Pengalamatan Bit Pengalamatan bit adalah penunjukan alamat lokasi bit baik dalam RAM internal (byte 32H sampai dengan 47H) atau bit perangkat keras. Untuk melakukan pengalamatan bit digunakan simbol titik (.) misalnya PSW.3 , PSW.4
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama CY PSW.7 D7H Carry Flag AC PSW.6 D6H Auxiliary Carry Flag FO PSW.5 D5H Flag 0
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama RS1 PSW.4 D4H Reg. Bank Select bit 1 RS0 PSW.3 D3H Reg. Bank Select bit 0 OV PSW.2 D2H Overflow flag P PSW.0 D0H Parity Flag
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama TF1 TCON.7 8FH Timer 1 Overflow Flag TR1 TCON.6 8EH Timer 1 Run Control Flag TF0 TCON.5 8DH Timer 0 Overflow Flag TR0 TCON.4 8CH Timer 0 Run Control Flag
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama IE1 TCON.3 8BH Interrupt 1 Edge Flag IT1 TCON.2 8AH Interrupt 1 Type Control IE0 TCON.1 89H Interrupt 0 Edge Flag IT0 TCON.0 88H Interrupt 0 Type Control
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama SM0 SCON.7 9FH Serial Mode Control Bit 0 SM1 SCON.6 9EH Serial Mode Control Bit 1 SM2 SCON.5 9DH Serial Mode Control Bit 2 REN SCON.4 9CH Rceiver enable
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama TB8 SCON.3 9BH Transmit bit 8 RB8 SCON.2 9AH Receiver bit 8 T1 SCON.1 99H Transmit Interrupt Flag R1 SCON.0 98H Receiver Interrupt Flag
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama EA IE.7 AFH Enable All Interrupt ES IE.6 ACH Enable Serial Port Interrupt ET1 IE.5 ABH Enable Timer 1 Interrupt EX1 IE.4 AAH Enable External Int. 1 ET0 IE.1 A9H Enable Timer 0 Interrupt EX0 IE.0 A8H Enable External Int. 0
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama RD - B7H Read Data External Memory WR B6H Write Data External Memory T1 B5H Timer/Counter 1 Ext. Flag T0 B4H Timer/Counter 0 Ext. Flag
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama INT 1 B3H Interrupt 1 Input Pin INT 0 B2H Interrupt 0 Input Pin TxD B1H Serial Port Transmit Pin RxD B0H Serial Port Receiver Pin
Tabel Pengalamatan Bit Simbol Posisi Bit Alamat Bit Nama PS IP.4 BCH Serial Port Interrupt Priority PT1 IP.3 BBH Timer 1 Interrupt Priority PX1 IP.2 BAH External Interrupt 1 Priority PT0 IP.1 B9H Timer 0 Interrupt Priority PX0 IP.0 B8H External Interrupt 0 Priority
Pengalamatan Kode Pengalamatan kode merupakan pengalamatan ketika operand merupakan alamat dari instruksi jump dan call ( ACALL, JMP, LJMP, dan LCALL ). Biasanya operand tersebut akan menunjuk ke suatu alamat yang telah diberi label sebelumnya seperti pada contoh berikut : ACALL Delay .............................. Delay: MOV B, # 0FFH Loop_Delay: DJNZ B, Loop_Delay RET
Pengalamatan Kode Pada Listing program diatas perintah ACALL Delay mempunyai operand yang menunjuk ke label Delay sehingga pada saat perintah ini dijalankan, program akan melompat ke lokasi memori yang diberi nama label/kode Delay.
b. Ekspresi Assembler Dalam memberikan sebuah nilai pada operand dapat dilakukan dengan langsung memberikan nilai yang diinginkan seperti pada perintah MOV 00H,#05H Instruksi diatas mempunyai arti memberikan nilai 05H pada alamat 00H. Cara lain, dengan menggunakan lambang yang telah ditentukan oleh assembler, seperti MOV R0,#05H Instruksi diatas juga mempunyai arti memberikan nilai 05H pada register R0. Register ini merupakan alamat 00H pada bank 0.
Dan cara yang ketiga yaitu dengan menggunakan ekspresi assembler seperti yang akan dibahas berikut. Dengan ekspresi assembler, sebuah operand dapat diekspresikan dalam bermacam – macam bentuk sesuai keinginan pembuat program. Hal ini membuat pembuatan program dapat dilakukan lebih mudah.
Basis Bilangan Mikroprosesor Intel menggunakan akhiran “B” untuk ekspresi biner, “Q” untuk ekspresi oktal, “D” untuk ekspresi desimal dan “H” untuk ekspresi heksa. Oleh karena itu, sebuah bilangan 10 desimal dapat diekspresikan sebagai berikut : 00001010B untuk biner 12Q untuk oktal 10D atau 10 (tanpa akhiran) untuk desimal 0AH untuk heksa
Untuk perintah – perintah yang berhubungan dengan I/O penggunaan ekspresi biner akan lebih mempermudah karena kondisi setiap bit dari I/O terekspresi lebih jelas dalam bentuk ini. Contoh : Untuk mengaktifkan LED yang terhubung pada P1.5 dan P1.7 saja dengan mode aktif logika 0 dan nonaktif pada logika 1, perintah dapat dituliskan sebagai berikut : Mov P1, # 11111010B
Pada perintah – perintah ketika operand yang diekspresikan berupa bilangan yang harus dihitung secara visual oleh pembuat program, ekspresi dalam desimal akan lebih mempermudah. Contoh : Untuk membentuk penundaan dengan melakukan looping ( putaran ) sebanyak 10 kali di tempat sebelum meneruskan program, perintah dapat dituliskan sebagai berikut : MOV R7,#10D ; R7 diisi dengan nilai yang ; diekspresikan dam bentuk ; desimal ; ( akhiran D tidak harus ; dituliskan dalam ; bentuk ini ) Loop: DJNZ R7, Loop
Dalam penulisan ekspresi bentuk heksa, harus selalu diawali dengan bilangan seperti pada ekspresi A5H harus diawali dengan "0" sehingga menjadi 0A5H. Hal ini dibuktikan oleh program assembly untuk membedakan apakah operand tersebut merupakan label ( yang harus diawali dengan karakter ) atau nilai ( yang harus diawali dengan bilangan ).
