Analisis Rangkaian Listrik

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Selamat Datang Dalam Tutorial Ini
Advertisements

By. Sri Heranurweni, ST.MT.
Open Course Selamat Belajar.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi 5 1.
Time Domain #4. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Pelajaran #4 Oleh Sudaryatno Sudirham.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor” 2.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-6
Selamat Belajar Open Course. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu - Course #2 Oleh: Sudaryatno Sudirham.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-7 1.
Open Course Selamat Belajar.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Pelajaran #1
Analisis Rangkaian Listrik Klik untuk melanjutkan
Time Domain #5. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Pelajaran #5 Oleh Sudaryatno Sudirham.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Selamat Datang Dalam Tutorial Ini
Analisis Harmonisa Sinyal Nonsinus.
HUKUM-HUKUM RANGKAIAN
Selamat Datang Dalam Tutorial Ini 1. Petunjuk Dalam mengikuti tutorial jarak jauh ini, pertanyakanlah apakah yang disampaikan pada setiap langkah presenmtasi.
Sistem Distribusi DC Ir. Sjamsjul Anam, MT.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu #1
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-9
PSTI-POLNES Elektronika II.
Analisis Rangkaian Listrik Metoda-Metoda Analisis
TRANSFORMATOR Pertemuan 7-8
RANGKAIAN LISTRIK I WEEK 2.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Rangkaian Pemroses Energi Rangkaian Pemroses Sinyal.
Analisis Rangkaian Listrik
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-8 1.
Analisis Harmonisa Tinjauan di Kawasan Fasor Sudaryatno Sudirham.
Open Course Selamat Belajar.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Circuit Analysis Phasor Domain #2.
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Rangkaian Pemroses Energi dan Pemroses Sinyal.
Analisis Rangkaian Listrik Hukum, Kaidah, Teorema Rangkaian
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Metoda-Metoda Analisis.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Model Piranti Pasif Model Piranti Aktif.
Rangkaian dengan Opamp
Rangkaian dengan Opamp
Penguat Operasional Ideal dan Riil
Penguat Operasional (Op-Amp)
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
LISTRIK DINAMIK.
INDUKTANSI.
ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
Hubungan arus dan tegangan pada Kapasitor
Pengantar Analisis Rangkaian
Bipolar Junction Transistor (BJT)
OPERATIONAL AMPLIFIER
Hubungan Arus Tegangan pada Induktor
Konsep Dasar – Elemen Rangkaian
Analisis Harmonisa Pembebanan Nonlinier.
21. Arus Listrik dan Tahanan
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-4
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Model Piranti Sudaryatno Sudirham Klik untuk menlanjutkan.
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Open Course Selamat Belajar.
Open Course Selamat Belajar.
Circuit Analysis Phasor Domain #1.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu
KARAKTERISTIK KOMPONEN RANGKAIAN LISTRIK
ELEKTRONIKA 1 Bab 4 ELEKTRONIKA DALAM PRAKTEK Oleh : M. Andang N
RANGKAIAN KOPLING MAGNETIK
Week 2 KARAKTERISTIK KOMPONEN RANGKAIAN LISTRIK
INDUKTANSI.
Transcript presentasi:

Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Model Piranti Pasif Model Piranti Aktif

Piranti Listrik dikelompokkan ke dalam 2 katagori menyerap daya memberi pasif aktif Piranti Piranti Listrik dikelompokkan ke dalam 2 katagori

Model Piranti Pasif

tegangan diukur antara dua ujung piranti Perilaku suatu piranti dinyatakan oleh karakteristik i-v yang dimilikinya, yaitu hubungan antara arus yang melalui piranti dengan tegangan yang ada di antara terminalnya. tegangan diukur antara dua ujung piranti i v tidak linier linier piranti +  arus melewati piranti

Di bagian inilah kita bekerja. Resistor Simbol: R i v nyata model batas daerah linier Kurva i terhadap v tidak linier benar namun ada bagian yang sangat mendekati linier, sehingga dapat dianggap linier. Di bagian inilah kita bekerja.

Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan CONTOH: Resistor : t [detik] V A W vR iR pR Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan

Konstanta proporsionalitas Kapasitor C simbol iC dvC/dt 1 Konstanta proporsionalitas C disebut kapasitansi Daya adalah turunan terhadap waktu dari energi. Maka apa yang ada dalam tanda kurung adalah energi Energi awal

CONTOH: t [detik] vC V iC mA W pC Kapasitor : -200 -100 100 200 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 t [detik] V mA W vC iC pC Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan namun iC muncul lebih dulu dari vC. Arus 90o mendahului tegangan

Konstanta proporsionalitas Induktor 1/L vL 1 diL dt simbol L Konstanta proporsionalitas L disebut induktansi Daya adalah turunan terhadap waktu dari energi. Maka apa yang ada dalam tanda kurung adalah energi Energi awal

CONTOH: vL = 200sin400t Volt L = 2,5 H vL iL Induktor : V mA W pL t [detik] Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan namun iL muncul lebih belakang dari vL. Arus 90o di belakang tegangan

Secara fisik, mereka merupakan besaran dimensional. Secara Fisik Resistor Kapasitor Induktor konstanta proporsionalitas Resistansi, kapasitansi, dan induktansi, dalam analisis rangkaian listrik merupakan suatu konstanta proporsionalitas. Secara fisik, mereka merupakan besaran dimensional. Secara Fisik resistivitas konstanta dielektrik konstanta L: panjang konduktor A: luas penampang elektroda N: jumlah lilitan A: luas penampang d: jarak elektroda

Induktansi Bersama i1 i2 v1 v2 Dua kumparan terkopel secara magnetik i1 i2 v1 v2 Induktansi sendiri kumparan-1 Induktansi sendiri kumparan-2 Pengaruh kumparan-2 pada kumparan-1 Terdapat kopling magnetik antar kedua kumparan yang dinyatakan dengan: M Pengaruh kumparan-1 pada kumparan-2 k12 = k21 = kM Jika medium magnet linier : Persamaan tegangan di kumparan-1 Persamaan tegangan di kumparan-2 Tanda  tergantung dari apakah fluksi magnet yang ditimbulkan oleh kedua kumparan saling membantu atau saling berlawanan

bisa positif (aditif) bisa pula negatif (substraktif) Kopling magnetik bisa positif (aditif) bisa pula negatif (substraktif) Untuk memperhitungkan kopling magnetik digunakan Konvensi Titik: Arus i yang masuk ke ujung yang bertanda titik di salah satu kumparan, membangkitkan tegangan berpolaritas positif pada ujung kumparan lain yang juga bertanda titik. Besarnya tegangan yang terbangkit adalah M di/dt.  substraktif 1 i1 i2 2  aditif 1 i1 i2 2 i1 i2 v1 v2 i1 i2 v1 v2

Jika susut daya adalah nol: Transformator Ideal i1 i2 v1 v2 Jika kopling magnet terjadi secara sempurna, artinya fluksi magnit melingkupi kedua kumparan tanpa terjadi kebocoran, maka k1 = k2 = k12 = k21 = kM Jika susut daya adalah nol:

CONTOH: + v1 _ v2 50 N1/N2 = 0,1 v1 = 120sin400t V

Saklar v i v i simbol simbol saklar terbuka saklar tertutup i = 0 , v = sembarang v = 0 , i = sembarang

Model Piranti Aktif

Sumber Tegangan Bebas Ideal Sumber tegangan bebas memiliki tegangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri, tidak terpengaruh oleh bagian lain dari rangkaian. v = vs (tertentu) dan i = sesuai kebutuhan v i Vo +  Vo i + _ vs i Karakteristik i - v sumber tegangan konstan Simbol sumber tegangan konstan Simbol sumber tegangan bervariasi terhadap waktu

