VEKTOR PENYAKIT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 2.3 DASAR DASAR PATOLOGI Tahun Ajaran 2013/2014 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNIVERSITAS JAMBI
POKOK BAHASAN Komponen Proses Penyakit Menular Pengertian Vektor Penyakit Penularan Penyakit Melalui Vektor Pengendalian Vektor Penyakit Cara cara Pengendalian Vektor Penyakit
KOMPONEN PROSES PENYEKIT MENULAR Agent ( organisme penyebab penyakit ) Sumber penularan ( reservoir ) Cara penularan ( Mode of transmission ) Cara meninggalkan pejamu ( portal exit ) Cara masuk ke pejamu baru ( port d’ entre ) Ketahanan pejamu ( susceptibility host )
KOMPONEN PROSES PENYEKIT MENULAR Agent ( organisme penyebab penyakit ) Kelompok arthropoda scabies, pediculosis Kelompok cacing / helminth cacing perut Kelompok protozoa plasmodium, amuba Kelompok fungus Kelompok bakteri termasuk spirochaeta dan ricketsia Kelompok virus
KOMPONEN PROSES PENYEKIT MENULAR Sumber penularan ( reservoir ) Manusia : penderita, dan carrier Binatang penyakit penyakit zoonosis Tumbuhan / benda lain Cara penularan ( Mode of transmission ) Penularan langsung ( direct transmission ) orang ke orang STI binatang ke orang zoonosis tumbuhan ke orang jamur dari orang ke orang melalui kontak benda lain cacing tambang, kermi
KOMPONEN PROSES PENYEKIT MENULAR Cara penularan ( Mode of transmission ) Penularan melalui udara ( air borne disease ) Penularan melalui makanan / minuman / dan benda lain Melalui air ( water borne disease ) Melalui makanan ( food borne disease ) Melalui susu ( milk borne disease ) Penularan melalui vektor ( vector borne disease )
KOMPONEN PROSES PENYEKIT MENULAR Cara meninggalkan pejamu ( portal exit ) Sama dengan Cara masuk ke pejamu baru ( port d’ entre ) Mukosa / kulit Saluran pencernaan Saluran pernapasan Saluran urogenitalia Gigitan, suntikan, luka ( mekanik ) placenta
KOMPONEN PROSES PENYEKIT MENULAR Ketahanan pejamu ( susceptibility host ) Keadaan umum Kekebalan tubuh Status gizi Keturunan / gnetik
PENGERTIAN VEKTOR vektor penyakit adalah organisme hidup yang dapat menularkan agent penyakit dari satu hewan ke hewan lain atau ke manusia. Penularan penyakit pada manusia melalui vektor berupa serangga dikenal sebagai vectorborne disease
Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian.
PENULARAN PENYAKIT MELALUI VEKTOR Penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor kepada manusia dapat dibedakan atas dua cara, yakni : Penyebaran secara biologi, disebut pula penyebaran aktif. Disini bibit penyakit hidup serta berkembang biak di dalam tubuh vektor dan jika vektor tersebut menggigit manusia, maka bibit penyakit masuk ke dalam tubuh sehingga timbul penyakit. Contoh : nyamuk.
PENULARAN PENYAKIT MELALUI VEKTOR Penyebaran secara mekanik, disebut juga penyebaran pasif, yakni pindahnya bibit penyakit yang dibawa vektor kepada bahan-bahan yang digunakan manusia (umumnya makanan), dan jika makanan tersebut dimakan oleh manusia maka timbul penyakit. Contoh : lalat
Jadi penyakit bawaan vektor seperti nyamuk, pinjal, tungau, dan kutu dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia. Untuk itu kita harus selalu menjaga kebersihan dan berupaya untuk mengendalikan binatang pengerat ataupun serangga yang dapat menjadi vektor penyakit. PENGENDALIAN VEKTOR
PENGENDALIAN VEKTOR Pengertian pengendalian vector adalah usaha yang dilakukan untuk menekan hewan pembawa penyakit. Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan.
PENGENDALIAN VEKTOR Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas.
PENGENDALIAN VEKTOR Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan atau menekan populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Jadi Pengendalian vektor adalah semua upaya yang dilakukan untuk menekan, mengurangi, atau menurunkan tingkat populasi vektor sampai serendah rendahnya sehigga tidak membahayakan kehidupan manusia.