String Karakter Ekspresi string dilakukan dengan memberikan tanda ' ' di antara nilai yang diinginkan. Ekspresi ini sangat berguna jika pembuat program ingin menuliskan perintah yang membutuhkan nilai ASCII dari suatu operand.
Contoh : Jika pembuat program ingin menuliskan nilai ASCII dari karakter B ke dalam akumulator, perintah: MOV A,#'B’ akan lebih mudah ditulis daripada perintah MOV A,#41H karena pembuat program masih harus melihat tabel ASCII terlebih dahulu.
Operator Assembler Ada empat belas operator dalam assembler yang meliputi operator aritmatika, operator logika, operator khusus, dan operator hubungan (relasional)
Operator Aritmatika Ekspresi ini digunakan untuk mempermudah membuat program dalam pemberian nilai pada operand yang memerlukan proses perhitungan terlebih dahulu. Operator aritmatika terdiri atas : + untuk penambahan - untuk pengurangan * untuk perkalian / untuk pembagian MOD untuk modular (mengekspresikan sisa setelah pembagian )
Contoh : Mov A, #10+10H dapat diekspresikan menjadi Mov A,#1AH atau Mov A,325 MOD 7 Mov A,#4.
Operator Logika Ekspresi ini digunakan untuk mempermudah pembuat program dalam pemberian nilai pada operand yang memerlukan proses operasi logika terlebih dahulu. Operator – operator tersebut terdiri atas : OR untuk operasi logika OR AND untuk operasi logika AND XOR untuk operasi logika EXOR NOT untuk operasi logika komplemen
Contoh : Mov A,#39 AND 0FH adalah sama dengan Mov A,# 9 Mov A,#-3 Mov A,# NOT 3
Operator Khusus Operator-operator ini terdiri atas : SHR untuk menggeser ke kanan Contoh : Mov A,#00001000b SHR 1 adalah sama dengan Mov A, # 00000100b
SHL untuk menggeser ke kiri Contoh : Mov A,#00001000B SHL 1 adalah sama dengan Mov A, # 00010000b
HIGH untuk mengambil nilai byte tinggi Contoh : Mov A,#HIGH 1234H adalah sama dengan Mov A, # 12H
LOW untuk mengambil nilai byte rendah Contoh : Mov A,#LOW 1234H adalah sama dengan Mov A, # 34H
( ) untuk operasi yang harus didahulukan Contoh : Mov A,#(10+4)*3 bilangan 10 desimal terlebih dahulu dijumlahkan dengan 4 sebelum dikali dengan 3 dengan adanya operator ()
Operator-operator Relasional Operator-operator ini digunakan di antara dua buah operand dan hasilnya adalah 0000H untuk salah serta FFFFH untuk benar.
Operator-operator Relasional ini terdiri atas ; EQ atau = untuk ekspresi sama dengan Contoh : Mov A,# 5=5 akan menghasilkan FFH, yaitu Mov A,#0FFH karena hasilnya benar
NE atau < > untuk ekspresi tidak sama dengan Contoh : Mov A,#5 NE 4 akan menghasilkan FFH Yaitu Mov A, # 0FFH karena hasilnya benar
LT atau < untuk lebih kecil Contoh : Mov A,#‘X’ LT ‘Z’ akan menghasilkan FFH, Yaitu Mov A, # 0FFH karena hasilnya benar
LE atau <= untuk lebih kecil sama dengan Contoh : Mov A,#‘X’>=‘X’ akan menghasilkan FFH, Yaitu Mov A,#0FFH karena hasilnya benar
GT atau > untuk lebih besar Contoh : Mov A, #5 > 6 akan menghasilkan 00H, Yaitu: Mov A, # 00H karena hasilnya salah
GE atau >= untuk lebih besar sama dengan Contoh : Mov A,#50 GE 100 akan menghasilkan 00H Yaitu: Mov A,#00H karena hasilnya salah
Prioritas Operator Operator – operator ekspresi mempunyai urutan prioritas sebagai berikut, dan operator yang mempunyai prioritas tertinggi terlebih dahulu dilakukan : Tanda kurung ( ) HIGH LOW * / MOD SHL SHR + - EQ NE LT LE GT GE NOT AND OR XOR
Contoh : LOW (‘A’ – 2), nilai ASCII karakter A, yaitu 0041H dikurangi dengan 2 terlebih dahulu sehingga menjadi 003FH dan diambil byte rendahnya, yaitu 3FH.