testing Evidence of batch-to-batch conformity
Markers Valerinic acid are specific constituents of V. officinalis and thus elligible for distingushing the herbal drugs from Radix V. edulis (Mexicanae) as well as Radix V. walichii
Marker Marker substances can be used for stablity testing if therapeutically active or active constituents are not known. To prove batch- to-batch confromity over the whole shlef-life, additional fingerprint chromatogram must be performed in different range of polarity
Extraction of an unknown sample Example: Kumis Kuching Polar mobile phase: chloroform, methanol,water (70:30:4) For saponines and lignanes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Extraction solvent: 1: heptane; 2: toluene; 3: MTBE; 4: DCM; 5: chloroform; 6: acetone; 7: ethanol; 8: methanol; 9: ethanol-water(7:3); 10: methanol-water (8:2); 11: methanol-acetic acid (9:1); 12: methanol-ammonia 25% (8:2).
Extraction of an unknown sample Example: Kumis Kuching Ethyl acetate, acetic acid, formic acid, water 100:11:11:27 For flavonoids 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Extraction solvent: 1: heptane; 2: toluene; 3: MTBE; 4: DCM; 5: chloroform; 6: acetone; 7: ethanol; 8: methanol; 9: ethanol-water(7:3); 10: methanol-water (8:2); 11: methanol-acetic acid (9:1); 12: methanol-ammonia 25% (8:2).
Extraction of an unknown sample Example: Kumis Kuching Non polar mobile phase: toluene, ethyl acetate (95:5) for nonpolar compounds and essential oils 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Extraction solvent: 1: heptane; 2: toluene; 3: MTBE; 4: DCM; 5: chloroform; 6: acetone; 7: ethanol; 8: methanol; 9: ethanol-water(7:3); 10: methanol-water (8:2); 11: methanol-acetic acid (9:1); 12: methanol-ammonia 25% (8:2).
Characteristic of medicinal products Every herbal extract is a complex mixture of various substances Every extract shows considerable natural variations in it’s the composition In many cases the single therapeutically active constituents of herbal drug are not known Proof of therapeutical equivalence of such complex mix of constituents is hardly possible Clinical trial is very difficult
KLT untuk Identifikasi dan Penetapan Kadar Produk Herbal
Applikasi KLT KLT untuk identifikasi dan penetapan kadar formula: Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit dan Herba Samiloto Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daun jambu
Rimpang Kunyit dan Herba Sambiloto Kombinasi Esktrak Rimpang Kunyit dan Herba Sambiloto
Rimpang Kunyit dan Daun Jambu Kombinasi Esktrak Rimpang Kunyit dan Daun Jambu
Terima Kasih