Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STANDAR PROSES KEPERAWATAN JIWA
Advertisements

Manajemen Asuhan Keperawatan Disampaikan Oleh: Ns
Terapi Aktivitas kelompok ( TAK )
PROSES KEPERAWATAN JIWA
I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
PEKERJAAN SOSIAL DENGAN INDIVIDU DAN KELUARGA
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
KONSEP DIRI.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) Atih Rahayuningsih.
KONSEP MODEL KESEHATAN JIWA
DALAM KEPERAWATAN JIWA
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
RUANG LINGKUP KEPERAWATAN JIWA
KonSeP CMHN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2012
Diagnosa keperawatan Oleh: Riwayati
NUR FACHMI BUDI SETYAWAN, M.PSI
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
HUBUNGAN TERAPEUTIK Anas Tamsuri.
KONSEP KESEHATAN JIWA OLEH TUTU A. SUSENO.
PERILAKU KEKERASAN.
HUBUNGAN TERAPEUTIK Sri Warsini.
NUR FACHMI BUDI SETYAWAN, M.PSI
Gangguan Hubungan Sosial: MENARIK DIRI
GANGGUAN KONSEP DIRI istichomah
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Oleh : Ners Anang Satrianto
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
KONSEP MODEL KESEHATAN JIWA
Konsep dasar keperawatan jiwa
KONSEP SEHAT-SAKIT JIWA
PENGKAJIAN Ns. Jukarnain, S.Kep..
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KRITIS
KONSEP SEHAT-SAKIT JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
“harga diri rendah (hdr)
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
PENERAPAN PROSES PERAWATAN USILA
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASKEP KLIEN DENGAN SPIRITUAL
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
Ns.Erma kasumayanti, M.Kep
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Ns.erma kasumayanti, s.kEp
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
HUBUNGAN TERAPEUTIK Anas Tamsuri.
Konsep Dasar Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PD KLIEN ISOLASI SOSIAL
KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN
GELANDANGAN PSIKOTIK.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN II
1 By : Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes. Latar belakang Krisis multidimensional berdampak negatif terhadap status kesehatan dan ketahanan keluarga di Indonesia.
DOKUMENTASI PERAWATAN PD BERBAGAI TATANAN PELAYANAN PERAWATAN KHUSUS ( TEMPAT KHUSUS ) OLEH Sigit Tri A.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Transcript presentasi:

Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan  Memperoleh kepuasan dari usahanya.  Merasa lebih puas memberi daripada menerima  Hubungan antar manusia saling menolong dan memuaskan  Menerima kekecewaan sebagai pelajaran untuk memperbaiki yang akan datang

 Mengarahkan aapermusuhan pada penyelesaian kreatif dan konstruktif  Mempunyai rasa kasih sayang Sehat jiwa menurut Abraham Maslow, 1970 (Towsend, 2011)  Memiliki persepsi yang akurat tentang realitas  Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan.  Spontan, sederhana dan wajar.

 Sikap positif terhadap diri  menerima diri, sadar diri dan merasa berarti  Tumbuh kembang dan aktualisasi diri  berfungsi optimal dan adaptif  ekspresi dan represi, ego yang kuat (stres dan koping), konflik dan dorongan.  Integrasi  ekspresi dan represi, ego yang kuat (stres dan koping), konflik dan dorongan.  Otonom  tergantung dan mendiri seimbang, tanggung jawab terhadap diri sendiri, menghargai otonomi orang lain

 Persepsi realitas yang akurat  mau berubah sesuai pengetahuan yang baru, empati, menghargai sikap dan perasaan orang lain.  Menguasai lingkungan  Adaptif terhadap lingkungan, dapat mengatasi kesepian, agresif dan frustasi

 H. Biologis: disfungsi anatomis dan biologis  H. Pembelajaran: pola perilaku maladaptif  H. Kognitif: defisit pengetahuan  H. Psikodinamik: konflik intrapsikik dan perkembangan  H. Lingkungan: respon-respon terhadap stressor dan penolakan terhadap lingkungan

 Faktor predisposisi: faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stres.  Faktor presipitasi: stimulus yang dipersepsikan individu sebagai ancaman, tantangan, atau tuntutan dan membutuhkan energi ekstra untuk koping.  Penilaian terhadap stressor: penilaian tentang makna stressor bagi kesejahteraan individu yang di dalamnya stressor memiliki arti, intensitas dan kepentingan.

