13/12/20141
Dapat memecahkan kasus yang diberikan Dapat mengaplikasikan dengan dunia kerja Memudahkan dalam Penanganan Membiasakan mahasiswa dalam memcahkan masalah sesuai bidang kesehatan 13/12/20142 TUJUAN
Selama ini upaya penanganan malaria merupakan program menyeluruh dan terpusat, tanpa data based yang mendukung, sehingga belum memberikan gambaran masalah local spesifik daerah untuk tindakan intervensi. Pemanfaatan informasi yang tepat dapat menghasilkan rencana yang lebih efektif dan efisien. Sistem informasi geografis (SIG) merupakan salah satu alat yang dapat memberikan informasi yang efektif untuk kegiatan perencanaan. 13/12/20143 LATAR BELAKANG (kasus 2)
UMUM: Memberikan gambaran masalah malaria di kabupaten Banggai KHUSUS: Diketahuinya distribusi kasus malaria berdasarkan puskesmas di Kabupaten Banggai Diketahuinya Peta stratifikasi malaria berdasarkan AMI di seluruh puskesmas di Kabupaten Banggai Diketahuinya Pola penyebaran kasus malaria berdasarkan ketinggian wilayah puskesmas di Kabupaten Banggai Diperolehnya Peta hubungan kasus malaria dengan jumlah tempat perindukan di Kabupaten Banggai Diperolehnya Peta hubungan kasus malaria dengan jenis tempat perindukan di Kabupaten Banggai. 13/12/20144
5 Data Nama kecamatan Data Nama Puskesmas Data Jumlah Penduduk Data Topografi puskesmas Kasus malaria per puskesmas Peta kabupaten Peta Wilayah Kerja Puskesmas Data Tempat Perindukan vector Data Kegiatan Pemberantasan Vektor INPUT Analisa Spasial Klasifikasi Overlay PROSES Peta endemisitas malaria Per Puskesmas Peta Distribusi Kasus per Puskesmas Peta Tempat perindukan per Puskesmas Peta Kegiatan pemberantasan per Puskesmas Peta Distribusi Kasus berdasarkan ketingian puskesmas OUTPUT METODOLOGI Kerangka Konsep SUBDIN P2PL DINKES KABUPATEN BANGGAI SISTEM INFORMASI MALARIA
13/12/20146
7
8
9
10
Kabupaten Banggai merupakan daerah endemis malaria, dengan AMI 10 permil sampai > 50 permil. Jenis tempat perindukan vektor yang ditemukan di Kabupaten Banggai adalah rawa dan persawahan, dimana daerah rawa lebih banyak ditemukan. Ketinggian tempat/wilayah puskesmas mempengaruhi jumlah kasus malaria, karena faktor jarak terbang nyamuk. Kasus klinis malaria lebih banyak terdistribusi pada puskesmas dengan tempat perindukan vektor yang banyak, dan di daerah dengan ketinggian < 500 meter dpl. 13/12/201411
Melakukan manajemen lingkungan terhadap tempat perindukan vector antara lain: menimbun, membersihkan atau mengalirkan rawa atau kolam. Melakukan kegiatan pemberantasan vector yang disesuaikan dengan jenis tempat perindukan vector. Memperhatikan perpindahan penduduk yang keluar masuk, karena kabupaten Banggai merupakan daerah endemis yang potensial menularkan ke orang lain utamanya mereka yang berasal dari daerah non endemis. Promosi kesehatan agar masyarakat melindungi dari gigitan nyamuk. Kerjasama lintas sektor untuk kegiatan pemberantasan nyamuk. 13/12/201412