Kel 5 Hal 36 - 44 Kondisi Psikologis Pengusaha Primbumi dan Non Pribumi NoKondisi Psikologis/Motivasi/NeedPribumiNon Pribumi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UKURAN NILAI PUSAT UKURAN NILAI PUSAT ADALAH UKURAN YG DAPAT MEWAKILI DATA SECARA KESELURUHAN JENIS UKURAN NILAI PUSAT : MEAN , MEDIAN, MODUS KUARTIL,
Advertisements

Teori Graf.
BUDAYA PERUSAHAAN DAN ETIKA
START.
PAPARAN : PP 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
HAK ATAS TANAH M.HAMIDI MASYKUR SH,M.Kn.
HAK DAN KEWAJIBAN PNS PERSPEKTIF HUKUM DI INDONESIA
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
Tugas: Perangkat Keras Komputer Versi:1.0.0 Materi: Installing Windows 98 Penyaji: Zulkarnaen NS 1.

SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL.
BAB V HAK ATAS TANAH.
LATIHAN SOAL HIMPUNAN.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
ANALISA NILAI KELAS A,B,C DIBUAT OLEH: NAMA: SALBIYAH UMININGSIH NIM:
WORKSHOP INTERNAL SIM BOK
HITUNG INTEGRAL INTEGRAL TAK TENTU.
UKURAN PENYEBARAN DATA
Integrasi Numerik (Bag. 2)
Kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Usaha Pemasaran Jaringan
PERULANGAN Perulangan (loop) merupakan bentuk yang sering ditemui di dalam suatu program aplikasi. Di dalam bahasa Pascal, dikenal tiga macam perulangan,
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Soal Latihan.
: : Sisa Waktu.
Pendidikan Kewarganegaraan
ANGGARAN PRODUKSI.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
Peluang.
Dr. Wahyu Eko Widiharso, SpOT, (K) Spine
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
Karakteristik Entrepereneur
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
Pendekatan empiris dan fenomenologis.  Profesi berasal dari “profess” dan bermakna memenuhi kewajiban tetap / permanen  Profesi adalah pekerjaan yang.
Graf.
Asas Kewarganegaraan Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman.
PENGANTAR SISTEM INFORMASI NURUL AINA MSP A.
ANGGARAN PRODUKSI.
Oleh: IRDANURAPRIDA IDRIS, SH, MH
Logika (logic).
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Bersyukur.
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi
BAB V DIFFERENSIASI.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN.
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
KEJADIAN dan PELUANG SUATU KEJADIAN
DISTRIBUSI PELUANG Pertemuan ke 5.
KEBIJAKAN PENSIUN HUBUNGAN INDUSTRIAL.
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
oleh Bagus Mundianianto,M.Pd.
MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
PENGERTIAN KOPERASI Koperasi adalah badan usaha atau organisasi ekonomi kerakyatan yang dimiliki oleh sekelompok orang yang juga merupakan anggota dari.
EKONOMI KOPERASI Koperasi adalah organisasi bisnis yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, koperasi terletak.
KEWIRAUSAHAAN Created by: Kelompok 1.
TEKNIK ANALISIS EKONOMI DAN SOSIAL
Mendiskripsikan peran dan jiwa kewirausahaan
Transcript presentasi:

Kel 5 Hal

Kondisi Psikologis Pengusaha Primbumi dan Non Pribumi NoKondisi Psikologis/Motivasi/NeedPribumiNon Pribumi Untuk berprestasi Untuk mengikuti pendapat orang lain Untuk melakukan sesuatu secara rapi Untuk menonjolkan diri Untuk berdiri sendiri Untuk bekerja sama dengan orang lain Untuk memahami tingkah laku orang lain Untuk meminta pertolongan orang lain Untuk menguasai orag lain Untuk mawas diri Untuk berbuat baik kepada orang lain Untuk mencari sesuatu yang baru Untuk bertahan pada satu pekerjaan Untuk mendekati lawan jenis Untuk mengkritik orang lain Untuk berpegang teguh pada pendiriannya 42/dbn 44/dbn 43/dbn 39/dbn 47/dbn 41/dbn 35/dbn 32/dbn 62/dan 51/dan 46/dbn 64/dan 58/dan 51/dan 54/dan 43/dbn 40/dbn 36/dbn 45/dbn 57/dan 53/dan 30/dbn 59/dan 54/dan 61/dan 56/dan 59/dan 58/dan 54/dan 56/dan Keterangan : dbn = di bawah normal, dan = di atas normal

Sampai sekarang, setiap perubahan radikal dalam struktur kekuasaan Indonesia dibarengi oleh kejatuhan ekonomi dari kelompok pengusaha yang sampai waktu itu mempunyai kedudukan yang istimewa. (Jochen Roepke, 1978: 70-74). keberhasilan para wiraswasta politik tersebut karena adanya koneksi.

(Suparman Sumahamijaya) Masalah usaha kecil adalah kesiapan mental untuk melakukan kegiatan usaha kecil dan kegiatan usaha apapun. Penyakit mental itu disebut RM JIPUN atau RM JIBUDBAL, yang berarti rendah diri, malas, jiwa punakawan atau rendah diri, malas, bebal

“bebalism” atau “oblomovism” artinya berkisar pada lamban, bandel, kepala batu, dan dungu. (Suparman Sumahamijaya, 1980 : 109) Jadi, sikap mental kaum intelek dan rakyat kecil masih sangat rendah (belum unggul), padahal sebagian besar mereka adalah calon- calon wiraswasta Indonesia.

