CIGARRETTE
Ini adalah tentang diriku (dahulu) dan mungkin juga dirimu (saat ini)
Saat itu berusia 5 tahun Hari-hariku sangat bahagia, dan aku yakin hari-hari sebelumnya juga berikutnya akan sama indahnya
Semuanya terasa begitu indah. Hidup bersama orang tua dan teman-temanku
Tapi kehidupanku mulai berubah ketika berusia 15 tahun
Ketika SMP aku mendapati diriku tidak memiliki teman sebanyak orang lain. Mereka terlihat lebih keren.
Suatu ketika, salah satu dari mereka menghampiriku. Mengajakku berteman. Dengan sebatang rokok menyala di tangannya.
“Maaf, saya tidak bisa berteman dengan kalian. Kalian perokok” ^_^
“Ah. Kau tidak harus menjadi perokok untuk berteman dengan kami”
“Benarkah?”… “Ya, tentu saja. Ayo ikut denganku dan bergabung”
Beberapa bulan berlalu. Ternyata mereka adalah orang-orang yang baik Beberapa bulan berlalu. Ternyata mereka adalah orang-orang yang baik. Mereka tidak mengajakku untuk merokok.
Beberapa bulan berikutnya Beberapa bulan berikutnya. Aku menjadi senang bepergian dengan mereka (nongkrong).
Hingga pernah satu ketika ayah bertanya “Nak, kau dari mana Hingga pernah satu ketika ayah bertanya “Nak, kau dari mana?” “Aku dari rumah teman, Yah”
Beberapa hari selanjutnya ayah kembali bertanya saat aku pulang sore Beberapa hari selanjutnya ayah kembali bertanya saat aku pulang sore. “Nak, kau dari mana? Pulangnya kok sore?” “Dari kerja kelompok, ayah” (Lie)
Beberapa minggu selanjutnya ayah kembali bertanya dan aku tidak menjawabnya. Saya bukan anak kecil lagi
Temanku: “ kenapa mukamu seperti itu. Lagi ada masalah. ” “Ya Temanku: “ kenapa mukamu seperti itu? Lagi ada masalah?” “Ya. Orang-orang di rumahku berubah, mereka tidak seperti dulu lagi” “mungkin kau perlu untuk berfikir”
“Berpikir. Kepalaku mau pecah saat berada di rumah. ” “Berpikir ! ?Kepalaku mau pecah saat berada di rumah!!!” . “pembungkus rokokmu baru?” “ia, dengan rasa baru (menthol), nikotinnya lebih rendah” “apa kau tenang setelah merokok?” “tentu saja ”
Hisapan pertama, aku batuk dan mereka tertawa Hisapan pertama, aku batuk dan mereka tertawa. Hisapan kedua, kami tertawa bersama Hingga akhirnya batang pertama habis dan benar saja, aku merasa tenang, merasa lebih berarti
Hari berganti pekan, pekan berganti bulan dan tahun pun berganti Dari batangan berganti bungkusan. Lelahku hilang saat merokok Penatku hilang saat merokok Segala gusarku hilang saat merokok
Saat usiaku 20 tahun ayah meninggal dunia. Hatiku hancur Saat usiaku 20 tahun ayah meninggal dunia. Hatiku hancur. Dan kau tahu, hanya batangan rokok yang bisa mengerti perasaanku
Usia 24 Tahun ibuku menyusul ayah, dan kembali; hanya rokok yang menjadi kawanku disaat sedih dan merasa sendiri
Di rumah ini terlalu banyak kenangan, aku ingin pindah saja.
Aku menatapi tembok-tembok rumah untuk terakhir kalinya Aku menatapi tembok-tembok rumah untuk terakhir kalinya. Mengucapkan selamat tinggal.
Kembali aku membuka album berisi potret masa kecilku Kembali aku membuka album berisi potret masa kecilku. Terlihat ayah dan ibu mengendongku dengan senyuman yang indah. Dan tentunya wajahku sangat lucu
Lembaran demi lembaran album kubuka. Kenangan demi kenangan berdatangan. Lembaran terakhir album itu ada potret ukuran besar ayah, ibu dan diriku.
Tetesan pertama mulai jatuh Tetesan pertama mulai jatuh. Kenangan kembali menyapaku Tetesan kedua, aku mulai merasa waktu bersama mereka terlalu singkat Tetesan selanjutnya hanya ada tangisanku
Kenangan saat ibu bermain bersamaku Kenangan saat ayah bercerita tentang diriku dimasa kecil Dan kenangan saat aku mulai mengabaikan mereka demi menikmati sebatang rokok
Dan saat ini kudapati ROKOK tidak mampu menghapus air mataku Dan saat ini kudapati ROKOK tidak mampu menghapus air mataku. Aku salah paham tentang ROKOK
Saat aku berpikir rokok menenangkanku, sebenarnya dia sedang melumpuhkan pikiranku
Saat aku berpikir rokok membuatku berhati tegar, sebenarnya dia sedang membuat hatiku mati
Saat aku beripikir ROKOK menjadikan hidup ini lebih berarti, sebenarnya dia sedang mengambil warna kehidupan dariku. Menjauhkanku dari kehidupan yang sebenarnya
Saat aku berpikir ROKOK menyembuhkan segala rasa SAKITku, sebenarnya dia hanya sedang membuatku menyakiti orang-orang yang mencintaiku
Dan terakhir, saat ROKOK membuatku merasa semuanya sudah terlambat Dan terakhir, saat ROKOK membuatku merasa semuanya sudah terlambat. Tapi kali ini dia GAGAL.
Sebab AKU tahu, harapan selalu ada Sebab AKU tahu, harapan selalu ada. Jumlah harapan tumbuh jauh lebih banyak dari jumlah ROKOK yang ada
Harapan untuk menjadi lebih baik
Harapan untuk menjadikan hidup KITA lebih BERARTI Harapan untuk menjadikan hidup KITA lebih BERARTI.. IT’S TIME TO GIVE UP