CARA CARA PENGENDALIAN VEKTOR Secara garis besar ada 4 cara pengendalian vektor yaitu Cara kimia Cara biologi Cara radiasi Cara mekanik / pengelolaan lingkungan
1. Cara Pengendalian Vektor Menggunakan Senyawa Kimia Cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan senyawa atau bahan kimia baik yang digunakan untuk membunuh nyamuk (insektisida) maupun jentiknya (larvasida), mengusir atau menghalau nyamuk (repellent) supaya nyamuk tidak menggigit Senyawa Kimia Nabati Senyawa Kimia Non Nabati
Senyawa kimia nabati Insektisida nabati secara umum diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang bersifat racun bagi organisme pengganggu, mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid dan fenolik
Senyawa kimia nabati Beberapa keunggulan yang dimiliki insektisida nabati yaitu: tidak atau hanya sedikit meninggalkan residu pada komponen lingkungan sehingga lebih aman daripada insektisida sintetis/kimia, cepat terurai di alam sehingga tidak menimbulkan resistensi pada sasaran .
Senyawa kimia nabati Insektisida nabati sebenarnya telah lama dikenal orang. Penggunaan insektisida nabati seperti nikotin yang terkandung dalam bubuk tembakau (tobacco dust) telah digunakan sebagai insektisida sejak tahun 1763. Nikotin merupakan racun saraf yang bekerja sebagai antagonis dari reseptor nikotin asetil kolin. Nikotin juga merupakan insektisida non sistemik dan bekerja sebagai racun inhalasi dengan sedikit efek sebagai racun perut dan racun kontak
Senyawa kimia nabati Beberapa Insektisida nabati yang pernah diuji cobakan antara lain : ekstrak biji mahkota dewa (Phaleria papuana Warb) ekstrak daun zodia (Evodia suaveolans) ekstrak cabe rawit (Capsicum frutescens L) serai (Andropogen nardus)
Senyawa kimia nonnabati senyawa kimia non nabati yaitu dapat berupa derivat-derivat minyak bumi seperti minyak tanah dan minyak pelumas yang mempunyai daya insektisida. Caranya minyak dituang diatas permukaan air sehingga terjadi suatu lapisan tipis yang dapat menghambat pernapasan larva nyamuk.
Senyawa kimia nonnabati Debu higroskopis misalnya tanah diatom (diatomaceous earth) juga dapat dimanfaatkan sebagai insektisida. Tanah ini diperoleh dari penambangan timbunan fosil yang terdiri atas cangkang sejenis ganggang bersel tunggal (Bacillariophyceae). Tanah ini dimanfaatkan sebagai insektisida karena mampu menyerap cairan dari tubuh serangga sehingga serangga mati karena mengalami dehidrasi
Senyawa kimia sintetis insektisida sintetis pada umumnya bersumber dari bahan dasar minyak bumi yang diubah struktur kimianya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu sesuai dengan keinginannya, diantaranya adalah: Golongan organo chlorine,. Golongan organo phosphate, Golongan carbamate,.
Senyawa kimia sintetis Golongan organo chlorine, insektisida ini cara kerjanya sebagai racun terhadap susunan saraf pusat dengan gejala keracunan muncul dalam 4 stadium berurutan, gelisah, kejang, lumpuh dan mati.
Senyawa kimia sintetis Golongan organo phosphate, insektisida ini cara kerjanya untuk menghambat enzyme cholinesterase Golongan carbamate, insektisida ini tidak mempunyai elemen chlorine ataupun phosphate tapi cara kerjanya hampir sama dengan organo phospat yakni dengan menghambat kadar enzyme cholinesterase.
2. Cara Pengendalian Vektor Secara Biologi Pengendalian biologi dilakukan dengan menggunakan kelompok hidup, baik dari mikroorganisme, hewan invertebrata atau hewan vertebrata. Pengendalian ini dapat berperan sebagai patogen, parasit, atau pemangsa.
