Model-Model Observasi Penelitian Kualitatif: Naturalist dan Grounded Research Oleh: Dewi Sad Tanti (55208110004) Putra Kurnia Adidjaja (55208110016) Iin Yunishi Hutapea (55208110029)
Naturalistik Paradigma naturalistik disebut juga paradigma definisi sosial, paradigma non-positivistik, paradigma mikro dan pemberdayaan Lincoln dan Guba dalam Moleong (2005: 148), lebih suka menggunakan istilah Naturalistic Inquiry oleh karena ciri yang menonjol dari penelitian ini adalah cara pengamatan dan pengumpulan datanya dilakukan dalam latar/ setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subyek yang diteliti (sebagaimana adanya di alam/natur). Model Naturalistik
Karakteristik Naturalistik Berlatar alamiah: Ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya Manusia sebagai instrumen: Sifat naturalistik menuntut supaya diri sendiri atau manusia lain menjadi alat pengumpul data utama. Model Naturalistik
Karakteristik Naturalistik Model Naturalistik Teori dari dasar (grounded theory): berupaya menemukan teori berdasar data empirik, bukan membangun teori secara deduktif-logis. Itulah yang disebut dengan grounded theory, dan model penelitiannya disebut grounded research Adanya batas: fokus paradigma naturalistik menghendaki diterapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Ini penting karena, batas menentukan kenyataan ganda dan dapat mempertajam fokus
Karakteristik Naturalistik Sampel secara porposive: Yakni metode pengambilan sampel dengan secara sengaja memilih sampel-sampel tertentu (dengan mengabaikan sampel-sampel lainnya), karena sampel tertentu itu memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh sampel-sampel lainnya Data deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan sejenisnya (bukan angka-angka). Analisis data secara induktif: metode pengambilan kesimpulan yang dimuali dari pemahaman terhadap kasus-kasus khusus ke dalam bentuk kesimpulan umum Model Naturalistik
ARUS PENELITIAN NATURALISTIK Dilaksanakan Dalam batas Masalah atau lain Konteks Naturalistik Keseluruhan diuji untuk Kredibilitas, tranferabilitas, Dependabilitas, konfirmabilitas manusia sebagai instrumen membangun gunakan Pengetahuan tak terkatakan Metode-metode kualitatif ditata dalam Purposive sampling Desain sementara Analisis data kualitatif Diputar hingga jenuh “grounded theory” Dikaitkan dengan Hasil yang disepakatkan Mengarah ke Dapat diterapkan secara idiographik Laporan kasus Dapat diterapkan secara tentatif Model Naturalistik Yang keduanya
Contoh Penelitian Dengan model Observasi Naturalist Peneliti yang mengadakan penelitian terhadap komunitas suatu pesantren misalnya, ia tidak saja akan mengamatinya ketika mereka berinteraksi di ruang belajar, tetapi juga di beberapa tempat lain yang biasanya dijadikan tempat berkumpul, seperti masjid, asrama, aula, kafetaria, kediaman pimpinan pesantren dan sebagainya. Model Naturalistik
Rancangan : Pola Interaksi dalam Komunitas Metroseksual yang akan diamati antara lain interaksi mereka di tempat berkumpul, cafe, kediaman tokohnya, salon, body care, mall, dan juga tempat aktifitas lesnya (bisa les musik, kepribadian). Perlawanan Budaya Komunitas Punk yang akan diamati antara lain simbol yang digunakan, pilihan tempat kumpul, bahasa dan tempat aktivitas lain yang mempengaruhi pembentukan tanda-tanda budaya Strategi Pembentukan Agenda Media (Studi dalam Ruang Pemberitaan Televisi) yang akan diamati antara lain prosedur, mekanisme, pola penentuan berita, interaksi antar reporter, redaksi dan pola-pola aturan yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan tayangan berita televisi. Model Naturalistik
