Membangun sistem informasi berbasis perspektif pemakai Para analis sistem dan pemrogram yang bertugas menyusun suatu perancangan dan progam sistem informasi harus memiliki orientasi yang berbasis perspektif pemakai. Sistem informasi yang telah dibangun oleh kelompok analis sistem dan perancangan tetapi akhirnya ditinggalkan oleh para pemakai, biasanya disebabkan oleh sistem yang dibuat atau dibangun hanya berorientasi pada pembuatnya saja sehingga berakibat :
a. Sistem dirasakan kurang user friendly bagi pemakai khususnya staf perusahaan yang bertugas untuk mengoperasikannya. b. Sistem kurang memberikan rasa nyaman (kondusif) dan kurang interaktif karena pemakai merasa tidak paham terhadap komentar / penjelasan bantuan yang disediakan oleh pembuatnya
c. Tampilan sistem dinilai sulit untuk dipahami karena sistem menu / tata letak yang kurang memperhatikan kaidah cognitive psychologi / kebiasaan prilaku orang d. Pemakai sistem merasa dipaksa untuk mengikuti prosedur yang dibangun sehingga menilai bahwa sistem kurang interaktif dan kaku.
Agar hal diatas dapat dihindari dan sistem yang dibangun tidak menjadi tembok penghalang atau mempersulit proses transaksi untuk pengambilan keputusan maka sebaliknya seorang analis dan pemrogram juga harus memperhatikan hal berikut : Para analis dan pemrogram sistem harus dapat menetapkan pemakai sistem sebagai konsultan utamanya agar dapat dibangun suatu sistem yang mudah digunakan dan menarik. b. Analis juga harus memperhatikan faktor pemakai karena mereka nantinya yang akan menggunakan sistem dan mengoperasikannya.
c. Analis sistem juga harus dapat mengakomodasikan kebutuhan dan keinginan para pemakai tersebut seperti menampilkan laporan transaksi harian, mingguan, bulanan dan tahunan, dimana analis sistem harus dapat mengusahakan dan tidak menolak dengan berbagai alasan.
d. Para pemakai juga memiliki peran sebagai penguji atas kualitas sistem yang dibangun karena mereka yang akan menggunakan dan mengoperasikan sistem, tentu saja mereka yang lebih mengetahui apakah sistem sudah sesuai dan memenuhi kebutuhan
KEBUTUHAN SISTEM Informasi yang baik tidak hanya dinilai dari segi tampilan semata, namun juga harus memperhatikan bagaimana aliran informasi yang dibangun dan diimplementasikan Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun atau merancang sistem informasi antara lain :
Efisiensi dan efektifitas Pola aliran informasi yang dibangun harus sistematik dan sederhana mungkin tetapi lengkap dan akurat, khususnya pada prosedur masukan data harus diperketat agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data karena secanggih apapun sistem di bangun apabila data yang dimasukkan salah maka output yang dihasilkan juga akan mengalami kesalahan.
b. Prosedur masukan data sesingkat mungkin Hal ini harus diperhatikan oleh perancang sistem pada saat memasukkan data yang akan diolah. Untuk itu perancang sistem harus memiliki wawasan yang luas agar dapat menentukan solusi dan efektif yang akan dituangkan dalam bentuk prosedur pemrograman. c. Sistem harus dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya Perusahaan harus dapat memanfaatkan teknologi jaringan dalam mengintegrasikan data dan mendistribusikan informasi.
d. Trend masa depan Sistem yang dibangun diharapkan dapat beradaptasi dengan perkembangan dimasa depan dengan menyerap teknik, model dan teknologi yang mutakhir. Sistem ini dirancang secara dinamis, misalnya dengan memberikan fasilitas set up yang lengkap agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan di masa mendatang. Untuk dapat berinteraksi dengan sistem yang lain, perlu dipikirkan agar sistem dapat saling berkomunikasi dengan sistem dari perusahaan lain.