2. Cara Pengendalian Vektor Secara Biologi Beberapa jenis ikan, seperti ikan kepala timah (Panchaxpanchax), ikan gabus (Gambusia affinis) adalah pemangsa yang cocok untuk larva nyamuk. Nematoda seperti Romanomarmus dan R. culiciforax merupakan parasit pada larva nyamuk
2. Cara Pengendalian Vektor Secara Biologi Beberapa golongan virus, bakteri, fungi atau protozoa dapat berperan sebagai patogen dengan cara mengembangkannya sebagai pengendali biologi larva nyamuk di tempat perindukannya. Bacillus thuringiensis (Bt) merupakan species bakteri yang dikembangkan sebagai insektisida racun perut. Saat sporulasi, bakteri menghasilkan kristal protein yang mengandung senyawa insektisida α-endotoksin yang bekerja merusak sistem pencernaan serangga
2. Cara Pengendalian Vektor Secara Biologi Ada dua varitas atau subspecies Bt yang efektif digunakan untuk mengendalikan nyamuk yaitu Bacillus thuringiensis serotype H-14 (Bt. H-14) dan Bacillus sphaericus (Bs) Jamur Metarhizium anisopliae toksis terhadap larva nyamuk A. aegypti
3. Cara Pengendalian Vektor Secara Radiasi Pada pengendalian ini nyamuk dewasa jantan diradiasi dengan bahan radioaktif dengan dosis tertentu sehingga menjadi mandul. Kemudian nyamuk jantan yang telah diradiasi ini dilepaskan ke alam bebas. Meskipun nanti akan berkopulasi dengan nyamuk betina tapi nyamuk betina tidak akan dapat menghasilkan telur yang fertil.
3. Cara Pengendalian Vektor Secara Radiasi Apabila pelepasan serangga jantan mandul dilakukan secara terus menerus, maka populasi serangga di lokasi pelepasan menjadi sangat rendah
3. Cara Pengendalian Vektor Secara Radiasi Salah satu cara pemandulan nyamuk vektor adalah dengan cara radiasi ionisasi yang dikenakan pada salah satu stadium perkembangannya. Radiasi pemandulan ini dapat menggunakan : sinar gamma umum digunakan sinar X neutron,
3. Cara Pengendalian Vektor Secara Radiasi Radiasi dapat dilakukan pada stadium telur, larva, pupa atau dewasa. Tetapi hasil optimum dapat diperoleh apabila radiasi dilakukan pada stadium pupa dimana terjadi transformasi/perkembangan organ muda menjadi organ dewasa. Pada stadium ini umumnya spermatogenesis dan oogenesis sedang berlangsung, sehingga radiasi dalam dosis rendah 65-70 Gy (Gray) sudah dapat menimbulkan kemandulan.
3. Cara Pengendalian Vektor Secara Radiasi Umur pupa pada saat diradiasi memiliki kepekaan yang berbeda-beda, semakin tua, kepekaannya terhadap radiasi akan semakin menurun. Radiasi secara umum dapat menimbulkan berbagai akibat terhadap nyamuk, baik kelainan morfologis maupun kerusakan genetis
4. Cara Pengendalian Vektor Secara Mekanik dan Pengelolaan Lingkungan Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah nyamuk kontak dengan manusia yaitu memasang kawat kasa pada lubang ventilasi rumah, jendela, dan pintu. Cara yang sudah umum dilakukan adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M yaitu: Menguras Menutup Menanam/menimbun
4. Cara Pengendalian Vektor Secara Mekanik dan Pengelolaan Lingkungan Menurut WHO (1997) pengendalian vektor yang paling efektif adalah : manajemen lingkungan, termasuk perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan aktivitas monitoring untuk manipulasi atau modifikasi faktor lingkungan dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi vektor penyakit manusia dan perkembangbiakan vektor patogen.
4. Cara Pengendalian Vektor Secara Mekanik dan Pengelolaan Lingkungan Pada tahun 1980, WHO Expert Committee on Vector Biology and Control membagi tiga jenis manajemen lingkungan, yaitu: Modifikasi lingkungan fisik yang merupakan tempat kediaman vektor. Manipulasi lingkungan tempat kediaman vektor sebagai hasil aktivitas direncanakan untuk menghasilkan kondisi-kondisi yang kurang baik perkembangbiakan vektor. Merubah perilaku atau tempat tinggal manusia untuk mengurangi kontak vektor patogen dengan manusia.
Pencegahan Usaha ini dilakukan dengan menggunakan repellent atau pengusir, misalnya lotion yang digosokkan ke kulit sehingga nyamuk takut mendekat. Banyak bahan tanaman yang bisa dijadikan lotion anti nyamuk. Hal ini yang dapat dilakukan untuk mengusir nyamuk adalah menanam tanaman yang tidak disukai serangga, termasuk nyamuk Ae. aegypti. Tanaman ini bisa diletakkan di sekitar rumah atau di dalam.
Terima kasih