By : Romalina Airway manajemen
Pokok bahasan Menjelaskan konsep pernapasan Menjelaskan obstruksi pernapasan Menjelaskan manajemen airway / sumbatan jalan napas
PENDAHULUAN JALAN NAPAS BAGIAN ATAS : Rongga hidung Rongga mulut Nasoparing Oroparing Laringoparing
JALAN NAPAS BAGIAN BAWAH : Trakea Bronkial Paru – paru
OTOT – OTOT PERNAPASAN Otot inspirasi : diapragma, interkostal eksterna, sternokleidomastoideus Otot ekspirasi : otot abdomen dan interkostal internal
Pendahuluan Merupakan keadaan terdapatnya benda asing di jalan napas yg menyebabkan terganggunya ventilasi udara. Obstruksi / sumbatan jalan napas bisa terjadi pada jalan napas bagian atas dan bagian bawah Obstruksi bisa total atau sebagian Tidak adekuatnya oksigenasi sehingga berdampak pada tidak adekuatnya ventilasi
Sebab ventilasi tidak adekuat Upaya pernapasan tidak adekuat Obstruksi jalan napas
Sebab – sebab sumbatan jalan napas Dasar lidah, palatum mole pd pasien koma, kepala fleksi Benda asing : muntahan, darah Penderita dengan anastesi : laringo spasme Bronkospasme : edema mukosa, sekresi bronkus, masuknya isi lambung ke dalam paru
Tanda – tanda sumbatan jalan napas Tidak ada suara napas Tidak ada aliran udara lewat hidung / mulut Retraksi subklavikula / sela iga Dada tidak mengembang saat inspirasi Pada sumbatan parsial : aliran udara brisik, kadang retraksi, bunyi berat. Sesak ( mengeluh sesak jika sadar, takipnea, retraksi otot bantu napas ) Bunyi napas ( gurling / bunyi kumur – kumur biasa karena cairan, snoring / ngorok biasanya karena lidah dan stridor : obstruksi anatomi )
Tujuan Penanganan jalan napas Mempertahan ventilasi atau tidak adequatnya oksigenasi dan selama resusitasi Metode manual jalan napas
Head-tilt chin-lift
Jaw-thrust maneuver
Teknik pukulan atau hentakan Pada bayi atau neonatus : Letakkan bayi pada posisi telungkup dg kepala lebih rendah. Diatas lengan bawah topang dagu dan leher bawah dan lutut penolong Tangan lainnya melakukan pukulan punggung diantara kedua tulang belikat secara hati – hati dan cepat sebanyak 5 kali
Balikkan dan lakukan hentakan pd dada sebagaimana melakukan pijat jantung luar sebanyak 5 kali Pada neonatus dilakukan tdk seperti diatas, dilakukan dg alat penghisap
Pada anak yg lebih besar Pukulan dipunggung sebanyak 5 kali, dengan pangkal tangan diatas punggung belakang , diantara kedua tulang belikat. Jika memungkinkan kepala lebih rendah dibawah dada Jika blm berhasil lakukan heimlich manuver
Teknik sapuan jari Dilakukan pd korban tdk sadar, dg muka mengahadap ke atas Buka mulut korban dengan memegang lidah dan rahang diantara ibu jari dan jarinya kemudian angkat rahang bawah Masukkan jari telunjuk tangan lain menelusuri bagian dalam pipi, jauh kedalam kerongkongan dibagian dasar lidah, kemudian lakukan gerakan mengait untuk melepaskan benda asingtsb ke dlm mulut shg memudahkan utk diambil.
Heimlich maneuver Berdiri atau duduk Penolong berdiri dibelakang pasien, rangkul pinggang dg tangan mengepal diantara sternum dan pusat, lakukan hentakan keatas 6 kali dengan teratur.
Chest trhust Pemolong berdiri dibelakang pasien, rangkul pinggang dengan tangan mengepal diatas sternum, lakukan hentakan 6 – 19 kali dengan teratur.
Referensi Manno M. Pediatric respiratory emergencies. In: Marx JA, Hockberger RS, Walls RM, et al, eds. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed. Philadelphia, Pa: Mosby Elsevier; 2009:chap 166. Braithwaite S, Perina D. Dyspnea. In: Marx JA, Hockberger RS, Walls RM, et al, eds. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed. Philadelphia, Pa: Mosby Elsevier; 2009:chap 17
Terimakasih.......!