Sikap mental yang merintangi pembangunan ialah tentang ketergantungan seseorang kepada orang lain (menurut Sumardi Marwan) Sifat-sifat atau kalau tidak boleh dikatakan telah menjadi membudaya kurang menghargai waktu yang telah melekat pada kebanyakan warga masyarakat kita. (Sumardi, 1976 : 7-9)

Contoh Konkrit Wiraswasta yang selalu mengharapkan bantuan kredit dari bank Kurang aktif mencari pembeli barang/jasa hasil produksinya Lebih suka meniru barang/jasa yang diciptakan pengusaha lain Jika mendapat keuntungan/kredit, digunakan untuk hal yang kurang produktif

Faktor-faktor yang menyebabkan jumlah wiraswasta sangat sedikit di Indonesia menurut Deddi Angga Diredja : Faktor perjalanan sejarah bagi negara-negara bekas jajahan Indonesia merupakan faktor yang sangat dominan sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan tenaga –tenaga wiraswasta. Di mana faktor historis yang kurang menguntungkan ini dapat dilihat pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Faktor pendidikan yang tidak menunjang perkembangan wiraswasta Pendidikan formal (sekolah) yang berlangsung di Indonesia, sebagian besar masih mengikuti sistem pendidikan kolonial (feodal) yang lebih menitikberatkan pada teacher oriented yaitu di dalam proses belajar mengajar guru yang memegang peranan aktif sedangkan siswa hanya bersikap pasif (menerima pelajaran saja). Begitu pula pendidikan informal di lingkungan keluarga, masih banyak dipengaruhi oleh sitem pendidikan feodal warisan penjajah, sehingga kurang dapat mendukung terbentuknya sikapa mental wiraswasta di kalangan anggota keluarga(terutama pada anak-anaknya).

Faktor-faktor yang menyebabkan jumlah wiraswasta sangat sedikit di Indonesia menurut Deddi Angga Diredja : Faktor kebijaksanaan pembangunan yang kurang memberikan kesempatan bagi lahirnya tenaga-tenaga wiraswasta sejati Faktor kebijaksanaan pemerintah yang kurang tepat (terutama kebijaksanaan di bidang ekonomi) juga dapat menghambat lahirnya tenaga-tenaga wiraswasta. Adapun kebijaksanaan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan wiraswasta, misalnya: kebijaksanaan dalam bentuk proteksi (perlindungan) dan subsidi yang berlebihan (dalam jangka panjang) kepada para pengusaha kita, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah.

Pada masa belanda, ada keinginan berwiraswasta pada rakyat Indonesia terlihat dari beberapa organisasi sebagai alat perjuangan ekonomi para wiraswasta kita untuk memajukan kesejahteraan hidup rakyat Organisasi : Bank Pertolongan dan Tabungan (Hulp en Spaarbank), koperasi, Serikat Dagang Islam

Cara Belanda meneror mental dan membatasi kebebasan wiraswasta kita : Orang Belanda memperkuat orde tradisional yang feodal dengan cara mengontrol orang Indonesia melalui kaum ningrat mereka sendiri (pemerintahan tidak langsung) Kegiatan inovatif wiraswasta pribumi, dianggap tidak sah oleh orang Belanda (Jochen Roepke, 1978 : 69)

Dampak negatif cara Belanda Masih berfikir kolot (berharap menjadi PNS) Malu menjadi wiraswasta

Pada masa penjajahan Jepang Penguasa Jepang membubarkan koperasi dan mengganti dengan kumai Kumai merupakan organisasi monopoli penguasa Kumai menyebabkan kehidupan wiraswasta rakyat mati

Faktor jeleknya kondisi wiraswasta di Indonesia: Pendidikan formal karena di Indonesia KBM sangat pasif sehingga mematikan kreativitas dan kemampuan siswa. Pendidikan informal di lingkungan keluarga juga dipengaruhi sistem pendidikan feodal warisan penjajah, sehingga kurang mendukung terbentuknya sikap mental wiraswasta dikalangan keluarganya.

Faktor kebijaksanaan pembangunan di bid. Ekonomi juga dapat menghambat lahirnya tenaga-tenaga wiraswasta.

Kebijaksanaan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan wiraswasta : Kebijaksanaan dalam bentuk proteksi dan subsidi yang berlebihan kepada para pengusaha kita (khususnya gol. Ekonomi lemah) Hal ini menjadi penyebab mengapa di Indonesia sangat sedikit muncul wiraswasta yang positif, karena hal itu membuat wiraswasta kita menjauhi tanggung jawab terhadap resiko, menjauhi tantangan, tidak tekun dan ulet, dan bersikap boros

Perlindungan hanya meninabobokan dalam ayunan kursi goyang meraih keuntungan- keuntungan (Heidjrachman Ranupandojo, 1982 : 24) Sehingga sikap menta wiraswasta mereka jadi negatif dan kurang berkembang