Dasar Komputer – STMIK Palangkaraya Booting Dasar Komputer – STMIK Palangkaraya
Pengertian Booting adalah suatu proses mengembalikan keadaan komputer pada keadaan semula/awal. Booting biasa dilakukan jika komputer mengalami gangguan koneksi antara Sistem Operasi dengan perangkat lainnya. Bisa juga terjadi akibat software yang mengalami crash atau ada pengaturan ulang dari sistem
Jenis-Jenis Booting Cold Boot Warm Boot Boot yang dilakukan pada saat komputer pertamakali dihidupkan dari keadaan mati. Warm Boot Boot yang dilakukan saat komputer sudah hidup kemudian dimatikan sejenak dan dihidupkan kembali. Warm boot biasanya dilakukan saat terjadi crash pada software atau terjadi pengaturan- pengaturan ulang pada sistem.
Macam-Macam Warm Boot Soft Boot Hard Boot Reboot Boot yang dikendalikan melalui sistem (Restart). Hard Boot Boot yang diakukan dengan cara dipaksa (Reset Button). Reboot Reboot dilakukan karena beberapa hal seperti sistem tidak bereaksi dalam waktu lama atau terjadi perubahan setting dari sistem (disengaja/tidak).
Urutan Proses Booting Setelah dinyalakan atau diaktifkan, semua register prosesor di setting kosong dan prosesor direset. Address 0xFFFF di-load pd segmen kode (code segment) dan instruksi yang terdapat pada alamat 0xFFFF tersebut dijalankan. Saat terjadi proses booting, secara umum program BIOS (sebuah software dasar) dipanggil.
Urutan Proses Booting BIOS melakukan cek terhadap semua error dalam memory, device-device yang ada pada komputer seperti port-port serial dan lainnya. Proses ini disebut dengan POST (Power-On Self Test). Setelah pengecekan selesai, BIOS akan mencari sistem operasi, memuatnya di memori, dan mengeksekusinya. Dengan mengubah Boot Priority BIOS dapat menentukan agar pencarian sistem operasi ke dalam floppy disk, hard disk, CD-ROM, USB dan lain-lain dengan urutan yang diinginkan.
Proses Booting Saat booting BIOS tidak memuat sistem operasi secara lengkap tetapi hanya memuat satu bagian dari kode yang ada pada first sector (boot sector) dlm media disk yang telah ditentukan. Boot-strap loader adalah Fragmen kode yang harus berada pada boot sector. BIOS akan memuat boot-strap loader ke dalam memori diawali pada alamat 0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader, selanjutnya boot-strap loader memuat Sistem Operasi dan melakukan setting yang diperlukan agar Sistem Operasi dapat berjalan.
Gagalnya Booting Tidak menemukan file IO.SYS dan MSDOS.SYS. Muncul pesan Non-system disk or disk error, replace and strike any key when ready… atau Disk boot failure , insert system disk and press enter… Tidak menemukan file COMMAND.COM. Muncul pesan Bad or missing command interpreter…
PROSES BOOTING KOMPUTER START Inisialisasi Perangkat & Tes Memory Muncul Penjelasan dan Proses Berhenti Beres ? TIDAK YA Bootstrap Loader BIOS Mencari Disk TIDAK Ada ? TIDAK Cari ROM BASIC Ada ? Ganti Dengan Disk yang Bersisi System (DOS) YA YA Bahasa BASIC Digelar Cari File System TIDAK Ada ? YA IO.SYS & MSDOS.SYS Digunakan A
Konfigurasi Dilaksanakan Cari File CONFIG.SYS Ada ? YA Konfigurasi Dilaksanakan TIDAK Cari File COMMAND.COM COMMAND.COM digelar di Memory (RAM) Ganti Disk Berisi Command.Com TIDAK Ada ? YA Semua Perintah pada File Autoexec.Bat Dijalankan YA Ada ? Cari File AUTOEXEC.BAT TIDAK Komputer Siap Digunakan
Mengatasi Kegagalan Booting Siapkan disket atau CD-bootable pd drivenya. Aturlah boot-strap loader pd BIOS sesuai media yang digunakan, simpan setting tersebut, kemudian booting. Tunggu sampai tampil prompt DOS yaitu: A:/> Setelah tampil prompt DOS, ketik perintah A:/>fdisk mbr Kemudian ketik perintah A:/>sys C: Tunggu sampai proses selesai dan jika berhasil akan tampil pesan "System tranfered" Lakukanlah booting ulang komputer dan ubahlah kembali boot-strap loader BIOS ke harddisk.
Setting Konfigurasi BIOS Kategori Option pada BIOS : Standard CMOS BIOS Features Power Management Integrated Systems, dll.
Option Konfigurasi BIOS Standar CMOS Setup : konfigurasi hardware yang paling dasar seperti date, time, hd, drive, video. Bios Features Setup : Konfigurasi tingkat lanjutan seperti Virus warning, CPU internal Cache, External Cache, Quick Power On Self Test, Boot Sequences, dll. Advanced Chipset Features : untuk meng-optimalkan (expert/professional) ada DRAM timing, CAS Latency, SDRAM cycle length, AGP aperture, AGV mode.
Option Konfigurasi BIOS Integrated Peripherals : Mengendalikan fungsi-fungsi tambahan pada motherboard seperti port serial maupun paralel. Nonaktifkan (disabled) yang tidak diperlu-kan untuk dapat membebaskan IRQ. PnP/PCI Configurations : Sebaiknya pilih semua konfigurasi pada Auto, kecuali port USB atau grafik 3D yang sering ada masalah, berikan interrupt tersendiri. Lakukan Load BIOS Default & Load SETUP default untuk mengembalikan fungsi standar jika perubahan setting konfigurasi mengalami Masalah
Urutan Proses Booting Linux Inisialisasi BIOS Boot loader Inisialisasi kernel Memulai init dan masuk ke run level dengan mengeksekusi : /etc/rc.d/rc.sysinit /etc/rc.d/rc dan /etc/rc.d/rc?.d /etc/rc.d/rc.local X display manager bila tersedia
Inisialisasi BIOS Linux Mendeteksi peripheral Memilih perangkat boot (Bootstrap Loader) Sektor pertama dari perangkat boot dibaca dan dieksekusi
Komponen Boot Loader Linux Langkah 1 - kecil, tersimpan di MBR atau boot sector Langkah 2 - diambil dari boot partition Spesifikasi minimum untuk Linux Label, lokasi kernel, sistem file root SO dan lokasi initial ramdisk (initrd) Spesifikasi minimum untuk SO lain Boot device, label Selesai - Terima Kasih Atas Perhatiannya