SEJARAH TERJADINYA KOTA Asia: Kota mulai tumbuh tahun SM di lembah subur sungai Tigris dan Ephrat, Mesopotamia di daerah teluk Persia. Kota ini -- pusat agama dan kerajinan Penduduknya rata-rata s/d orang. Kota Tebes dan Memphis di lembah sungai Nil (Mesir), tumbuh sekitar tahun 3000 SM Sekitar tahun 2300 SM muncul kota-kota di lembah sungai Indus (Pakistan) model kota Benteng. Kota juga tumbuh di lembah sungai Huang Ho, sepanjang pantai laut tengah merupakan perkembangan dari Mesopotamia Kota Maya, Zapetex, Mextek, dan Astek di Mesoamerika, tidak dilembah, tapi di daerah pertanian.
KOTA-KOTA YUNANI. Muncul pada abad 7 dan 8.Kotanya sering disebut dengan POLIS atau negara kota, yang merupakansuatu wilayah yang didominasi oleh desa berbenteng atau kota kecil.. Kota yang terkenal dan besar adalah Athena dan Sparta. Pada abad 5, Athena penduduknya berjumlah sampai orang.. Kotanya tumbuh di sekitar akropolis (agama&pertahanan). Disekitar Akropolis terdapat “agora” (tanah kosong).Dalam waktu 200 tahun sudah menyebar ke daerah Spanyol dan Perancis.
KOTA ROMAWI Bentuk kotanya banyak meniru model kota Yunani. Kota Romawi kuno terkenal dengan keteraturannya, misalnya sudah ada tempat administrasi, kesehatan, rekreasi dan lain-lain.
INDONESIA Kota menurut bahasa sansekerta atau jawa kuno, adalah Kuta (benteng) Pusat kota tradisional, adalah Kraton Disekitar kraton ada rumah para abdi dalem, pasar, tempat ibadah dan runag terbuka (alun-alun)
INDONESIA Menurut Kuntowijoyo: pada awal abad ke-20 sebuah kota Indonesia yang ideal akan mempunyai ciri- ciri tersendiri yang sekaligus menunjukkan sejarah kota itu. Pertama, sektor kota tradisional yang ditandai dengan pembagian spatial yang jelas berdasarkan status sosial dan dekatnya kedudukan pemukim dengan kraton. Kedua, sektor pedagang asing, terutama pedagang Cina, yang mewarnai kehidupan kota dengan kaya bangunan, kegiatan ekonomi, dan kehidupan sosial-budaya tersendiri. Ketiga, sektor kolonial dengan benteng dan barak, perkantoran, rumah-rumah, gedung societeit, rumah ibadah vrijmetselarij. Keempat, sektor kelas menengah pribumi yang kadang-kadang mengelompok dalam kampong-kampung tertentu, seperti Kauman di Kota Yogyakarta dan Surakarta, atau di bagian lain. Kelima, sektor imigran yang menampung pendatang-pendatang baru di kota dan berasal dari perdesaan sekitar. Di sela-sela tempat- tempat ini terdapat gedung-gedung sekolah, pasar, stasiun, dan tempat-tempat umum lainnya.
Faktor-faktor yang menjadi prakondisi tumbuhnya suatu kota menurut Gideon Sjoberg (1965) ada tiga, yakni : 1. Suatu dasar ekologi yang menguntungkan; 2. Suatu teknologi maju (relatif pada bentuk-bentuk pra-perkotaan) dalam kedua suasana baik agrikultur maupun non-agrikultur; dan 3. Suatu organisasi sosial yang kompleks dan di atas segalanya ada struktur kekuasaan yang betul-betul berkembang.