Grounded Research Adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang langsung terjun ke lapangan tanpa membawa rancangan konseptual, proposisi, dan teori tertentu Secara provokatif, sering dikatakan agar peneliti masuk ke lapangan dengan “kepala kosong”, tanpa membawa apapun yang sifatnya apriori, apakah itu konsep, proposisi, ataupun teori Muhadjir (2002: 122) menjelaskan metode grounded research sebagai metode penelitian sosial yang bertujuan untuk menemukan teori melalui data yang diperoleh secara sistematik dengan menggunakan metode analisis konstan Model Grounded Research
Tokoh Barney G. Glaser dan Anselm Strauss sendiri sebagai pionir metode ini dalam bukunya “The Discovery of Grounded Theory” juga memperkuat bahwa toeri itu diperoleh dari data akhir lapangan, bukan yang telah dirumuskan di belakang meja sebelum penelitian dimulai. Karena teori ini dihasilkan berdasarkan data, maka ia disebut dengan teori berdasar (grounded theory). Bahkan ia juga dapat mencegah pemunculan dan penggunaan teori secara oportunistik karena dikendalikan dan didasarkan oleh data. Model Grounded Research
Tiga unsur dasar Konsep, diperoleh melalui konseptualisasi data. Peristiwa atau kejadian diperhatikan dan dianalisis sebagai indikator potensial dari fenomena yang kemudian diberikan nama/lebel secara konseptual Kategori, adalah kumpulan yang lebih tinggi dan abstrak dari konsep Proposisi, menunjukkan adanya hubungan konseptual, yakni suatu pernyataan berdasarkan hubungan berbagai konsep yang mengandung deskripsi sistem pemahaman tertentu yang relevan dengan kondisi di lapangan Model Grounded Research
sembilan langkah penelitian peninjauan ulang literatur teknis pemilihan kasus pembuatan panduan pengumpulan data yang akurat terjun ke lapangan penyusunan data analisis data yang berhubungan dengan kasus awal percontohan teoritik penyelesaian penelitian perbandingan teori yang muncul dengan literatur yang sudah ada. Model Grounded Research
5 tahap menghasilkan teori Ada lima tahap dalam menghasilkan teori pada grounded research, yakni: (1) disain penelitian, (2) pengumpulan data, (3) display data, (4) analisis data, dan (5) membandingkan dengan literatur. Model Grounded Research
Tahap Analisa Data Proses open coding merupakan bagian dari analisis data, dimana peneliti melakukan identifikasi, penamaan, kategorisasi dan penguraian gejala yang ditemukan dalam teks hasil dari wawancara, observasi, dan catatan harian peneliti itu sendiri Axial coding. Tahap ini, adalah menghubungkan berbagai kategori penelitian dalam bentuk susunan property (sifat-sifat) yang dilakukan dengan menghubungkan kode-kode, dan merupakan kombinasi cara berfikir induktif dan deduktif. Selective coding, yakni memilih kategorisasi inti, dan menghubungkan kategori-kategori lain pada kategori inti. Selama proses coding ini, diadakan aktivitas penulisan memo teoritik. Memo bukan sekedar gagasan kaku, namun terus berubah dan berkembang atau direvisi sepanjang proses penelitian berlangsung. Model Grounded Research
Contoh Penelitian Dengan model Observasi Grounded Research Penelitian agama sebagai gejala sosial yang menggunakan grounded research dilakukan oleh Mudzhar (1998: 57) berjudul “Masjid dan Bakul Keramat: Konflik dan Integrasi dalam Masyarakat Bugis Amparita”. Penelitian ini mempelajari tentang fenomena tiga kelompok keagamaan: orang-orang Islam, orang-orang Towano Tolitang dan orang-orang Tolitang Benteng di desa Amparita berinteraksi satu sama lain, kadang-kadang dalam bentuk konflik, kerja sama bahkan integrasi. Model Grounded Research
Rancangan Konflik dan Integrasi Masyarakat Sendang Biru Model (Malang Selatan) yang akan diamati tiga kelompok keagamaan Nasrani, kejawen dan Nasrani Jawi Wetan yang berinteraksi di desa nelayan. Konsep interaksi, konflik dan integrasi dalam bidang ekonomi. Opinion Leader dalam Masyarakat Urban yang akan diamati antara lain pembentukan konsep karakteristik dan jenis opinion leader di masyarakat perkotaan. Broadcasting Editorial (Studi Kualitatif pada ”Bang One Show” di TV One) yang akan diamati antara lain konsep, desain dan mekanisme pembentukan editorial dalam tayangan televisi. Model Grounded Research
TERIMA KASIH