Johannes Parlindungan, ST.,MT. KONSEP RUANG PUBLIK Johannes Parlindungan, ST.,MT.
PEMBENTUKAN RUANG PUBLIK SUATU BENTUK DARI RUANG FISIK ATAU SUATU SET DARI HUBUNGAN- HUBUNGAN YANG MENEMPATI RUANG DAN MENEGASKAN SUATU KOMUNITAS (Brodin , 2006). BERHUBUNGAN DENGAN BAGIAN-BAGIAN PADA LINGKUNGAN ALAMI DAN BINAAN, PUBLIK DAN PRIVAT, INTERNAL DAN EKSTERNAL, PERKOTAAN DAN PEDESAAN, DIMANA MASYARAKAT UMUM MENDAPATKAN AKSES SECARA BEBAS (Carmona, 2008,p.4). BRODIN (2006), RUANG PUBLIK MENURUT PROSES PEMBENTUKANNYA : RUANG PUBLIK METAFORA (Metaphorical Public Space) RUANG PUBLIK HARFIAH (Literal Public Space)
RUANG PUBLIK METAFORA DALAM ILMU BAHASA, METAFORA DAPAT BERARTI UNGKAPAN ATAU GAYA BAHASA (MAJAS) MENGGUNAKAN KIASAN DENGAN MEMBANDINGKAN SESUATU DENGAN HAL LAIN (ANALOGI). TERJADI PERGESERAN MAKNA ATAS OBJEK ATAU KALIMAT YANG MENDAPAT MAJAS. MISAL : “ENGKAU ADALAH JANTUNG HATIKU”, “JANTUNG HATI” MENGANDUNG MAKNA SESEORANG YG SANGAT BERARTI, BUKAN JANTUNG DAN HATI SECARA HARFIAH (DEFENISI MENURUT KAMUS) RUANG DIMAKNAI TIDAK MENURUT PERWUJUDAN FISIKNYA ATAU “FUNGSI”, TETAPI MENURUT BAGAIMANA PERANAN RUANG TERSEBUT. RUANG BERPERAN UNTUK MEWADAHI APA YANG MENJADI ISI-NYA YAITU HUBUNGAN ANTAR MANUSIA RUANG TERBENTUK DALAM KONTEKS SOSIAL YAITU DARI PROSES KOMUNIKASI ANTAR MANUSIA.
RUANG TANPA PENGENDALIAN FORMAL DAPAT MENIMBULKAN KESEPAKATAN INFORMAL BAGI PEMANFAATAN RUANG SECARA PUBLIK KADEMANGAN, BLITAR. MENINGKATNYA AKTIVITAS PUBLIK PADA BEBERAPA LOKASI PARKIR SAAT SORE SAMPAI MALAM HARI SECARA FUNGSIONAL ADALAH JALAN RAYA, TAPI BERDASARKAN “KESEPAKATAN FORMAL” DAN “KOMUNIKASI MASSA”, BERUBAH MENJADI RUANG INTERAKSI.
HABERMAS (1989) dalam BRODIN (2006) : ARAK-ARAKAN CENDERUNG MENDISKRIMINASI ORANG UNTUK KELUAR DARI ZONA PUBLIK HABERMAS (1989) dalam BRODIN (2006) : LIBERAL PUBLIC SPACE PROTECTED AUTONOMY OF PRIVATE SPACE AND CIRCUMSCRIBED PUBLIC POWER VIDEO 01 VIDEO 02
RUANG PUBLIK HARFIAH RUANG DIMAKNAI SECARA LANGSUNG SESUAI SIFAT FUNGSIONAL DAN PELINGKUPAN FISIKNYA BRODIN (2006) : RUANG PUBLIK DIPANDANG TIDAK TERBENTUK DARI AKTIVITAS ATAU PROSES KOMUNIKASI, TAPI BERDASARKAN ADANYA AKSES. DIPERLUKAN PEMAHAMAN MENGENAI TIPOLOGI RUANG MENURUT FUNGSI. BENTUK RUANG DAN AKSESIBILITAS PERLU DITELITI LEBIH LANJUT. BENTUK RUANG DAN AKSESIBILITAS KEMUDIAN DAPAT MENGEMBANGKAN ATAU MENURUNKAN SIFAT PUBLIK SUATU RUANG
TERBENTUK SECARA TEKNIS MELALUI PROSES PERENCANAAN&PERANCANGAN DIPERGUNAKAN SEBAGAIMANA TUJUAN PERANCANGAN
BEBERAPA KONFLIK YANG DAPAT TERJADI
SECARA METAFORA, RUANG PUBLIK INI TIDAK BERKONTRIBUSI SECARA MAKSIMAL LITERAL PUBLIC SPACE ACCESS PROBLEM SECARA METAFORA, RUANG PUBLIK INI TIDAK BERKONTRIBUSI SECARA MAKSIMAL
(Jahn Gehl)
PERANAN RUANG PUBLIK EKONOMI: Memberi pengaruh yg positif pada nilai properti. Mendorong performa ekonomi regional. Dapat menjadi bisnis yang baik KESEHATAN : Mendorong masyarakat untuk aktif melakukan gerakan fisik. Menyediakan ruanbg informal dan formal bagi kegiatan olahraga. Mengurangi stress. Carmona, et al. (2008:9)
SOSIAL : Menyediakan ruang bagi interaksi dan pembelajaran sosial pada segala usia. Mengurangi resiko terjadinya kejahatan dan sikap anti-sosial. Mengurangi dominasi kendaraan bermotor sehingga angka kecelakaan dapat berkurang. Mendorong dan meningkatkan kehidupan berkomunitas. LINGKUNGAN : Mendorong terwujudnya transportasi berkelanjutan. Meningkatkan kualitas udara, mengurangi efek heat island dan polusi. Menciptakan kesempatan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati.