Sumber Arus Bebas Ideal Sumber arus bebas memiliki kemampuan memberikan arus yang ditentukan oleh dirinya sendiri, tidak terpengaruh oleh bagian lain dari rangkaian. i = is (tertentu) dan v = sesuai kebutuhan Simbol sumber arus ideal  v + i Is , is v i Is Karakteristik sumber arus ideal

CONTOH: +  vbeban = vsumber = 40 V pbeban= 200 W  i = 5 A 40V beban Sumber Tegangan Sumber Arus ibeban = isumber = 5 A vbeban = vsumber = 40 V pbeban= 100 W  i = 2,5 A pbeban= 100 W  v = 20 V pbeban= 200 W  i = 5 A pbeban= 200 W  v = 40 A Tegangan sumber tetap, arus sumber berubah sesuai pembebanan Arus sumber tetap, tegangan sumber berubah sesuai pembebanan

Sumber Praktis  v + Rp is i ip i Rs + v  vs _ Sumber praktis memiliki karakteristik yang mirip dengan keadaan dalam praktik. Sumber ini digambarkan dengan menggunakan sumber ideal tetapi tegangan ataupun arus sumber tergantung dari besar pembebanan.  v + Rp is i ip i Rs + v  vs _ Sumber tegangan praktis terdiri dari sumber ideal vs dan resistansi seri Rs sedangkan tegangan keluarannya adalah v. vs tertentu, akan tetapi tegangan keluarannya adalah v = vs  iR Sumber arus praktis terdiri dari sumber ideal is dan resistansi paralel Rp sedangkan tegangan keluarannya adalah v. is tertentu, akan tetapi arus keluarannya adalah i = is  ip

Sumber Tak-Bebas (Dependent Sources) Sumber tak-bebas memiliki karakteristik yang ditentukan oleh besaran di bagian lain dari rangkaian. Ada empat macam sumber tak-bebas, yaitu: + _ i1 r i1 CCVS + _  v1 v1 VCVS Sumber tegangan dikendalikan oleh arus Sumber tegangan dikendalikan oleh tegangan  i1 i1 CCCS g v1 + v1 _ VCCS Sumber arus dikendalikan oleh arus Sumber arus dikendalikan oleh tegangan

Contoh: Rangkaian dengan sumber tak bebas tanpa umpan balik +  is 20  vs = 24 V 500 is vo io 60 

Model Sumber Tak Bebas OP AMP Sumber tak bebas digunakan untuk memodelkan Penguat Operasional (OP AMP) 7 2 6 3 5 4 8 1  + vN vP VCC +VCC vo Top +VCC : catu daya positif VCC : catu daya negatif vP = tegangan masukan non-inversi; vN = tegangan masukan inversi; vo = tegangan keluaran; Model Sumber Tak Bebas OP AMP +  Ri Ro vo iP iN vP + vN + io  (vP  vN ) +  catu daya positif catu daya negatif keluaran masukan non-inversi inversi Diagram rangkaian

OP AMP Ideal Suatu OPAMP ideal digambarkan dengan diagram rangkaian yang disederhanakan: keluaran masukan non-inversi masukan inversi +  vo vp vn ip in Jika OpAmp dianggap ideal maka terdapat relasi yang mudah pada sisi masukan

Contoh: Rangkaian Penyangga (buffer) +  iP iN vP vs vN R vo io

Contoh: Rangkaian Penguat Non-Inversi +  iP iN vP vs vN R1 R2 vo umpan balik

CONTOH: vB = ? iB = ? pB = ? 2k iB vo 5V vB RB =1k 1k +  2k iB 5V 1k vB RB =1k vo Rangkaian dengan OP AMP yang lain akan kita pelajari dalam bab tentang rangkaian pemroses sinyal

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Course Ware Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Model Piranti Sudaryatno Sudirham