Diferensial Vektor TKS 4007 Matematika III (Pertemuan III) Dr. AZ

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
GERAK MELINGKAR DENGAN LAJU KONSTAN
Advertisements

PERSAMAAN GERAK LURUS smanda giri.
KEGIATAN INTI : KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
KINEMATIKA GERAK LURUS
BAB 3 Gerak Melingkar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
KINEMATIKA ROTASI TOPIK 1.
GERAK LURUS.
Diferensial Vektor TKS 4007 Matematika III (Pertemuan II) Dr. AZ
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA
GERAK LURUS Fisika X.
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2010
Struktur rangka batang bidang
Kinematika Kinematics
Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
Kinematika.
GERAK MELINGKAR BERATURAN
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
11. MOMENTUM SUDUT.
BAB. 5 (Gerak Melingkar) 4/13/2017.
ROTASI Pertemuan 9-10 Mata kuliah : K0014 – FISIKA INDUSTRI
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
MEKANIKA BAHAN ‘mechanics of materials’
LATIHAN Nyatakan manakah yang merupakan vektor dan merupakan skalar: berat, kalor jenis, kerapatan, volum, kecepatan, kalori, momentum, energi, jarak.
m m m s s Usaha Oleh Gaya F F F mg h S
Usaha Oleh Gaya
GERAK LURUS Jarak dan Perpindahan Kelajuan dan Kecepatan
Berkelas.
Jarak Perpindahan Kecepatan Percepatan
Berkelas.
GERAK MELINGKAR BERATURAN (GMB)
OPERASI VEKTOR Pertemuan 3
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
GERAK LURUS BERATURAN.
Matakuliah : D0564/Fisika Dasar Tahun : September 2005 Versi : 1/1
G e r a k.
Kinematika Kinematics
Fisika Dasar Session 2: Kinematika (untuk Fakultas Pertanian)
KINEMATIKA I FISIKA DASAR I UNIVERSITAS ANDALAS.
Kinematika.
RUANG HASIL KALI DALAM Kania Evita Dewi.
GHS Angular Sapriesty Nainy Sari, ST., MT. Jurusan Teknik Elektro
BAB 3. GERAK LURUS 3.1 Pendahuluan 3.1
MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
Arif hidayat Gerak Pada Garis Lurus Arif hidayat
BAHAN AJAR 3 GERAK MELINGKAR Disampaikan : M Jalil,S.Pd
KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
GERAK MELINGKAR BERATURAN
Bumi Aksara.
Gerak 1 Dimensi Pertemuan 4
Perkalian vektor Perkalian titik (dot product)
KINEMATIKA PARTIKEL.
GERAK LURUS.
KINEMATIKA ROTASI Pertemuan 13
Kinematika.
Perpindahan Torsional
A. Posisi, Kecepatan, dan Percepatan
GERAK MELINGKAR v v v v x = r sin  r  x = r cos  v v v.
ROTASI KINEMATIKA ROTASI
Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com
Science Center Universitas Brawijaya
ANALISIS VEKTOR Pertemuan 1 : Vektor dan Skalar
Gerak satu dimensi Rahmat Dwijayanto Ade Sanjaya
Gerak Rotasi dan Hukum Gravitasi
HUKUM GRAVITASI SEMESTA
Perpindahan Torsional
Perkalian vektor Perkalian titik (dot product)
HUKUM GRAVITASI SEMESTA
KINEMATIKA PARTIKEL.
HUKUM GRAVITASI SEMESTA
Transcript presentasi:

Diferensial Vektor TKS 4007 Matematika III (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan oleh A.B (baca : A titik B). Secara geometri : A.B didefinisikan sebagai perkalian antara besarnya vektor-vektor A dan B dan cosinus sudut  antara keduanya. Secara analitik : misal 𝐀= A 1 𝐢+ A 2 𝐣 dan 𝐁= B 1 𝐢+ B 2 𝐣 adalah dua vektor pada bidang sistem koordinat x dan y, maka A.B didefinisikan :

Perkalian Titik (lanjutan) Sedangkan vektor pada bidang sistem koordinat x, y, dan z, dimana 𝐀= A 1 𝐢+ A 2 𝐣+ A 3 𝐤 dan 𝐁= B 1 𝐢+ B 2 𝐣+ B 3 𝐤, maka A.B didefinisikan : Ingat : hasil kali titik dari dua vektor menghasilkan skalar!

Perkalian Titik (lanjutan) Lihat gambar berikut : Gambar tersebut menunjukkan sebuah obyek yang diberi gaya. Obyek tersebut bergerak lurus sejauh dari titik A ke titik B.

Perkalian Titik (lanjutan) Usaha untuk gaya konstan tersebut dirumuskan sebagai : Dengan menggunakan definsi perkalian titik, maka diperoleh : Jadi, usaha W merupakan hasil dari perkalian titik antara gaya F dengan perpindahan r.

