PENERAPAN STRATEGI DOTS DI RUMAH SAKIT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Rekam Medik dan Kesehatan Sebuah Rumah Sakit
Advertisements

KEBIJAKAN PELAYANAN KES DASAR DALAM PROGRAM JAMKESMAS TAHUN 2008
Disampaikan Dihadapan Mahasiswa S1. FK. UGM
Teori Graf.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
START.
FARMASI RUMAH SAKIT.
ORGANISASI DAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PERATURAN BUPATI NO 14 TAHUN 2012
ARAHAN SEKRETARIS DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
Risyad.Meivi.Riana.Indah.Anggi .Rilla.Niar.Samir.Furi.Romi

Subnetting Cara Cepat I (IP Kelas C)
PROGRAM KB PASCAPERSALINAN DAN KB PASCAKEGUGURAN DI RUMAH SAKIT
DILINGKUNGAN BIDANG P3PL DKK DEMAK
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
ADMINISTRASI PUSKESMAS
Statistika Deskriptif
DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS DI PUSKESMAS
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
TAHAP AKREDITASI 1966 –Juni 2011 : 653 dari 1523 RS telah menjalani
Dr. Ormaia Nja’ Oemar, M.Kes
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Soal Latihan.
: : Sisa Waktu.
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI.
PELATIHAN PONED & APN PUSDIKLAT APARATUR.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS PELAYANAN KEFARMASIAN
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
PENGEMBANGAN SMK PUSAT LAYANAN TIK
Pertemuan ke-10 SI Yankes Pada Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Pertemuan ke-11 Simpus Puskesmas Gambaran Umum Puskesmas
PRAKTIK KEPERAWATAN.
Pertemuan ke-2 Bentuk formulir: Prinsip umum desain formulir
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Pertemuan ke-9 Strategi Pengembangan SIKNAS
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
SURVEILENS PENYAKIT TBC
GEN INOVASI – INOVASI TERKAIT PENCAPAIAN MDG’S KAB/KOTA TAHUN 2014
BY : ELVIRA HARMIA, SST. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan.
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
UPAYA KESEHATAN RUJUKAN
Seputar kebijakan kemkes terkait uu 35/2009
KONSEP KECAMATAN BEBAS TB
ISTC Networks Workshops Cilegon, June 12, 2008
Disampaikan pd kuliah manajemen blok 4 Oleh ;dr.Fauziah Elytha.MSc
SOSIALISASI PICK UP POINT (PUP) TB RO
Kepala Dinas Kesehatan
IKHTISAR PERAWATAN PASIEN HIV/ART
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
MMIK STANDAR PENILAIAN
INDIKATOR NAS PENANGGULANGAN TBC
UPAYA PENCAPAIAN TB DOTS D.HALISAMON LATIHAN TB DOTS UPK Kupang 28 Oktober 2008.
Disampaikan dalam Rakerkesda 2018
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
ADMINISTRASI DAN UPAYA KESEHATAN. PENGERTIAN = tatanan yg menghimpun berbagai upaya kes masy (UKM) dan upaya kes perorangan (UKP) secara terpadu & saling.
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
TUBERCULOSIS. . APA ITU TBC ? 1.TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil/kuman TBC 2.TBC dapat menyerang siapa saja dari golongan.
Tuberculosis (TBC) Puskesmas Pakem. TUBERKULOSIS (TB) Sebagian besar menyerang paru Sebagian besar menyerang paru Dpt juga menyerang organ tubuh lain.
Transcript presentasi:

PENERAPAN STRATEGI DOTS DI RUMAH SAKIT Dinas Kesehatan Provinsi Jambi 13 september 2012

Latar Belakang Hospital DOTs Linkage atau HDL adalah pengembangan jejaring internal dan eksternal antara fasilitas layanan kesehatan umum dan swasta serta program DOTS nasional. Saat ini, DOTS telah dikembangkan di 162 rumah sakit. Dengan adanya HDL akan membuka dan memperkuat hubungan referal dan jejaring antar rumah sakit dengan pusat- pusat layanan kesehatan.

