Bab 8 Kompensasi Dinamik

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PID CONTROLLER
Advertisements

Metoda Penalaan Pengendali PID
Analisis Rangkaian Listrik Klik untuk melanjutkan
ROOT LOCUS Poppy D. Lestari, S.Si, MT Jurusan Teknik Elektro
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia FTUI
BAB IV Aksi Dasar Kontroler Feedback
Kontroler PID Pengendalian Sistem. Pendahuluan Urutan cerita : 1. Pemodelan sistem 2. Analisa sistem 3. Pengendalian sistem Contoh : motor DC 1. Pemodelan.
ANALISIS TANGGAP TRANSIEN
DASAR SISTEM KONTROL SISTEM KONTROL.
MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK
Sistem Delay (Sistem Antrian/Delay System)
30/11/04FAKULTAS ILKOM/SISTEM KOMPUTER 1 SISTEM PENGATURAN (CONTROL SYSTEM) Tim Penyusun: Ridha Iskandar,Ssi.,S.Kom.,MM Irwan Arifin, Ssi.,MM Muhammad.
Motivasi: Overview Sistem Kontrol
mengenai stabilitas, dengan bagian-bagian sebagai berikut :
Ramadoni Syahputra, S.T., M.T. Jurusan Teknik Elektro FT UMY
Karakteristik Respon Dinamik Sistem Lebih Kompleks
mendefinisikan error sistem
Error Steady State Analisa Respon Sistem.
Pendahuluan Pada pembahasan sebelumnya, telah dikembangkan rumus untuk parameter kinerja sistem order-dua : Prosentase overshoot (%OS), Time-to-peak (Tp),
8.2 Kompensasi umpanbalik kecepatan
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia FTUI
Pendahuluan Dalam pembahasan yang lalu, kita telah memperkenalkan root locus yaitu suatu metode yang menganalisis performansi lup tertutup suatu sistem.
Transformasi Laplace dan Diagram Blok Transformasi Laplace:Mentransformasi fungsi dari sistem fisis ke fungsi variabel kompleks S. Bentuk Integral :
3. Analisa Respon Transien dan Error Steady State
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia FTUI
Polar plot dan Nyquist plot Pertemuan ke 9
Pertemuan 12 Optimalisasi sistem pengaturan dan Pole Placement
Pertemuan Analisis dengan Bode Diagram
Pertemuan Tempat Kedudukan Akar(Root Locus Analysis)
Pertemuan Analisis dan Desain sistem pengaturan
Pertemuan 5-6 Transformasi Laplace Balik dan Grafik Aliran Sinyal
Matakuliah : H0134 / Sistem Pengaturan Dasar
“Sistem Kontrol Robust” KELOMPOK 1. Nama Kelompok : 1.Tian Soge’ M6. Nahdiyatul Ursi’ah 2.Samuel Saut7. Ambar Jati W. 3.Davin8. Andri Setya D. 4.Mahdi.
PENGANTAR SISTEM KONTROL (psk) PERTEMUAN 7 KONFIGURASI SISTEM KONTROL
Pendahuluan Untuk mengetahui stabilitas suatu sistem, kita tidak perlu mencari lokasi aktual pole, namun cukup dengan melihat sign-nya, yang akan menunjukkan.
Pendahuluan Hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan sistem kontrol adalah : Respon transien Respon steady-state Stabilitas Dari elemen-elemen.
Rangkaian Transien.
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
Modeling DC Motor.
Pendahuluan Untuk mengetahui stabilitas suatu sistem, kita tidak perlu mencari lokasi aktual pole, namun cukup dengan melihat sign-nya, yang akan menunjukkan.
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
Kesalahan Tunak (Steady state error)
Perancangan sistem kontrol dengan root locus
Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan)
(Fundamental of Control System)
KONFIGURASI SISTEM KONTROL
Reduksi Beberapa Subsistem
Bab 9 Tempat Kedudukan Akar (Root Locus)
Pendahuluan Dalam pembahasan yang lalu kita telah menyelesaikan pelajaran kita mengenai root locus dan analisis dan disain sistem kontrol dengan berbasiskan.
Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 1
Representasi sistem, model, dan transformasi Laplace Pertemuan 2
Karakteristik Sistem Pengaturan Pertemuan 6
(Fundamental of Control System)
PEMODELAN DINAMIKA PROSES
Bab 9 Tempat Kedudukan Akar (Root Locus)
Pendahuluan Hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan sistem kontrol adalah : Respon transien Respon steady-state Stabilitas Dari elemen-elemen.
BAB II MODEL MATEMATIKA
Bab 8 Kompensasi Dinamik
SISTEM PENGATURAN (CONTROL SYSTEM)
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
RANGKAIAN TRANSIEN Respon alami adalah respon yang tergantung hanya oleh energi dalam yang disimpankomponen atau elemen dan bukan oleh sumber luar. Respon.
Pendahuluan Dalam pembahasan yang lalu kita telah menyelesaikan pelajaran kita mengenai root locus dan analisis dan disain sistem kontrol dengan berbasiskan.
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
Kontroler dalam Diagram Blok
SISTEM KENDALI INDUSTRI
Penguat Operasional (Op-amp)
Analisis Sistem Kontrol
Motivasi: Overview Sistem Kontrol. Konsep dan Terminologi Dasar pada Sistem Kontrol Apa itu Sistem? Gabungan atau kombinasi berbagai komponen yang bekerja.
Aplikasi Kontrol PI (Proportional Integral) pada Katup Ekspansi Mesin Pendingin UMMUL KHAIR A-PLN.
Kendali Proses Industri. Sistem – Sebuah susunan komponen – komponen fisik yang saling terhubung dan membentuk satu kesatuan untuk melakukan aksi tertentu.
Transcript presentasi:

