TKS 4008 Analisis Struktur I

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Rangka Batang Statis Tertentu
Advertisements

GAYA DALAM (INTERNAL FORCESS)
1. STATIKA DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
SOAL MENGURAIKAN DAN MENYUSUN GAYA
Konsep-konsep Dasar Analisa Struktur
TKS 4008 Analisis Struktur I
TKS 4008 Analisis Struktur I
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI “MELUKIS SUDUT”
7. APLIKASI INTEGRAL MA1114 KALKULUS I.
Rangka Batang Statis Tertentu
GEOMETRI DALAM BIDANG Pertemuan 15.
BENDA PADA PEGAS VERTIKAL
Tegangan – Regangan dan Kekuatan Struktur
BAB III. STATIKA BENDA TEGAR DALAM DUA DIMENSI
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011
Diferensial Vektor TKS 4007 Matematika III (Pertemuan II) Dr. AZ
KOMPUTASI ANALISIS STRUKTUR DENGAN MATRIKS
KULIAH II STATIKA BENDA TEGAR.
Struktur rangka batang bidang
MEKANIKA TEKNIK II (RANGKA BATANG)
Pertemuan 7 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 9 Portal Dan Kerangka Batang
DASAR-DASAR ANALISA VEKTOR
Bab IV Balok dan Portal.
MEKANIKA BAHAN ‘mechanics of materials’
Pertemuan 19 s.d 22 Gaya Batang
ANALISA STRUKUTR MENGGUNAKAN METODE PEMBAGIAN
Vera A. N. Slope deflection.
DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Dosen : Vera A. Noorhidana, S.T., M.T.
GAYA PADA BATANG DAN KABEL
Pertemuan 23 s.d 26 Garis Pengaruh Rangka Batang
Kuliah VI Konstruksi Rangka Batang
BENDA TEGAR Suatu benda yang tidak mengalami perubahan bentuk jika diberi gaya luar F Jika pada sebuah benda tegar dengan sumbu putar di O diberi gaya.
GEOMETRI DALAM BIDANG Pertemuan 15.
ANALISIS STRUKTUR Gaya Internal
Pengantar MEKANIKA REKAYASA I.
MEKANIKA BAHAN Hamdani, S.T, S.Pdi, M.Eng FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
Kuliah III KONSEP KESEIMBANGAN.
KESETIMBANGAN STATIKA
Gaya inersia Gaya inersia adalah gaya yang disebabkan oleh percepatan.
Pertemuan 3 MEKANIKA GAYA
Garis Singgung Persekutuan
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 10 Tegangan dan Regangan Geser
Mekanika Teknik Wardika
Mekanika Fluida Statika Fluida.
Pertemuan 09 s.d. 14 Gaya Dalam
KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK (3 SKS)
Pertemuan 19 Besaran dan Sifat Batang (Secara Grafis)
KONSTRUKSI BALOK GERBER
MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
STATIKA.
Beban lenturan Mekanika Teknik.
Rangka Batang.
Kuliah IV Aplikasi Konsep Keseimbangan
MEKANIKA FLUIDA I Dr. Aqli Mursadin Rachmat Subagyo, MT
CONTOH SOAL INTEGRAL GANDA
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Rangka Batang.
PANDUAN PEMBUATAN POLIGON GAYA.
KESETIMBAGAN Pertemuan 10.
Momen Gaya(Torsi) Oleh STEVANNIE. Torsi Torsi didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan lengan panjang lengan gaya(lengan torsi) Lengan torsi adalah.
Peta Konsep. Peta Konsep A. Menggambar dan Menghitung Jarak.
Peta Konsep. Peta Konsep B. Kedudukan Dua Garis.
Jurusan Teknik Arsitektur
Analisis Struktur Metode Bagian
Kesetimbangan (Equlibrium)
BEAM Oleh: SARJIYANA.
Transcript presentasi:

TKS 4008 Analisis Struktur I TM. V : METODE RITTER vs CULLMAN Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Metode RITTER Metode keseimbangan potongan (Ritter) adalah metode yang mencari gaya batang dengan potongan atau irisan analitis. Metode ini umumnya hanya memotong tiga batang mengingat hanya ada tiga persamaan statika saja, yaitu : ΣM = 0, ΣH = 0, dan ΣV = 0.

Metode RITTER (lanjutan) Perbedaan dengan metode keseimbangan titik buhul adalah dalam peninjauan keseimbangan rotasionalnya. Metode keseimbangan titik buhul biasanya digunakan apabila ingin mengetahui semua gaya batang, sedangkan metode potongan biasanya digunakan apabila ingin mengetahui hanya sejumlah terbatas gaya batang.

