METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Hardware Verification dengan menggunakan Higher Order Logic (HOL) oleh Budi Rahardjo Mata.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teknik Digital Pertemuan III.
Advertisements

Pertemuan 12 : Level Logika Digital
PERTEMUAN MINGGU KE-3 LEVEL REGISTER.
PERTEMUAN MINGGU KE-2 LEVEL GATE.
METODA FORMAL: Higher-Order Logic – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – Hardware Verification dengan menggunakan Higher Order Logic (HOL)
Pengantar Matematika Diskrit
2. Introduction to Algorithm and Programming
Pengantar Matematika Diskrit
Algoritma (Komputer) EL 2001 – Dasar Pemrograman Budi Rahardjo Teknik Elektro ITB
Logic and Computer Design Fundamental
Pertemuan 12 : Level Logika Digital
SUBPROGRAM IN PASCAL PROCEDURE Lecture 5 CS1023.
Specification and Description Language (SDL)
Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 – Sistem Bilangan
IL, SFC, ST.
ALJABAR BOOLEAN/ ALJABAR LOGIKA
Testing Levels. Activities of Test Engineer Test engineer is an information technology professional who is in charge of ane or more technical test activities,
Sistem Pengolahan Data Komputer bag.1
Kuliah Rangkaian Digital Kuliah 1: Pengantar
PERTEMUAN MINGGU KE-2 LEVEL GATE.
Pengendalian Sistem Mekatronik
Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)
CSE477 L07 Pass Transistor Logic.1Irwin&Vijay, PSU, 2002 VLSI Digital Circuits Pass Transistor Logic Referensi : Mary Jane Irwin (
Apakah Matematika Diskrit itu?
9.3 Geometric Sequences and Series. Objective To find specified terms and the common ratio in a geometric sequence. To find the partial sum of a geometric.
OPERATOR DAN FUNGSI MATEMATIK. Operator  Assignment operator Assignment operator (operator pengerjaan) menggunakan simbol titik dua diikuti oleh tanda.
Pengantar Teknik Kompilasi
FLIP - FLOP.
Pemrograman Devais FPGA (Field Programmable Gate Array)
Sistem Digital Pendahuluan -1- Sistem Digital. Hal 1.
Pengantar IF2091 Struktur Diskrit
RANGKAIAN FLIP FLOP.
TEORI DASAR Logika Fuzzy
PENGANTAR TEKNOLOGI KOMPUTER & INFORMASI – A
5. Proses Perangkat Lunak dan Metrik Proyek
Sistem Pengolahan Data Komputer
Dasar-dasar Rangkaian Logika Digital
AKT211 – CAO 08 – Computer Memory (2)
Pengantar Matematika Komputer
PEMODELAN PROYEK (UML)
Dasar-dasar Rangkaian Logika Digital
BAB IV. GATE LEVEL MINIMIZATION
Pertemuan 11 : Aljabar Boole
MATA KULIAH TEKNIK DIGITAL DISUSUN OLEH : RIKA SUSANTI, ST
ELEKTRONIKA DIGITAL Bab I Sistem Digital
Pengantar A Matematika Diskrit
RANGKAIAN DIGITAL Bab I Pengantar Sistem Digital Oleh : Indra Gunawan ST. M,Pd Jun-18 Teknik Digital.
PERTEMUAN MINGGU KE-2 LEVEL GATE.
Pengantar Struktur Diskrit
Mata Kuliah Teknik Digital
RANGKAIAN FLIP FLOP.
PENGANTAR LOGIKA & TEKNIK PEMROGRAMAN
PERTEMUAN MINGGU KE-3 LEVEL REGISTER.
EL 2001 – Dasar Pemrograman Budi Rahardjo Teknik Elektro ITB
Mata Kuliah Dasar Teknik Digital TKE 113
FPGA sejarah.
Pengantar Matematika Diskrit
CCM110 MATEMATIKA DISKRIT Pertemuan ke- 5 , Aljabar Boolean
1. MEMAHAMI KONSEP GERBANG LOGIKA
Pengantar Matematika Diskrit
Pengantar IF2091 Struktur Diskrit
Arsitektur & Organisasi Komputer
Komponen-komponen Komputer Processing Device (CPU)
RANGKAIAN FLIP FLOP.
Pengantar Matematika Diskrit
MSI = Medium Scale Integration
PERTEMUAN MINGGU KE-3 LEVEL REGISTER.
PERTEMUAN MINGGU KE-2 LEVEL GATE.
Teori Automata Hari Soetanto To insert your company logo on this slide
PERTEMUAN MINGGU KE-2 LEVEL GATE.
Transcript presentasi:

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Hardware Verification dengan menggunakan Higher Order Logic (HOL) oleh Budi Rahardjo Mata Kuliah “Metoda Formal” – EL 688 Pasca Sarjana – Teknik Elektro, ITB

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Untuk para insinyur … Bob Colwell “Engineering, Science, and Quantum Mechanics,” IEEE Computer, March 2002: “Generally speaking, most engineers are comfortable with using theories and ideas that neither they nor anyone else completely understand”

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 HW Verification Kebutuhan dalam hardware verification –Formal language untuk menjelaskan behaviour dan proposition tentang desain tersebut. Expressive, concice notation Well-understood & simple semantics –Deductive calculus untuk membuktikan proposition. Logically sound dan cukup powerful.

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Step dalam verification 1.Menuliskan formal specification S untuk menjelaskan behaviour dari device 2.Menuliskan specification untuk setiap komponen primitif. (Behaviour real device) 3.Mendefinisikan expression D yang menjelaskan behaviour dari device D = P 1 + … + P n dimana + merupakan operator composition P 1, …, P n adalah instance dari device [2] 4.Membuktikan bahwa D betul (correct) terhadap specification S D satisfies S

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Hierarchy verification Metoda dapat diaplikasikan secara hierarchy –Spesifikasi dari “primitive components” pada sebuah level dapat menjadi specification dari level berikutnya

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Keterbatasan HW verification Correctness proof tidak dapat menjamin bahwa device tidak malfunction –Disain sudah benar –Behaviour specification salah (misal terlalu kompleks) –Defect di proses fabrikasi –Belum terintegrasi dengan CAD untuk layout

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Abstraction vs accuracy Abstraction digunakan untuk menangani complexity Semakin akurat model yang dibuat semakin dekat dengan dunia nyata. Namun menjadi semakin kompleks. –CMOS: ignore transistor size ratio in behavioural

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Pengenalan HOL Banyak versi HOL Berbasis kepada HOL yang dikembangkan oleh Mike Gordon (Cambridge), yang berbasis kepada Church’s simple type theory

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Pengenalan HOL [2] Every term of the logic has an associated logical type

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Specifying hardware behaviour S[ a,b,c,d ] = T if the values a, b, c, and d could occur simultaneously on the corresponding external wires of the device Dev F otherwise Dev a bd c

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Specifying hardware behaviour Spesifikasi dengan terms dari values yang dapat diobservasi secara external Tidak ada perbedaan antara input dan output Dalam contoh, variabel yang digunakan memiliki type bool, yaitu two-valued set of boolean logic level

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Xor (i 1,i 2,o) = (o =  (i 1 = i 2 )) atau Xor (i 1,i 2 ) =  (i 1 = i 2 ) Biasanya external wires memiliki sifat biderectional Tidak mendefinisikan delay Bisa membingungkan: output i 1, input o Rangkaian kombinasional

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Ntrans (g,s,d) = (g  (d = s)) Source s dan drain d bersifat bidirectional Jika gate g memiliki nilai T maka s dan d harus memiliki nilai boolean yang sama (dengan kata lain source dan drain terhubung) N-type transistor sd g

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Rangkaian Sekuensial Menggunakan fungsi yang memodelkan urutan values dalam urutan waktu Waktu direpresentasikan dalam bilangan natural (dalam higher order logic memiliki type num) f:num  f(t) f adalah signal

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 D-type flip-flop Rise ck t =  ck(t)  ck(t+1) Dtype (ck,d,q) =  t. q(t+1) = (Rise ck t  d t | q t ) Waktu (diskrit) direppresentasikan dengan bilangan natural Variabel ck, d, dan q adalah higher order variables dengan type num  bool Dtype a ck q

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 Partial specification Tidak komplit. Misal Dtype tadi pada waktu awal atau q(0) belum terdefinisi Dev( i,o ) = (P[ i ]  ( o = E[ i ])) P[ i ] merupakan kondisi, jika P[ i ] = F maka implikasi (P[ i ]  ( o = E[ i ])) akan tetap terpenuhi untuk semua nilai o

METODA FORMAL – Budi Rahardjo, Institut Teknologi Bandung – 2002 sd g