METAPHORA LITERAL PENDEKATAN UMUM AKTIVITAS ADAT / TRADISI NORMA POLITIK & EKONOMI LITERAL TIPOLOGI RUANG PELINGKUPAN DAN KARAKTERISTIK FISIK STANDAR RUANG
TIPOLOGI UMUM RUANG PUBLIK AKSESIBILITAS
SEMI - PUBLIK PUBLIK PRIVAT SEMI - PRIVAT
TIPOLOGI UMUM RUANG PUBLIK EXTERNAL PUBLIC SPACE BAGIAN LAHAN YG BERADA DI ANTARA KEPEMILIKAN PRIVAT. (ALUN –ALUN, JALAN, TAMAN, PARKIR, dll) INTERNAL PUBLIC SPACE RUANG PADA FASILITAS – FASILITAS UMUM DIMANA WARGA BEBAS MENGAKSES (PERPUSTAKAAN UMUM, MUSIUM, TERMINAL /STASIUN KENDARAAN UMUM, dll) EXTERNAL AND INTERNAL “QUASI” PUBLIC SPACE RUANG PUBLIK DENGAN KEPEMILIKAN “PRIVAT” (FASILITAS-FASILITAS KOMERSIAL, KAMPUS). PENGELOLA RUANG BEBAS MELAKUKAN PENGENDALIAN AKSES DAN PERILAKU. AKSESIBILITAS
Carmona, et al. (2008)
TIPOLOGI UMUM AKTIVITAS AKTIVITAS PENTING AKTIVITAS RUTIN, BEKERJA, BERSEKOLAH AKTIVITAS PILIHAN (OPTIONAL) DILAKUKAN SEC. SUKARELA, KEBEBASAN WAKTU, SESUAI KONDISI TEMPAT, CUACA MAUPUN SETTING LOKASI (berjalan-jalan santai, duduk-duduk di warung pinggir jalan, mengamati orang lewat) MENDAPAT KONDISI LINGKUNGAN YG BAIK AKTIVITAS SOSIAL TERJADI SPONTAN SBG KONSEKUENSI LANGSUNG DARI PERGERAKAN MANUSIA DAN KEBERSAMAAN DI SUATU ”TEMPAT” PADA SAAT YG SAMA (aktivitas komunal, saling mendengar, diskusi, dll)
Quality of The Physical Environment POOR GOOD NECESSARY ACTIVITIES OPTIONAL ACTIVITIES “RESULTANT” (SOCIAL ACTIVITIES) (Gehl)
MENURUT ZHANG dan LAWSON (2008): AKTIVITAS PROSES AKTIVITAS FISIK AKTIVITAS TRANSISI
PUBLIC SPACE CHARACTER DIMENSI RUANG PUBLIK PUBLIC SPACE CHARACTER KIT OF PARTS QUALITIES CONTEXT FOR ACTION Carmona, et al. (2008)
THE KIT OF PARTS
QUALITIES CRIME REDUCTION. ACTIVITIES FOR YOUNG PEOPLE. REMOVAL OF RUBBISH. REDUCTION IN NOISE/DISTURBANCE. BETTER LIGHTING. REDUCED TRAFFIC. BETTER PARKS AND OPEN SPACE. BETTER STREET CLEANING. BETTER MAINTENANCE. PLEASANT ATTRACTIVE WELL DESIGNED FREE FROM DANGER, POLLUTION, NOISE, ETC. FUNCTIONAL. LITTER FREE NOT REPEATEDLY DUG UP. DIVERSE, MULTIFUNCTION
BEBERAPA KUALITAS YANG HARUS DIMILIKI MENURUT CARR : MEANINGFULL, dimana ruang publik harus memungkinkan manusia sebagai pengguna ruang untuk membuat hubungan (koneksi) yang kuat antara ruang / place dengan kehidupan mereka dan dunia yang lebih luas. Dengan kata lain, ada sistem pemaknaan dalam ruang publik. DEMOCRATIC, dimana ruang publik harus dapat diakses oleh siapa saja dan menjamin kebebasan dalam beraktivitas. Carmona, et al (2008, p.24) menguraikan bahwa aksesibilitas antara lain mencakup kemudahan akses ke lokasi dan kemudahan pergerakan di dalam ruang. RESPONSIVE, dimana ruang publik harus tanggap atau mampu memenuhi kebutuhan warga yang terwujud dalam desain fisik dan pengelolaannya.