Tujuan umum Menjamin akses ke layanan DOTS yang berkualitas bagi pasien TB dalam upaya mencari penyembuhan di rumah sakit yang berbasiskan pada “International Standards of Tuberculosis Care” (ISTC) Memungkinkan rumah sakit (rumah sakit umum dan RS swasta, milik pemerintah dan non pemerintah untuk melaksanakan kegiatan pencegahan TB yang terhubung dengan NTP (National Tuberculosis Program)

Tujuan khusus ISTC disahkan dan dilaksanakan oleh rumah sakit umum dan swasta Mengurangi penundaan diagnosa dan penghematan biaya bagi pasien Pendirian mekanisme rujukan yang efektif Memperbaiki pengawasan pengobatan dan hasil pengobatan bagi pasien yang didiagnosa di rumah sakit Memperbaiki kualitas laboratorium rumah sakit Mempertinggi pengawasan pengukuran hasil  

Pembentukan Sistem Jejaring Secara umum Rumah Sakit memiliki potensi yang besar dalam penemuan pasien TB (case finding), namun memiliki keterbatasan dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan pengobatan pasien (case holding) jika dibandingkan dengan Puskesmas. Untuk itu perlu dikembangkan jejaring baik internal maupun eksternal. Suatu sistem jejaring dapat dikatakan berfungsi secara baik apabila angka default < 5% pada setiap sarana pelayanan kesehatan.

1. Jejaring Internal Jejaring internal adalah jejaring yang dibuat di dalam sarana pelayanan kesehatan yang meliputi seluruh unit yang menangani pasien TB. Koordinasi kegiatan dapat dilaksanakan oleh Tim DOTS. (Tidak semua sarana yankes harus memiliki tim DOTS tergantung dari kompleksitas dan jumlah fasilitas yang dimiliki ) Tim DOTS mempunyai tugas dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring serta evaluasi kegiatan DOTS di sarana pelayanan kesehatan. Tim DOTS RS  dibawah KM atau Dir Yan Medik RS  SK Direktur

2. Jejaring Eksternal Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara Dinas Kesehatan, rumah sakit, puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya dalam penanggulangan TB dengan strategi DOTS. Tujuan jejaring eksternal : • Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan DOTS yang bermutu, mulai dari diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan. • Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien sehingga mengurangi jumlah pasien yang putus berobat.

Dinas Kesehatan dalam jejaring tersebut berfungsi dalam: a. Koordinasi antar sarana pelayanan kesehatan. b. Menyusun protap jejaring penanganan pasien TB. c. Koordinasi sistem surveilans. d. Menyusun perencanaan, memantau, melakukan supervisi dan mengevaluasi penerapan strategi DOTS di sarana pelayanan kesehatan.

lanjutan PIMPINAN RS KOMITE MEDIK TIM DOTS UNIT DOTS Laboratorium Poli Umum Radiologi Poli Spesialis Farmasi UGD Rekam Medis Rawat Inap PKM RS

ALUR PENATALAKSANAAN PASIEN TBC DI RS POLI UMUM PASIEN UMUM Lab Mikrobiologi POLI SPESIALIS Radiologi U G D Pat Anatomi/ Pat Klinik UNIT DOTS RS Farmasi Rekam Medik UPK Lain PKM RS Rawat Inap

Agar jejaring dapat berjalan baik diperlukan: a. Mekanisme jejaring antar institusi yang jelas b. Seorang koordinator jejaring DOTS di tingkat provinsi atau kabupaten/kota yang bekerja penuh waktu. c. Peran aktif Supervisor Provinsi/Kabupaten/kota d. Tersedianya alat bantu kelancaran proses rujukan antara lain berupa: • Formulir rujukan • Daftar nama dan alamat lengkap pasien yang dirujuk • Daftar nama dan nomor telepon petugas penanggung jawab di sarana pelayanan kesehatan.

Agar jejaring dapat berjalan baik diperlukan: e. Dukungan dan kerjasama antara sarana pelayanan kesehatan pengirim pasien TB dengan sarana pelayanan kesehatan penerima rujukan. f. Pertemuan koordinasi secara berkala minimal setiap 3 bulan antara Komite DOTS dengan sarana pelayanan kesehatan yang dikoordinasi oleh Dinkes Kabupaten/kota setempat dengan melibatkan semua pihak lain yang terkait.

