(Sustainable Transport) WB, 1996

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkeretaapian Khusus Tahap III Tahapan Menuju Perubahan Regulasi Jakarta 21 Juni 2011.
Advertisements

LAPORAN EVALUASI TAHUN KETIGA RPJMD KABUPATEN TEGAL
Administrasi Pelayanan Publik
Paparan Konsultan GCB pada Rapat 8 Maret 2011 Pengelolaan Pasar Kahayan (USDRP)
NORMA STANDAR PEDOMAN MANUAL
TRANSPORTASI PERKOTAAN
Tinjauan Kinerja Pelayanan Angkutan Massal
SISTEM MANAJEMEN K3 PENDAHULUAN DAN PENGERTIAN K.3 MATERI 1
Paparan Laporan Pendahuluan
PENETAPAN TERMINAL TIPE B DI JAWA BARAT
H.Ghazaly Ama La Nora,S.Ip,M.Si Mercu Buana University
Oleh : RIAN RUSMANA ( ) HARI PURNOMO ( ) ARYESWARA M.A ( ) ALBERT N.G.S ( ) KURNIAWAN ANGGA ( ) EVALUASI.
PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERBAGAI JENIS TRANSPORTASI
Sasaran Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
Pengendalian Muatan Berlebih di Indonesia: Sebuah Perspektif Baru Kajian Awal [Pre-Scoping Study] Jakarta, 10 Mei 2011 Clell Harral Rustam Rauf Shirley.
Rapat Pansus III Dewan Sumber Daya Air Nasional
1. CAHYADI MATUTU HAJAR LUSIA SEPTIA W 3. OKI KUSUMAYANTI

Yusman Syaukat Department of Resource & Environmental Economics Faculty of Economics & Management Bogor Agricultural University.
RELATIONSHIP BETWEEN NATIONAL ROAD SAFETY MASTERPLAN (NRSM) WITH DECADE OF ACTION (DoA) -safer road- Bogor March 2011.
TEORI PENGELUARAN NEGARA
Dampak Pariwisata dan Lingkungan Binaan
Perencanaan Transportasi Jangka Panjang
PENERTIBAN TANAH TERLANTAR
PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Sektor Industri Oleh : Hermien Roosita Asisten Deputi Urusan Manufaktur, Prasarana dan.
Pembangunan Berkelanjutan
Transportasi Ramah Lingkungan
Pertemuan 5 Manajemen Operasi
Deputi Bidang Pengembangan Regional
ETIKA OPERASIONAL DRA. SUMIYARSIH,MM.
Peran Dewan Komisaris Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi Asean 2015
KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATA BANGUNAN BERTINGKAT
MANAJEMEN LINGKUNGAN PERTEMUAN KE-2.
KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN
Daya Tarik dan Daya Dorong Kota-Desa
Sistem Transportasi Pertemuan 5 Transportasi Darat 04 –
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dasar Hukum: UU 38/2004 tentang Jalan
Dasar-dasar Perencanaan Transportasi
09 RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
Ekonomi Kota Studi kasus Jakarta.
Aspek Teknis Analisis teknis bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih itu layak, dalam arti kata ada ketersediaan lokasi, alat,
RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
PEMBANGUNAN EKONOMI MARYUNANI
13 SISTEM ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN ANGKUTAN PENUMPANG ANGKUTAN BARANG
TRANSPORTASI MAKRO.
TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
TRANSPORTASI PERKOTAAN
PEMBANGUNAN EKONOMI MARYUNANI
WAJAH TRANSPORTASI KOTA
Manajemen Produksi/Operasi
KONSEP PEMODELAN Untuk menyederhanakan suatu realita secara terukur
Transit Oriented Development (TOD)
Pengangkutan Dengan Kereta Api (Aspek Hukum)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan Dasar-dasar Pengelolaan Persampahan nawasis.com.
PELUANG PROFESI AHLI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Kuliah 3 Transportasi Darat.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
SISTEM TRANSPORTASI & MODA KERETA API Kurnia Ramadhan Rangkuti Roni Juanda Sianturi Zion Sophos Patuan Sianipar.
ASPEK LINGKUNGAN & AMDAL
Manajemen Lalulintas untuk Angkutan Umum
IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT OLEH:TUTIK KUSUMA WADHANI,SE,MM,M.Kes.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
BRT DAN TRANSPORTASI PUBLIK PROGRAM KONVENTER GAS BRT MAU KEMANA?
Metropolitan Bandung Raya (Kota Bandung, Kab. Bandung)
MUSRENBANG Perubahan RPJMD Tahun
POKOK-POKOK PIKIRAN KEPALA BIRO PENATAAN KOTA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Transcript presentasi:

(Sustainable Transport) WB, 1996 Transportasi Berkelanjutan (Sustainable Transport) WB, 1996 disadur dari makalah Dr.Heru Sutomo (Ketua Dewan Peneliti PUSTRAL-UGM) 1

Transport is one sector of the economy in which almost everything has gone wrong; previous transport policy has resulted in too much pollution, too much congestion, too much investment in ‘profitable’ roads, too little investment in public transport and planning decisions being taken on the basis of misleading price signals.” Blueprint 3 (Earthscan, 1993)

Pengantar Infrastruktur&layanan transportasi tak mampu bertahan-apalagi meningkat Keamanan& keselamatan mengancam kesejahtaraan Investasi tak bisa diuji kemanfaatannya Kinerjanya (efektivitas&efisiensi) tak meningkat Dampak: kemacetan, keselamatan, pengotoran lingkungan Dominasi jalan diragukan keberlanjutannya Industri/bisnisnya tak berkembang 2

Berlanjutkah Transportasi Kita? Enerji makin banyak- hasil sepadan? Kecepatan perjalanan makin turun Armada makin buruk Korban kecelakaan makin banyak Kendaraan tradisional terpinggirkan Keamanan keselamatan memburuk

Masuk akalkah kita? Satu sisi membangun - sisi lain merusak (overloading) Satu sisi melebarkan - sisi lain menyempitkan (kaki5) Satu sisi memperlancar - sisi lain menghentikan (parkir) Satu sisi mempermudah - sisi lain mempersulit (oneway system) Satu sisi ingin mensejahterakan - ternyata menyusahkan (kecelakaan) Ingin kemakmuran merata - ternyata menyingkirkan kelompok tertentu Ingin hidup nyaman - ternyata membiarkan pengotoran (polusi)

Inikah yang kita tuju? DHAKA, BANGLADESH JAM SIBUK DI PUSAT KOTA

Apa yang telah kita lakukan? Bangun jalan untuk menjawab transportasi Angkutan umum yang tak berkualitas Lalulintas yang tak dibina Perencanaan: apakah ada? Kawasan Tertib Lalin (KTL) untuk perbaikan keselamatan Regulasi yang tak tertegakkan Pengembangan bisnis berbau monopoli/oligopoli Penciptaan “Ketersendirian” penanganan

Beberapa kesalahan Hindari angkot kecil, Angkutan umum = bus Perijinan: hindari perorangan; pelayanan publik, proses hukum Kendalikan Ruang jalan, hanya utk lalulintas, sediakan lahan alternatif Kendalikan area Persimpangan, kapasitas simpang menentukan Sistem satu arah, aksesibilitas turun, menjauh, tak ramah bagi angkutan umum, menyeberang sulit Fase eksklusif tiap kaki, gunakan Fase bersamaan arah berlawanan Ke kiri jalan terus: arus tak terputus, tak ramah bagi pejalan kaki Terminal sbg. tempat parkir, boros lalu dipindah ke luar kota Terminal bukan PAD, gunakan sistem ‘bea’atas jasa, non operasi Angkutan sungai dan tradisional sering diterlantarkan, padahal efisien, nir-polusi, ramah sosial 7

Dilema belum terjawab Motorisasi TAPI tak makin cepat Membangun jalan TAPI tak mampu memelihara&memanfaatkan Memelihara jalan TAPI yang lain merusak Melebarkan jalan TAPI kaki5 memakannya Mengembangkan transport TAPI menyingkirkan yang lain Jalan belum jadi TAPI sungai sudah kering Motorisasi menyejahterakan atau menyengsarakan?

