AWAN Awan : Udara di sekeliling kita banyak mengandung uap air. Tidak terhitung banyaknya gelembung udara yang terbentuk oleh busa laut secara terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air terangkat ke langit. Partikel-partikel yang disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan selanjutnya akan membentuk titik-titik air. Selanjutnya aerosol ini naik ke atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang lebih tinggi, maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya mengembun. Kumpulan titik-titik air hasil dari uap air dalam udara yang mengembun inilah yang disebut sebagai awan. Awan adalah kumpulan butiran-butiran air atau kristal es kecil di atmosfer yang merupakan produk dari proses kondensasi uap air dengan konsentrasi sekitar seratus butir cm3 dan radius sekitar 10 µm (Lutgens, 1982 dan Rogers, 1983). Makin banyak udara yang mengembun, makin besar awan yang terbentuk.
Pertumbuhan Awan : 1. Pertumbuhan awan melalui kondensasi Ketika uap air terangkat naik ke atmosfer oleh aktivitas konveksi, maka pada level tertentu partikel aerosol (berukuran 0,0002 mm) yang banyak beterbangan di udara akan berfungsi sebagai inti kondensasi (condensation nucleus) yang menyebabkan uap air tersebut mengalami pengembunan. Karena inti kondensasi bersifat higroskofik maka sejak berlangsungnya kondensasi, partikel berubah menjadi tetes cair (droplets) berukuran 0,02 mm dan kumpulan dari banyak droplets membentuk awan.
2. Pertumbuhan awan melalui tumbukan dan penggabungan (collision and coalescense) : Tetes-tetes awan (droplets) yang berukuran kecil bergerak naik keatas terbawa gerakan udara secara vertikal (updraft); sementara itu sudah ada tetes awan yang menjadi partikel berukuran lebih besar (Giant Nuclei) yang karena beratnya melebihi berat dari udara sehingga sudah mulai bergerak jauh ke bawah. Partikel Besar (GN) ini bertindak sebagai “pengumpul” tetes-tetes awan yang lain, karena sepanjang lintasannya ke bawah ia menumbuk tetes lain yang lebih kecil, bergabung dan jauh menjadi lebih besar lagi (proses tumbukan dan penggabungan). c. Semakin banyak tetes lain yang tertumbuk dan bergabung, maka partikel tersebut akan semakin besar ukurannya, dan lama kelamaan akan terbelah membentuk partikel (GN) baru.
Gambar Pertumbuhan awan melalui tumbukan dan penggabungan d. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan merambat keseluruh bagian awan, dan bila dalam awan terdapat cukup banyak GN maka proses berlangsung secara autokonversi atau reaksi berantai (Langmuir Chain Reaction) di seluruh awan, dan dimulailah proses hujan dalam awan tersebut. Giant Nuclei Tejadi proses tumbukan dan penggabungan Droplet Terjadi proses kondensasi Inti Kondensasi (Partikel aerosol) Gambar Pertumbuhan awan melalui tumbukan dan penggabungan (collision and coalescense)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan awan (Ahren, 2007): Pemanasan permukaan dan konveksi bebas : Uap air terangkat naik ke atmosfer yang tidak stabil, diakibatkan oleh pemanasan permukaan (adanya arus konveksi). Uap air yang terangkat tersebut membentuk awan-awan cumuli atau berkembang menjadi awan cumulonimbus. Awan-awan ini mampu menghasilkan hujan yang lebat disertai kilat dan guntur Gambar Proses pengangkatan uap air ke atmosfer akibat adanya arus konveksi (pemanasan permukaan)
Gambar Pengangkatan uap air oleh massa udara yang datang b. Proses pengangkatan karena konvergensi pada permukaan : Massa udara yang datang bersamaan dari dua arah pada daerah yang permukaannya mengalami pemanasan dan memaksa uap air bergerak ke atas. Massa udara tersebut mengalami proses pendinginan dan membentuk awan. Awan ini menghasilkan hujan yang disertai angin berputar. Gambar Pengangkatan uap air oleh massa udara yang datang bersamaan dari segala arah.