Metode RITTER (lanjutan) Langkah-langkah penyelesaian analisis struktur dengan metode Ritter adalah sebagai berikut : Tentukan gaya-gaya reaksi tumpuan. Buat potongan yang melalui elemen yang akan dicari besarnya gaya. Gambarkan diagram benda bebas (free body) untuk tiap potongan. Meninjau setiap free body tersebut dalam kondisi keseimbangannya (ΣM = 0, ΣH = 0, dan ΣV = 0).

Metode RITTER (lanjutan) Pilihlah titik pusat momen sedemikian, sehingga hanya sebuah gaya yang belum diketahui besarnya tidak melewati pusat momen tersebut Gaya batang dinyatakan tarik bila arah gaya batangnya meninggalkan titik buhul. sedang gaya batang dinyatakan tekan bila arah gaya batang menuju pada titik buhulnya

Metode RITTER (lanjutan) Contoh Soal : Sebagai contoh, hitunglah gaya batang a2 pada struktur rangka batang di bawah ini. Reaksi perletakan : RA = 800N (ke atas) RB = 800N (ke atas)

Metode RITTER (lanjutan) Potongan sebelah kiri : Potongan seperti gambar di atas berada dalam keadaan seimbang. Gaya-gaya batang yang dicari diasumsikan tekan.

Metode RITTER (lanjutan) Lengan momen batang yang dicari : a2 = 2m d4 = (4)(1,5) sin 53,13 = 4,79m ΣMB = 0 – a2(2) – d4(4,79) + 400(2)(1,5) = 0 2a2 + 4,79d4 = 1200 (pers. 1)

Metode RITTER (lanjutan) Potongan sebelah kanan : Potongan seperti gambar di atas berada dalam keadaan seimbang. Gaya-gaya batang yang dicari diasumsikan tekan.

Metode RITTER (lanjutan) Lengan momen batang yang dicari : a2 = 2m d4 = (4)(1,5) sin 53,13 = 4,79m ΣMA = 0 – a2(2) + d4(4,79) – 400(6 + 3) = 0 2a2 – 4,79d4 = 3600 (pers. 2)

Metode RITTER (lanjutan) Pers. 1 + Pers. 2 : 2a2 + 4,79d4 = 1200 (pers. 1) 2a2 – 4,79d4 = 3600 + (pers. 2) 4a2 = 4800 a2 = 1200N

Metode CULLMAN Perhitungan gaya batang dengan metode Cullman adalah dengan cara memotong batang yang akan dihitung gayanya seperti pada metode Ritter. Metode ini lebih baik digunakan jika gaya batang yang akan dihitung terbatas jumlahnya.

Metode CULLMAN (lanjutan) Contoh Soal : Sebagai contoh, hitunglah gaya batang a2 pada struktur rangka batang di bawah ini.

Metode CULLMAN (lanjutan) Perhatikan potongan sebelah kiri : Potongan seperti gambar di atas berada dalam keadaan seimbang. Gaya-gaya luar (200N, 800N, dan 400N) mempunyai RL = 200N (arah ke atas).

Metode CULLMAN (lanjutan) Dengan demikian maka resultan dari gaya batang a2, d4, dan b2 juga mempunyai RD = 200N (arah ke bawah). Dengan bantuan grafis, letak RL dapat diperoleh seperti gambar berikut :

Metode CULLMAN (lanjutan)

Metode CULLMAN (lanjutan) Jumlah gaya di titik buhul A = 600N (arah ke atas) dan gaya di titik simpul D = 400N (arah ke bawah), perpanjang masing-masing garis kerja gaya tersebut. Tentukan satu titik (titik a) pada garis kerja gaya (600N) dan titik b dengan jarak 600N dari titik a serta titik c dengan jarak (400N) dari titik b.

Metode CULLMAN (lanjutan) Buat garis tegak lurus ac sampai memotong garis kerja gaya (400N) di titik d, hubungkan titik c dengan titik d. Buat garis sejajar ad melalui titik b, perpanjang garis cd sampai memotong garis yang melalui titik b. Perpotongan garis ini adalah letak garis kerja resultan gaya-gaya luar (RL).

Metode CULLMAN (lanjutan) RD dan RL sama besar (berlawanan arah) dan terletak pada garis kerja yang sama (garis kerja RD dan RL berhimpit). Untuk menentukan besar gaya batang a2, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Perpanjanglah garis kerja a2 sampai memotong garis kerja RD di titik P. Dari titik P ditarik garis lurus ke titik F (titik gabung dari gaya b2 dan d4).

Metode CULLMAN (lanjutan) Tariklah garis sejajar PF di ujung RD sampai memotong garis kerja a2 di titik Q. Panjang PQ adalah gaya batang a2.

Terima kasih atas Perhatiannya!