BEBERAPA KEBUTUHAN MENDASAR LAINNYA (Carmona, 2008) : 1. Kenyamanan (comfort). Terdiri dari :Faktor lingkungan (angin, sudut datang sinar matahari, dan lain sebagainya), Kenyamanan fisik (ketersediaan perabot lansekap, dan lain sebagainya) dan Kenyamanan sosial dan psikologis (ketenangan suasana, dan lain sebagainya). Dapat diindikasikan dari kenyamanan pengguna untuk menghabiskan waktu di ruang publik yang didukung oleh beberapa kondisi. 2. Relaksasi (relaxation). Kenyamanan mendukung terciptanya suasana relaksasi, yang secara fisik terwujud baik melalui penataan elemen alami (pohon, badan air, dan lain sebagainya) maupun pemisahan spasial antara jalur kendaraan bermotor dengan jalur pejalan kaki.
3.Penggunaan secara pasif (passive engagement). Penggunaan pasif yang dilakukan oleh pengguna ruang publik adalah mengamati lingkungan. Setting spasial ruang publik harus memungkinkan pengguna untuk berhenti bergerak dan menikmati suasana yang didukung oleh perabot lansekap yang memadai. 4. Penggunaan secara aktif (active engagement). Terjadi dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang secara langsung melibatkan pengguna. Interaksi yang terjadi dalam bentuk komunikasi antar pengguna ini dapat terjadi secara spontan maupun dengan stimulus yang disebut tringulasi (Carmona et al. 2003, p.167). 5.Petualangan / keanekaragaman fitur (discovery). Pengalaman ruang yang beragam akan meningkatkan ketertarikan orang untuk terlibat di suatu ruang publik. Pengalaman ruang ini dapat terwujud berupa desain lansekap yang unik, penampilan panorama alami yang menarik, pertunjukan kesenian, kios dan lain sebagainya.
CONTEXT FOR ACTION
GOOD PUBLIC SPACE INDEX 1. THE INTENSITY OF USE JUMLAH ORANG YANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS 2. THE INTENSITY OF SOCIAL USE JUMLAH ORANG YANG DALAM KELOMPOK 3. PEOPLE DURATION’S OF STAY WAKTU YANG DIPERGUNAKAN DALAM MELAKSANAKAN AKTIVITAS (Mefta, 2007)
4. TEMPORARY DIVERSITY OF USE PENGGUNAAN RUANG 5. VARIETY OF USE JUMLAH TIPE AKTIVITAS YANG TERLIBAT 6. DIVERSITY IF USERS KEBERAGAMAN KARAKTERISTIK PENGGUNA RUANG (GENDER DAN USIA)
DAFTAR PUSTAKA Brodin. 2006. Public Space : Exploration of a Concept. Western Political Science Association Annual Meeting, Albuquerque, 16–18 March, 2006. Carmona, et al. 2003. Public places – urban spaces, the dimension of urban design. Architectural press. Carmona, et al. 2008. Public space: the management dimension. Routledge, Taylor&Francis group. New York, USA. Mehta. 2007. A Toolkit for Performance Measure of Public Space. 43rd ISOCARP Congress 2007. Zhang dan Lawson. 2009. Meeting and greeting: activities in public outdoor spaces outside high-density urban residential communities. Urban design international (2009), volume 14, 4, 207-214.