Gambar Pengangkatan uap air yang dipaksa oleh adanya Pengangkatan secara orografik : Angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan, terutama pada arah hadap angin, sedangkan pada sisi lain pegunungan mengalir massa udara yang dingin dan kering. Gambar Pengangkatan uap air yang dipaksa oleh adanya pegunungan
Gambar Proses pembentukan awan akibat pertemuan dua massa Pengangkatan udara di sepanjang Front : Naiknya massa udara yang mengalami konvergensi akibat pertemuan dua massa udara yakni massa udara hangat yang lembab dengan udara dingin yang kering, sehingga ketidakstabilan atmosferpun akan meningkat. Udara yang naik akan menghasilkan awan yang pada umumnya berasosiasi dengan awan stratus, tetapi pada bulan-bulan musim panas sering hadir awan cummulus sepanjang front dan terjadi di lintang menengah (daerah temperate). Gambar Proses pembentukan awan akibat pertemuan dua massa udara (massa udara hangat dan lembab dengan udara dingin yang kering)
Penyebaran awan secara vertikal dapat dibedakan :
Awan tinggi Awan yang mempunyai ketinggian lebih dari 7000 meter dengan suhu yang sangat rendah. Pada umumnya terdiri dari kristal-kristal es , berwarna putih atau mendekati transparan. Yang termasuk golongan awan ini adalah : 1. Awan Cirrus : Awan yang halus seperti kapas atau bulu, struktur beserat. Gambar Awan Cirrus
2. Awan Cirrostratus : Awan tipis seperti kelambu/tirai yang menutupi angkasa. Gambar Awan Cirrostratus 3. Awan Cirrocumulus : Awan berbentuk seperti kumpulan bulu domba Gambar Awan Cirrocumulus ANGIN DARAT
b. Awan sedang/pertengahan Awan yang mempunyai ketinggian antara 2000 - 7000 meter. Awan ini merupakan campuran titik-titik air dan kristal-kristal es. Yang termasuk golongan awan ini adalah : 1. Awan Altocomulus : Sekumpulan awan yang berbentuk bulat, berlapis-lapis, tersusun pola baris, grup atau gelombang. Berwarna putih pucat dan beberapa bagian berwarna keabu- abuan. Gambar Altocomulus
2. Awan Altostratus : Awan berbentuk selendang yang tebal, berserat, berwarna keabu-abuan. Gambar Awan Altostratus c. Awan rendah Awan yang berada ketinggian dibawah 2000 meter. Yang termasuk golongan awan ini adalah :
1. Awan Stratus : Awan yang melebar seperti kabut, seringkali terbentuk dari kabut yang naik. Gambar Awan Stratus 2. Awan Stratocumulus : Awan yang berbentuk seperti gelombang lautan. Langit yang berwarna biru sering masih nampak diantara awan ini. Gambar Awan Stratocumulus
3. Awan Nimbostratus : Lapisan awan yang tebal dengan bentuk yang tidak teratur. Dikenal dengan awan- awan gangguan yang menimbulkan banyak hujan. Gambar Awan Nimbostratus
d. Awan yang berkembang vertikal : Awan yang dihasilkan oleh massa udara yang hangat dan lembab yang masih mampu naik sampai ketinggian yang cukup tinggi setelah melewati aras kondensasi, terdiri dari awan-awan : 1. Awan Cumulus : bentuk awan seperti kubah dengan dasar vertikal. Biasanya terbentuk pada siang hari dalam udara yang bergerak naik. Bagian yang berhadapan dengan matahari terang dan berwarna kelabu pada bagian yang tidak disinari. Gambar Awan Cumulus
2. Awan Cumulonimbus : Awan yang bervolume sangat besar, berbentuk seperti menara, kadang- kadang puncaknya melebar. Awan ini menghasilkan hujan yang disertai kilat dan guntur serta badai. Kadang-kadang disertai salju dan hail atau gelembung. Berwarna putih, pucat dan terdiri dari beberapa bagian yang keabu-abuan karena kurang sinar. Gambar Awan Cumulonimbus
3. Awan Altostratus : berbentuk seperti seperti selendang yang tebal, berserat, berwarna keabu-abuan. Gambar Awan Altostratus