Transportasi Berkelanjutan Tiga sendi yang harus disinergikan adalah: keberlanjutan ekonomi: penciptaan inisiatif yang efisien menanggapi kebutuhan keberlanjutan ekologi/lingkungan: penciptaan lingkungan yang dinamis dan menekan eksternalitas merugikan keberlanjutan sosial: mengurangi kemiskinan, meratakan kesejahteraan 8

Keberlanjutan, Sinergi dan Trade Off Aspek-aspek Transportasi Economic and Financial Keberlanjutan, Sinergi dan Trade Off Aspek-aspek Transportasi Sumber: Bank Dunia, 1996 Global Sourching and JIT Emission Suppression Motorization TRADE-OFF ZONE Fare and Service Charges Ressetlement Redundancy TRADE-OFF ZONE Safety ‘Efficient’ Pricing Asset Maintenance Efficient Service Cooperation Efficient Infrastructure Investment Zone of Synergy Environment and Ecological Social and Distribution Informal Sector Two-Wheeler Motorized Vehicle TRADE-OFF ZONE 9

Transportasi memberi apa? JAKARTA – Model bagi kota-kota di Indonesia? Source: Swisscontact

Transportasi memberi apa? JAKARTA – MODEL BAGI KOTA-KOTA DI INDONESIA? Source: Swisscontact

Transportasi memberi apa? TROTOIR - Menjadi Tempat Parkir Sepeda Motor Terbesar Di Dunia - YOGYAKARTA

Transportasi memberi apa? MANILA - FILIPINA 10 TAHUN SETELAH DIBANGUNNYA METRO APAKAH DAPAT MENJADI CONTOH SUKSES MASS RAPID TRANSIT DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG?

Semua Mulai Dari Sebuah Rencana Rencana Spasial dan Teknis/Transportasi Rencana Ekonomi, Finansial & Investasi Dampak Lingkungan & Sosial Serta Integrasi Konsep Pembangunan Berkelanjutan GOOD GOVERNANCE (Interaksi & Partisipasi Pemerintah, Swasta & Masyarakat) Mengkaitkan Pertumbuhan dengan Pengentasan Kemiskinan (EQUITY) Kebutuhan kini & Masa Mendatang Nyatakanlah keinginan (impian) kita dengan jelas/konkret

Instrumen Penyelenggaraan TRANSPORTASI Perencanaan Tata Guna Lahan Pengendalian/Pengaturan Kepemilikan & Penggunaan Kendaraan Pribadi Pengurangan Emisi Kendaraan Bermotor Pemanfaatan Angkutan Umum Transportasi Non-MOTOR & Pedestri-anisasi Utk Pemanfaatan Ruang Publik Regulasi, pricing, kerjasama, enforcement

PENGATURAN PARKIR: Tarif, Penetapan Lokasi & Pengendalian Ijin Bangunan After Before

Pembatasan lalulintas yang MAHAL – Electronic Road Pricing, Singapore BIAYA INSTALASI = US$109 million BIAYA PEMELIHARAAN 5-TH = US$ 32 million DIRANCANG SEBAGAI BAGIAN DARI KONSEP INFORMATION TECHNOLOGY CITY

keberlanjutan ekonomi konsep jangka panjang keberlanjutan pemeliharaan fasilitas transport konsep menjaga keawetan aset transport akibat beban berlebih tarif layanan angkutan diregulasi sangat rendah  tidak mampu menjaga kualitas layanan pengembangan transport network yang ambisius  in-efisien kemampuan menyediakan angkutan barang yang handal  perdagangan global 10