 Sumber koping: evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi individu.  Mekanisme koping: tiap upaya yang ditujujkan untuk penatalaksanaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang digunakan untuk melindungi diri.  Rentang respon koping: rentang respon manusia yang adaptif sampai maladaptif

Askep  Perawat Klien, keluarga, komunitas Hubungan terapeutik Metode ilmiah PROSES KEPERAWATAN

 Proses keperawatan klien dengaan masalah kesehatan jiwa  tantangan yang unik.  Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam proses keperawatan jiwa.  Peran perawat jiwa dalam asuhan keperawatan jiwa  membantu menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki klien.

PERAWAT TERHINDAR DARI:  Rutinitas  Intuisi  Ilegal  Malpraktek Membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan secara:  Ilmiah  Logis  Sistematis  Terorganisir Menyelesaikan masalah/ memenuhi keb. Klien YANKEP OPTIMAL

 DINAMIS  LUWES  TERBUKA  MERUPAKAN SUATU SIKLUS  SALING TERGANTUNG

PENGKAJIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI

MANFAAT BAGI PERAWAT  Lebih otonomi dan percaya diri dalam memberika n askep  Tersedia pola pikir yang logis, ilmiah, sistematis dan terorganisir  Kepuasan kerja  Pendokumentasian  perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat  Wahana diseminasi iptek keperawatan  Pengembangan karir  pola pikir penelitian

MANFAAT BAGI KLIEN  Askep yang diterima bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah  Partsipasi lebih  self care  Terhindar dari tindakan malpraktek

WAWANCARAOBSERVASIPEMERIKSAAN

PENGKAJIAN  DATA PRIMER: data yang langsung didapat oleh perawat.  DATA SEKUNDER: data yang diambil dari hasil pengkajian atau catatan tim kesehatan lain. JENIS DATA  DATA OBYEKTIF: data yang didapatkan melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat.  DATA SUBYEKTIF: data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.

 Faktor predisposisi  Faktor presipitasi  Penilaian klien terhadap stressor atau kejadian yang membuat stress  Kemampuan koping  Biologis, psikologis, sosial, spiritual FORMULIR PENGKAJIAN

 Identitas klien  Keluhan utama atau alasan masuk  Faktor predisposisi  Aspek fisik/biologis  Aspek psikososial  Status mental  Kebutuhan persiapan pulang  Mekanisme koping  Masalah psikososial dan lingkungan  Pengetahuan  Aspek medik

Mempunyai kesadaran diri Mengobservasi dengan adekuat Komunikasi terapeutik Mampu berespon secara efektif KEMAMPUAN PERAWAT

 Membina hubungan saling percaya  buat kontrak  Mengkaji data dari klien dan keluarga  Memvalidasi data  Mengorganisir atau mengelompokkan data  Menetapkan masalah klien

KEMUNGKINAN KESIMPULAN: 1. TIDAK ADA MASALAH TETAPI: › Tidak memerlukan peningkatan kesehatan › Memerlukan prevensi dan promosi 2. ADA MASALAH DENGAN KEMUNGKINAN › Resiko › Aktual BUAT DAFTAR MASALAH

 Umumnya masalah klien mempunyai hubungan sebab akibat POHON MASALAH KOMPONEN POHON MASALAH  Masalah utama (Core problem)  Penyebab  Akibat

Resiko terjadi perilaku kekerasan Gsp: halusinasi pendengaran Isolasi sosial