13/12/20141.  Dapat memecahkan kasus yang diberikan  Dapat mengaplikasikan dengan dunia kerja  Memudahkan dalam Penanganan  Membiasakan mahasiswa.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Mengkaji Masalah Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Advertisements

Perbedaan Kejadian Malaria pada Daerah Rawa-rawa dan Kawasan Perkotaan di Kabupaten Merauke tahun Novita Nur Muslimah Penguji : dr.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
HASIL PEMBAHASAN DISKUSI KELOMPOK C-2 SDM KESEHATAN: DALAM RANGKA PENINGKATKAN UPAYA KESEHATAN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL, AKSES DAN MUTU PELAYANAN.
PERATURAN BUPATI NO 14 TAHUN 2012
Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan
Legislasi pengamanan kesehatan hewan 6/2014 DISIAPKAN OLEH PROF. DR.DRH.PRATIWI, TS. MS DRH.ROSITAWATI, I. MP 2/23/2014PTS-RST-PKH
H.Ghazaly Ama La Nora,S.Ip,M.Si Mercu Buana University
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
APLIKASINYA PADA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI PUSKESMAS
Critical review fungsi dan program Puskesmas
Reuse, Recycle , Recovery
DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN TRADISIONAL TERHADAP POPULASI ANOPHELES FAKHRI BURHANUDDIN ( ) Dikutip dari :
CITRA BINER Kuliah ke 11 4/7/2017.
PELATIHAN PONED & APN PUSDIKLAT APARATUR.
PENYULUHAN PERTANIAN.
Sistem Informasi Marketing
KUESIONER RUMAH TANGGA Blok V
DINKES PROPINSI LAMPUNG
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI untuk PENGAMBILAN KEBIJAKAN
Sistem Informasi Geografis (SIG)
PRIORITAS MASALAH Oleh Nugroho Susanto.
PROMOSI KESEHATAN DALAM PENGENDALIAN PTM
PERANCANGAN SIG 11/04/2017.
Analisis Pemindahan Bahan dan Ongkos
DAMPAK DESENTRALISASI SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
AKHIRUL MUNAJAT, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG.
PENTINGNYA HIK DAN HKP DALAM MENCAPAI SBS
PUSKESMAS Suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam.
SISTEMATIKA LAPORAN PBL BLOK 21 MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS Disampaikan oleh: dr. Siti Amaliah, MKes.
dr.Andi.Hj.Hadijah Iriani R.Sp.THT.MSi Kepala bappeda kota makassar
PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
Konsep Dasar.
Peran Air Bersih dan Air Minum Ketika Terjadi Bencana
ELIMINASI MALARIA DI BANYUMAS 2015
Survei DINAMIKA PENULARAN PENYAKIT TULAR RODENSIA
Analisis Situasi.
Sistem Informasi Geografis
Penanggulangan penyakit berbasis wilayah
Analisis Situasi.
Kajian Epidemiologi MALARIA Kab Banjarnegara
PROGRAM PEMBERANTASAN
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan (2)
EPIDEMIOLOGI MALARIA Parasit HOST ENVIRONMENT
PERAN SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Menuju Kabupaten Sehat
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
INFEKSI TROPIS.
PROFIL KESEHATAN JANUARi 2012.
Laela Indawati, SSt.MIK., MKM
Sistem Informasi Geografis (SIG)
PERENCANAAN PROGRAM GIZI
PEMETAAN SOSIAL (ORIENTASI SOSIAL DAN WILAYAH)
Oleh: Istianatul khoiriyah
PRIORITAS MASALAH Oleh Nugroho Susanto.
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
Tanganku Bersih, Hidupku Sehat.
LAPORAN HARIAN SITUASI PENYAKIT SUB KLASTER SURVEILANS
TUGAS AKHIR TERAPAN “ PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH )KEPUNG KABUPATEN KEDIRI “ PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO.
FEEDBACK INFORMASI SDM KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2018
DESIMINASI INFORMASI PROGRAM MALARIA TAHUN LATAR BELAKANG Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Sukabumi.
PEMANFAATAN MAPSERVER 5 DALAM PEMBUATAN SISTEM Meidina
Query & Analisa Spasial
Transcript presentasi:

13/12/20141

 Dapat memecahkan kasus yang diberikan  Dapat mengaplikasikan dengan dunia kerja  Memudahkan dalam Penanganan  Membiasakan mahasiswa dalam memcahkan masalah sesuai bidang kesehatan 13/12/20142 TUJUAN

 Selama ini upaya penanganan malaria merupakan program menyeluruh dan terpusat, tanpa data based yang mendukung, sehingga belum memberikan gambaran masalah local spesifik daerah untuk tindakan intervensi.  Pemanfaatan informasi yang tepat dapat menghasilkan rencana yang lebih efektif dan efisien.  Sistem informasi geografis (SIG) merupakan salah satu alat yang dapat memberikan informasi yang efektif untuk kegiatan perencanaan. 13/12/20143 LATAR BELAKANG (kasus 2)

 UMUM: Memberikan gambaran masalah malaria di kabupaten Banggai  KHUSUS:  Diketahuinya distribusi kasus malaria berdasarkan puskesmas di Kabupaten Banggai  Diketahuinya Peta stratifikasi malaria berdasarkan AMI di seluruh puskesmas di Kabupaten Banggai  Diketahuinya Pola penyebaran kasus malaria berdasarkan ketinggian wilayah puskesmas di Kabupaten Banggai  Diperolehnya Peta hubungan kasus malaria dengan jumlah tempat perindukan di Kabupaten Banggai  Diperolehnya Peta hubungan kasus malaria dengan jenis tempat perindukan di Kabupaten Banggai. 13/12/20144

5 Data Nama kecamatan Data Nama Puskesmas Data Jumlah Penduduk Data Topografi puskesmas Kasus malaria per puskesmas Peta kabupaten Peta Wilayah Kerja Puskesmas Data Tempat Perindukan vector Data Kegiatan Pemberantasan Vektor INPUT Analisa Spasial Klasifikasi Overlay PROSES Peta endemisitas malaria Per Puskesmas Peta Distribusi Kasus per Puskesmas Peta Tempat perindukan per Puskesmas Peta Kegiatan pemberantasan per Puskesmas Peta Distribusi Kasus berdasarkan ketingian puskesmas OUTPUT METODOLOGI Kerangka Konsep SUBDIN P2PL DINKES KABUPATEN BANGGAI SISTEM INFORMASI MALARIA

13/12/20146

7

8

9

10

 Kabupaten Banggai merupakan daerah endemis malaria, dengan AMI 10 permil sampai > 50 permil.  Jenis tempat perindukan vektor yang ditemukan di Kabupaten Banggai adalah rawa dan persawahan, dimana daerah rawa lebih banyak ditemukan.  Ketinggian tempat/wilayah puskesmas mempengaruhi jumlah kasus malaria, karena faktor jarak terbang nyamuk.  Kasus klinis malaria lebih banyak terdistribusi pada puskesmas dengan tempat perindukan vektor yang banyak, dan di daerah dengan ketinggian < 500 meter dpl. 13/12/201411

 Melakukan manajemen lingkungan terhadap tempat perindukan vector antara lain: menimbun, membersihkan atau mengalirkan rawa atau kolam.  Melakukan kegiatan pemberantasan vector yang disesuaikan dengan jenis tempat perindukan vector.  Memperhatikan perpindahan penduduk yang keluar masuk, karena kabupaten Banggai merupakan daerah endemis yang potensial menularkan ke orang lain utamanya mereka yang berasal dari daerah non endemis.  Promosi kesehatan agar masyarakat melindungi dari gigitan nyamuk.  Kerjasama lintas sektor untuk kegiatan pemberantasan nyamuk. 13/12/201412