keberlanjutan ekologi/lingkungan redefinisi sistem transportasi hemat energi: ditinjau dari teknologi mesin gerak atau sisi operasi multi moda perlu pengujian kendaraan  mesin optimal  hemat energi dan syarat batas emisi terpenuhi dukungan untuk transportasi nir-energi dan nir-polusi (unmotorized)  jarak pendek konsep pedestrianisasi identifikasi eksternalitas  internalisasi dalam penyediaan transportasi 11

keberlanjutan sosial transport untuk mengentaskan kemiskinan  diri sendiri atau intervensi luar layanan transport ke tempat kerja harus terjangkau perencanaan transportasi meliputi prasarana (jalan) dan sarana (kendaraannya) dg.terpadu kecelakaan memakan korban dan kerugian materi besar  ancam keberlanjutan SDM sistem AU buruk  perbaikan mahal  “biaya angkutan” mahal penanganan infrastruktur  penggusuran  pengangguran standar pelayanan AU perlu didefinisikan 12

Angkutan umum: suatu keharusan Angkutan umum: prinsip transportasi untuk semua Menjamin seluruh warga mampu mencapai tempat kerjanya Layanannya disesuaikan dengan peradabannya Transformasi merupakan hal yang logis Pihak berwenang wajib merencanakan, menyelenggarakan dan menjamin kualitas sesuai target-target Penyelenggaraannya melibatkan swasta dg. Penyerahan operasi Tanggung jawab tetap di pemerintah. Wujudnya berupa Pembinaan pengusahaan melalui riset dan pendanaan Layanannya diserasikan dg pertumbuhan ekonomi, gaya hidup masyarakat dan tujuan-tujuan lain pemerintah 5

Light Rapid Transit (LRT) STRASBOURG - PERANCIS STUTTGRART - JERMAN KALKUTA - INDIA

Harmoniskan angkutan pribadi dan umum Transportasi bukan jalan, yg mampu: pribadi; tak mampu transportasi umum Keduanya sebaiknya disinkronkan, terutama umum Tentukan modal split: 60% umum, 40% pribadi Mobil pnp, sepeda motor boros ruang jalan keselamatan rendah: perlu dikendalikan Perlu ruang jalan 15%-30% luas kota=mahal; angkutan umum pilihan logis Pemanfaat jalan= angkutan pribadi, 70%-90% perjalanan; agar adil: angkutan umum perlu didukung/prioritas 4

Pendanaan Terintegrasi: prasarana dan sarana, pemisahannya sesuai kebutuhan, agar sinkron Cross subsidy angkutan pribadi-angkutan umum. Parkir dg. market value, potensi tinggi. Partisipasi swasta& masy.: prinsip transparansi, akuntabilitas, kompetisi. Potensi dari denda, dalam rangka penegakan hukum. Pembatasan lalulintas, sistem retribusi, alternatif pendapatan daerah. 6

BOGOTA: Lajur Sepeda 300km Menaikkan Pangsa Sepeda Dari 0,5% Menjadi 4% Udara tipis ( ± 2.800 m ) → polusi sangat terasa

FOTO ESTACIÓN TROLEBÚS Revenue dari bisnis bukan dari pungutan operasi FOTO ESTACIÓN TROLEBÚS Stasiun Transfer Penumpang, QUITO

Strategi untuk Jawa (Sutomo, 2000) Perbaikan utilisasi angk. Pribadi Kendalikan spdmotor utk tingkatkan keselamatan Menekan ketergantungan thd kend. Pribadi Tingkatkan peran ang umum dg perbaikan mutu Tingkatkan peran KA menuju angkutan utama Integrasikan perenc transp (jalan, rel & ang umum) Tingkatkan keselamatan utk mendukung wisata Rombak organisasi utk bisa tanggap thd demand Kembangkan teknlg lokal, kuasai teknlg utk menekan biaya

Berapa Lama Dibutuhkan? SINGAPORE 20-30 TAHUN (1975) CURITIBA 10 TAHUN QUITO (ekuador) 7 TAHUN BOGOTA 4 TAHUN JAKARTA 2,5 TAHUN DAN TERUS DILAKUKAN PERBAIKAN

Rencana Badan Pengelola Angkutan Umum DKI 14

selesai 15