e. Efisiensi pembiayaan Pembangunan sistem berdasarkan pada perencanaan dan perancangan yang matang dan hemat biaya, sebaliknya jika perencanaan dan perancangan kurang matang akan mengakibatkan pemborosan. f. Integritas dan keamanan data Sistem yang baru terbentuk tentu harus memenuhi standar integritas. Keamanan data merupakan sumberdaya utama bagi terciptanya informasi. Untuk itu berbagai metoda pengamanan perlu dipertimbangkan agar keamanan data dalam sistem tersebut terjamin.
g. Interaktif Sistem yang baik harus dapat berinteraksi dengan pemakainya dan mudah dipahami. Untuk itu para perancang sistem selain memikirkan aliran informasi, juga memikirkan pemodelan yang interaktif. Kesulitan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengidentifikasikan, menyeleksi dan menyusun komponen-komponen sistem yang sesuai dengan pemakai karena para pemakai rata-rata memiliki latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan yang berbeda sehingga diperoleh kecocokan yang optimal.
TAMPILAN SISTEM INFORMASI YANG INTERAKTIF Harus memperhatikan beberapa faktor : 1. Ruang Gerak mata Tampilan pada layar monitor harus ditata dengan baik dan proporsional, namun jangan sampai memenuhi seluruh ruang yang ada dengan tulisan, gambar atau fasilitas menu agar mata bebas dan nyaman.
2. Sarana Komunikasi Sistem informasi yang interaktif dilengkapi dengan sarana untuk berdialog dengan pemakainya. Sarana ini disediakan untuk mencegah kerusakan sistem bila pemakai salah mengoperasikannya, atau untuk memberikan pertolongan bila ketidakjelasan informasi yang tersaji. 3. Mudah Digunakan Perancang sistem juga harus memperhatikan tingkatan pemakai mulaii dari dasar hingga tingkat lanjut, suatu sistem dikatakan mudah bila pemakai pemula tidak memerlukan banyak bantuan dalam mengoperasikannya.
Agar sistem yang dibangun dapat mudah digunakan maka para analis dan pemrogram perlu memperhatikan beberapa teknik perancangan sistem sebagai berikut : Perancangan berbasis pemakai Perancangan sistem harus berdasarkan kebutuhan pemakai bukan sebaliknya berdasarkan gagasan pembuat. b. Perancangan secara partisipatif Dengan cara melibatkan pemakai dalam proses perancangan sistem
c. Bila menggunakan teknik perancangan secara eksperimental perlu dilakukan uji coba dengan melibatkan pemakai agar hasilnya dapat diterima oleh pemakainya. d. Bila menggunakan teknik perancangan secara interaktif maka penentuan spesifikasi sistem juga harus melibatkan pemakai agar proses perancangan, pengujian pengukuran selalu dilakukan berulang-ulang dan prosedur yang tetap dapat memenuhi spesifikasi yang ditentukan oleh pemakai.
Selain mudah digunakan suatu sistem juga harus mempertimbangkan faktor kenyamanan dalam menggunakan interface, untuk menciptakan kondisi demikian sistem perlu mempertimbangkan beberapa faktor yaitu : Memperhatikan dengan seksama penentuan jenis ukuran, warna dan format karakter karena karakter akan banyak mendominasi layar tampilan. Oleh karena itu perancang perlu mewaspadai karakter yang membingungkan sepeti : Angka 1 (satu) dengan huruf l (el) Angka 2 (dua) dengan huruf z (zet) Angka 5 (lima) dengan huruf S Angka 8 (delapan) dengan huruf B (be) Angka 0 (nol) dengan huruf o
2. Pemilihan warna harus mempertimbangkan faktor radiasi sinar yang dapat melelahkan mata para pemakai seperti warna merah, orange, kuning, hijau serta warna metalik. Perpaduan warna juga harus diarahkan pada penciptaan tampilan yang kontras sehingga dapat dengan mudah dibaca, seperti : Hindari perpaduan warna putih dengan abu-abu muda / kuning muda karena sulit untuk dibaca.
3. Pemilihan warna yang tepat juga diperlukan untuk menyajikan objek yang tipis atau kecil agar otot mata tidak tegang pada saat melihat dan mengamatinya. 4. Kompleksitas sajian pada layar tampilan harus dapat tercipta dan dikelola agar dapat tercipta ruang gerak mata yang nyaman.