Perkalian Titik (lanjutan) Perkalian Vektor-vektor Satuan Dengan menggunakan definisi perkalian titik, didapatkan :

Perkalian Titik (lanjutan) Hasil perkalian titik dari vektor satuan-vektor satuan pada bidang dapat disimpulkan dalam bentuk tabel berikut :

Perkalian Titik (lanjutan) Sifat-sifat perkalian titik : Jika A, B, dan C adalah tiga buah vektor dan m adalah bilangan real, maka berlaku :

Perkalian Titik (lanjutan) Bukti : (i) 𝐀.𝐀= A 1 𝐢+ A 2 𝐣+ A 3 𝐤 . A 1 𝐢+ A 2 𝐣+ A 3 𝐤 Berdasarkan definisi secara analitik, diperoleh : 𝐀.𝐀= A 1 2 + A 2 2 = A 1 2 + A 2 2 2 𝐀.𝐀= 𝐀 2 (Terbukti!)

Perkalian Titik (lanjutan) (ii) 𝐀.𝐁= A 1 𝐢+ A 2 𝐣+ A 3 𝐤 . B 1 𝐢+ B 2 𝐣+ B 3 𝐤 Berdasarkan definisi secara analitik, diperoleh : 𝐀.𝐁= A 1 B 1 + A 2 B 2 + A 3 B 3 Karena A1, A2, A3, B1, B2, dan B3 adalah bilangan real, maka : A 1 B 1 = B 1 A 1 , A 2 B 2 = B 2 A 2 , dan A 3 B 3 = B 3 A 3 sehingga : 𝐀.𝐁= B 1 A 1 + B 2 A 2 + B 3 A 3 𝐀.𝐁=𝐁.𝐀 (Terbukti!) Pembuktian sifat (iii), (iv), (v), (vi), dan (vii) dijadikan untuk latihan!

Perkalian Titik (lanjutan) Contoh : Jika A = i + 2j dan B = 2i – 3j, tentukan A . B dan sudut  yang dibentu oleh A dan B. Penyelesaian 𝐀.𝐁= 𝐢+2𝐣 . 𝟐𝐢−3𝐣 = 1 2 +2 −3 =2−6=4 cos 𝜃= 𝐀.𝐁 𝐀 𝐁 = −4 1 2 + 2 2 2 2 + (−3) 2 = −4 5 13 = −4 65 =−0,47 𝜃=𝑎𝑟𝑐 cos (−0,47) = 119,74 o

Perkalian Silang Perkalian silang dari dua buah vektor A dan B dinyatakan dengan 𝐀×𝐁 (baca : A silang B). Perhatikan gambar berikut : Tinjau rotasi sebuah partikel dalam lintasan dengan jari-jari r. Jarak yang telah ditempuh dalam selang waktu t adalah s dengan sudut yang dibentuk adalah  (dalam radian). Hubungan s dan  diberikan oleh s = r.

Perkalian Silang (lanjutan) Untuk selang waktu yang sangat kecil, maka besar kecepatan linier diberikan oleh : Besaran 𝜔= 𝑑𝜃 𝑑𝑡 , disebut sebagai kecepatan sudut yang arahnya diberikan oleh arah putar tangan kanan, tegak lurus bidang lingkaran. Jadi, hubungan antara kecepatan linier dengan kecepatan sudut diberikan oleh :

Perkalian Silang (lanjutan) Jadi, kecepatan linier dari rotasi sebuah partikel sama dengan kecepatan sudut kali silang vektor kedudukan dari jari-jari lingkaran. Berikut ini definisi perkalian silang : Secara geometri Perkalian silang dari dua vektor A dan B adalah sebuah vektor 𝐂=𝐀×𝐁 (baca A silang B), yang besarnya adalah hasil kali antara besarnya A dan B dan sinus sudut  antara keduanya. dengan u adalah vektor satuan yang menunjukkan arah dari 𝐀×𝐁.

Perkalian Silang (lanjutan) Secara analisis Misal 𝐀= A 1 𝐢+ A 2 𝐣+ A 3 𝐤 dan 𝐁= B 1 𝐢+ B 2 𝐣+ B 3 𝐤, maka perkalian silang dari dua vektor A dan B didefinisikan sebagai berikut :

Perkalian Silang (lanjutan) Perkalian Vektor-vektor Satuan Dengan menggunakan definisi perkalian silang, didapatkan :

Perkalian Silang (lanjutan) Hasil perkalian silang dari vektor satuan-vektor satuan pada bidang dapat disimpulkan dalam bentuk tabel berikut :

Perkalian Silang (lanjutan) Sifat-sifat perkalian silang : Jika A, B, dan C adalah tiga buah vektor dan m adalah bilangan real, maka berlaku :

Perkalian Silang (lanjutan) Bukti : Misal 𝐀= A 1 𝐢+ A 2 𝐣+ A 3 𝐤, 𝐁= B 1 𝐢+ B 2 𝐣+ B 3 𝐤 dan 𝐂= C 1 𝐢+ C 2 𝐣+ C 3 𝐤, maka : (ii)

Perkalian Silang (lanjutan) (iv) Pembuktian sifat (i), (iii), (v), dan (vi) dijadikan untuk latihan!

Perkalian Silang (lanjutan) Contoh : Jika A = 2i - 2j + k dan B = 3i + j + 2k, tentukan A G B dan sudut  yang dibentu oleh A dan B. Penyelesaian

Perkalian Silang (lanjutan) Jadi sudut antara A dan B adalah 57,69o.

Latihan 1. 2. 3. 4.

Terima kasih dan Semoga Lancar Studinya!