Tugas Koordinator Jejaring DOTS a.Memastikan mekanisme jejaring seperti yang tersebut di atas berjalan dengan baik. b. Memfasilitasi rujukan antar sarana pelayanan kesehatan dan antar prop/kab/kota c. Memastikan pasien yang dirujuk melanjutkan pengobatan ke sarana yan kes yang dituju dan menyelesaikan pengobatannya. d. Memastikan setiap pasien mangkir dilacak dan ditindak lanjuti e. Supervisi pelaksanaan kegiatan di Unit DOTS f. Validasi data pasien di sarana pelayanan kesehatan g. Monitoring dan evaluasi kemajuan ekspansi strategi DOTS di sarana pelayanan kesehatan

Mekanisme Rujukan dan Pindah pasien ke UPK lain (dlm satu kota) Bila pasien sdh diobati di RS hrs dibuat TB 01 Bila pasien ingin di rujuk dr RS ke UPK lain  TB 09 dan sisa oat diserahkan ke UPK (kalau pasien sdh minum obat) RS memberikan informasi ke wasor kota utk memastikan pasien tsb sampai di UPK yg dituju UPK yg dituju hrs menginformasikan ke RS bahwa pasien yang dirujuk/pindah sdh didaftar di UPK tsb.

Bila pasien tdk ditemukan di UPK yg dituju, ptgs TBC yg dituju melacak sesuai dgn alamat pasien Koordinator HDL/Wasor memberikan umpan balik kepada RS ttg pasien yg dirujuk. Bila pasien dirujuk/pindah ke prop. Lain : ptgs RS -> Wasor TB Kota -> Wasor TB Prop -> Wasor TB Prop yg dituju -> Wasor TB kab yg dituju -> dilacak alamatnya -> disampaikan ke RS yg pengirim Prinsip : Memastikan pasien tbc yg di rujuk/ pindah akan menyelesaikan pengobatan dgn benar di tempat lain.

Koordinator HDL Kab/Kota ALUR RUJUKAN PASIEN TUBERKULOSIS ANTAR UPK DLM SATU UNIT REGISTRASI (DALAM 1 KAB/KOTA) Koordinator HDL Kab/Kota Wasor TBC Kab/Kota Informasi Konfirmasi Pasien, OAT, TB 01, srt rujukan (TB 09) Rumah Sakit Puskesmas (TB 09)

PELACAKAN KASUS MANGKIR DI RS Pasien dikatakan mangkir berobat bila pasien tidak datang utk periksa ulang/ mengambil obat pada waktu yg telah ditentukan Bila hal ini masih berlanjut hingga 2 hari pada fase awal atau 7 hari pada fase lanjutan, maka petugas di unit DOTS RS harus segera melakukan tindakan dibawah ini :

lanjutan Menghubungi pasien langsung/PMO Menginformasikan identitas dan alamat lengkap pasien mangkir ke wasor kota atau langsung ke PKM agar segera dilakukan pelacakan Hasil pelacakan oleh petugas PKM segera diinformasikan ke RS.

Pilihan Penanganan Pasien TB dalam Penerapan DOTS Semua sarana pelayanan kesehatan yang menemukan suspek TB, memberikan informasi kepada yang bersangkutan untuk membantu menentukan pilihan (informed decision) dalam mendapatkan pelayanan (diagnosis dan pengobatan), serta menawarkan pilihan yang sesuai dengan beberapa pertimbangan : • Tingkat sosial ekonomi pasien • Biaya Konsultasi • Lokasi tempat tinggal (jarak & keadaan geografis) • Biaya Transportasi • Kemampuan dan fasilitas sarana pelayanan kes.