Bab 8 Kompensasi Dinamik Kita harus tahu bagaimana menginterpretasikan suatu spesifikasi sistem seperti : “Suatu sistem kontrol harus memiliki kesalahan kecepatan keadaan tunak sebesar 10 %, waktu naik yang lebih cepat daripada 0,1 detik dan lewatan sebesar 5 % atau kurang” dalam batasan-batasan stabilitas yang dikehendaki, lokasi harga-harga kutub lup tertutup dan jenis sistem

Kita sekarang berada dalam posisi untuk membawa bersama-sama performansi keadaan tunak dan transien dan mempertimbangkan bagaimana keduanya dapat diperoleh secara bersamaan. Kita akan melihat bahwa kompensasi penguatan saja biasanya tidak cukup untuk mendapat perolehan yang simultan mengenai kendala-kendala performansi keadaan tunak dan transien dan kita harus menambahkan komponen ekstra ke sistem yang dikenal dengan compensators agar diperoleh performansi yang memuaskan. Kita akan menguji satu teknik kompensasi yang disebut velocity feedback yang terutama bermanfaat untuk digunakan dalam sistem-sistem kontrol posisi angular. Kita juga akan memperkenalkan kompensasi cascade yang terutama dalam compensators P+D, PI dan PID

8.1 Masalah dengan menggunakan kompensasi penguatan Perhatikan sistem kontrol azimuth antena. Suatu diagram blok dengan model canonical berumpan balik dengan penguatan satu diperlihatkan dalam diagram di bawah ini

Untuk membuat sistem menjadi sistem ordo 2, kita anggap bahwa konstanta waktu power amplifier cukup kecil jika dibandingkan dengan konstanta-konstanta waktu motor plus beban (load), sehingga power amplifier dapat digantikan dengan penguatan DC-nya (=1). Kemudian kita akan mendapatkan model yang disederhanakan. Untuk sistem ini fungsi alih lup terbuka sebesar : yang merupakan tipe 1, sehingga Fungsi alih lup tertutup adalah

Model yang disederhakan diperlihatkan dalam diagram di bawah ini Kita catat bahwa baik konstanta kesalahan kecepatan statis (velocity error constant) maupun persamaan karakteristik lup tertutup bergantung kepada penguatan pre-amplifier K. Dengan demikian secara teoritis, paling sedikit kita harus mampu memenuhi keduanya dengan pengaturan penguatan (gain). Ini yang dikatakan kompensasi penguatan (gain compensation)

Contoh 8. 1 Kompensasi penguatan Contoh 8.1 Kompensasi penguatan. Marilah kita menganggap bahwa kita menginginkan suatu sistem yang memiliki kesalahan kecepatan 10 % dan suatu respon transien dengan redaman ideal ( = 1/v2). Seberapa dekat kita dapat memenuhi kedua kebutuhan respons dengan hanya menggunakan kompensasi penguatan ? Solusi Untuk kesalahan kecepatan keadaan tunak (steady-state velocity error) sebesar 10 %, kita membutuhkan Kv = 10. Sekarang Untuk redaman ideal, kita menyamakan bagian penyebut (denominator) dari fungsi alih lup tertutup dengan sehingga Untuk memperoleh performans keadaan tunak maka kita membutuhkan nilai K yang lebih 10 kali lebih besar daripada penguatan yang dibutuhkan untuk memberikan redaman ideal.

Jika kesalahan keadaan tunak dipenuhi maka rasio redaman menjadi 0 : 21 dan jika redaman ideal maka kecepatan keadaan tunak menjadi 117 % ! Hal ini mengilustrasikan suatu problem yang umum dengan kompensasi penguatan dari suatu sistem kontrol berumpan balik lup tertutup. Untuk mendapatkan suatu kesalahan keadaan tunak yang baik, kita membutuhkan penguatan yang tinggi, tetapi penguatan yang tinggi memberikan performansi transien yang buruk. Sebaliknya, untuk mendapatkan peredaman yang baik maka kita membutuhkan penguatan yang rendah, tetapi penguatan yang rendah memberikan performansi keadaan tunak yang buruk (poor). Untuk mendapatkan kebutuhan performansi keduanya maka kita butuh menambahkan komponen-komponen ekstra terhadap sistem-sistem kontrol, yang memberikan pengaruh terhadap penambahan redaman ketika kesalahan-kesalahan keadaan tunak kecil (atau sebaliknya menambah penguatan ketika performansi transien baik). Komponen-komponen ekstra yang demikian dinamakan compensators. Mereka secara normal menambahkan suku-suku dinamis ekstra (suku-suku dalam s) terhadap fungsi alih lup tertutup.