UUNIVERSIATAS NEGERI SEMARANG SEJARAH INDONESIA KONTEMPORER Oleh : Dwa Sutan Darma Putra N (3101409029) Dwi Yuni Kartikaningtyas (3101409031) Desi Sulistiyowati (3101409032) Damar Aji Widarso (3101409034) Pratiwi Chrisnanda N (3101409035) JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UUNIVERSIATAS NEGERI SEMARANG 2011
1. PERTEMPURAN MEDAN AREA 2. PERTEMPURAN 10 NOVEMBER 1945
LATAR BELAKANG Tanggal 27 Agustus 1945, berita kemerdekaan RI sampai di Medan oleh Mr. Teuku M. Hassan. Tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Sumatera Utara di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly.
JALAN PERTEMPURAN Tanggal 10 Oktober 1945, dibentuk TKR di Sumatera Timur oleh Achmad Tahir Tanggal 18 Oktober 1945 Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly memberikan ultimatum kepada pemuda Medan agar menyerahkan senjatanya Tanggal 1 Desember 1945 Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut pinggiran kota Medan
Tanggal 10 Desember 1945 pasukan Sekutu melancarkan serangan militer secara besar-besaran dengan menggunakan pesawat-pesawat tempur Pada bulan April 1946 pasukan Inggris berhasil mendesak pemerintah RI ke luar Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR, Walikota RI pindah ke Pematang Siantar
Kronologi Penyebab Pertempuran Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia pada tanggal 1 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh fasisme Jepang Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada Sekutu (kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh sekutu). tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah kekalahan Jepang
tanggal 15 September 1945 mendarat tentara Inggris di Jakarta tanggal 25 Oktober 1945 Inggris mendarat di Surabaya. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, dan memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, di samping itu, tentara Inggris juga memikul tugas (secara rahasia) untuk mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. Hal ini memicu kemaharan rakyat Indonesia dimana- mana dan melakukan pertempuran
Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru / Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zamqan kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
Kematian Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30. Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Kematian Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby Mayor Jenderal E.C. Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA.
Ultimatum 10 November 1945 Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan bom udara ke gedung- gedung pemerintahan Surabaya.
Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.
Perlawanan Indonesia berlangsung dalam dua tahap, pertama pengorbanan diri secara fanatik, dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan pisau-pisau belati menyerang tank-tank Sherman, dan kemudian dengan cara yang lebih terorganisir dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat buku-buku petunjuk militer Jepang” Pertempuran berlangsung dengan ganas selama 3 minggu. Pada akhir bulan November 1945 seluruh kota telah jatuh ke tangan sekutu.
Menurut Ricklefs (2008) sedikitnya ada 6000 rakyat Indonesia yang gugur. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.