PILIHAN PENANGANAN PASIEN BERDASARKAN KESEPAKATAN ANTARA PASIEN DAN DOKTER DIAGNOSIS KLASIFIKASI MULAI PENGOBATAN PENGOBATAN KONSULTASI KLINIS PENCATATAN PELAPORAN 1 2 3 4

CAKUPAN PENEMUAN TBC PARU BTA (+) TH 2011 Kab/Kota Target BTA Realisasi % BATANGHARI 394 244 61.96 BUNGO 511 384 75.16 KERINCI 369 178 48.24 KOTA JAMBI 869 567 65.27 MERANGIN 504 257 50.94 MUARO JAMBI 543 383 70.48 SAROLANGUN 404 303 74.96 TANJAB BARAT 439 359 81.85 TANJAB TIMUR 328 179 54.50 TEBO 472 232 49.15 KOTA SUNGAI PENUH 133 70 52.55 Total 4,967 3,156 63.54

CAKUPAN PENEMUAN TBC PARU BTA (+) TH 2012 Kab/Kota Jml Pddk Target BTA Realisasi % BATANGHARI 251914 403 156 38.70 BUNGO 328532 526 218 41.47 KERINCI 235125 376 77 20.47 KOTA JAMBI 558821 894 363 40.60 MERANGIN 322180 515 196 38.02 MUARO JAMBI 350606 561 172 30.66 SAROLANGUN 258726 414 139 33.58 TANJAB BARAT 291916 467 119 25.48 TANJAB TIMUR 206697 331 113 34.17 TEBO 303690 486 136 27.99 KOTA SUNGAI PENUH 84380 135 43 31.85 Total 3192587 5108 1732 33.91

PENEMUAN KASUS BARU TBC PARU BTA (+) DI RS TH 2012 Kab/Kota BTA (+) BATANGHARI 29 BUNGO 41 KERINCI - KOTA JAMBI 78 MERANGIN 10 MUARO JAMBI 11 SAROLANGUN TANJAB BARAT 23 TANJAB TIMUR TEBO KOTA SUNGAI PENUH Total 192 No. TB Paru BTA positif BTA negatif dgn Ro.Positif TB ekstra Paru Total Kasus Baru Kambuh L P T 1 RS. Theresia 11 9 20 10 21 2 RS. Abdul Manap 5 6 8 13 14 25 3 RS. Arafah 4 RS. Raden Mattaher 24 22 46 15 47 34 81 Jumlah: 40 38 78 23 16 39 72 56 128 Data sampai tw 2 th 2012

Penderita TBC Paru BTA (+) tahun 2011 yang selesai pengobatan No Kab/Kota Jumlah pasien   Pengobatan Default Gagal Pindah Meninggal TB Paru yang terdaftar Sembuh Lengkap untuk diobati (BTA (Tidak ada negatif) Hasil BTA) L P T (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 BATANGHARI 129 59 188 166 10 3 7 2 BUNGO 259 150 409 386 8 12 KERINCI 128 104 232 220 4 KOTA JAMBI 350 200 550 507 14 13 5 MERANGIN 168 113 281 192 33 21 17 6 MUARO JAMBI 206 127 333 309 SAROLANGUN 163 117 280 250 25 TANJAB BARAT 196 124 320 275 27 9 TANJAB TIMUR 156 79 235 218 TEBO 146 85 231 210 11 KOTA SUNGAI PENUH 55 76 70 Total 1,956 1,179 3,135 2803 63 56 81

GLOBAL PLAN 2006-2015 REKOMENDASI WHO 6 ELEMEN KUNCI Memperkuat dan Memperluas Ex DOTS yg berkualitas Memperhatikan TB HIV dan MDR TB Berkontribusi dlm penguatan Sistem kes Melibatkan seluruh penyedia layanan Memberdayakan pasien TB dan Masy Memberdayakan dan meningkatkan penelitian

Ex DOTS yg berkualitas Komitmen Penemuan kasus  Bakteriologi Obat yg standar dan PMO Distribusi obat yg effektif Monitoring dan Evaluasi

DUKUNGAN ADM DAN OPS STRATEGI DOTS DI RS Salah satu unsur penting dlm penerapan DOTS di RS adl Komitmen yg kuat dr Pimpinan RS. KM dan prof lainnya. Utk itu perlu: Tim DOTS RS (dokter, perawat, ptgs lab, ptgs farmasi, ptgs adm dan PMKRS) Ada ruangan utk keg Unit DOTS Pendanaan utk sarana dan sarana (MoU) Sumber Dana APBN, APBD, bantuan Luar dll Prognas TB  pelatihan, log, OAT Formulir pencatatan : TB 01, TB 02, TB 04, TB 05, TB 09 dan buku reg RS

TERIMA KASIH