PENILAIAN KINERJA K3
PENILAIAN KINERJA K3 KINERJA PERUSAHAAN DI BIDANG K3 SIFATNYA RELATIF, TIDAK ADA K3 YANG MENCAPAI SEMPURNA, DENGAN DEMIKIAN SELALU DAPAT DIUPAYAKAN PERBAIKAN TERUS MENERUS (CONTINUOUS IMPROVEMENT) KINERJA K3 PERUSAHAAN BANDINGKAN DENGAN KINERJA PERUSAHAAN SEJENIS, ATAU RATA-RATA PERUSAHAAN SEJENIS ATAU KINERJA PERUSAHAAN SENDIRI PADA BEBERAPA TAHUN YANG BERBEDA.
PENGUKURAN KINERJA INDIKATOR REAKTIF SIFAT: REAKSI TERHADAP KEJADIAN SUDAH TIMBUL KERUGIAN (CEDERA, WAKTU HILANG, KERUGIAN MATERIAL, KELUHAN TAMU) INDIKATOR PROAKTIF (LEAD INDICATOR) SIFAT PREVENTIF, PROMOSIONAL SEBELUM ADA KERUGIAN TERKAIT DENGAN SISTEM (INPUT, PROSES, OUTPUT, UMPAN BALIK, DAMPAK)
PERLU METODE PENGUKURAN KINERJA K3 KINERJA PERUSAHAAN DIPENGARUHI BERBAGAI VARIABEL JUMLAH PEKERJA, PERALATAN DAN TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN, SKALA OPERASI DSB. KELUARAN YANG BISA DIUKUR ADALAH DATA KECELAKAAN. AGAR DAPAT DIBANDINGKAN SATU SAMA LAIN, MAKA DIPERLUKAN ADANYA STANDARISASI DATA.
American National Standard Institute (ANSI) Standar untuk mengukur kinerja dengan menggunakan rasio kekerapan cidera (injury frequency rate) dan rasio keparahan cidera (injury severity rate).
STANDAR ANSI MEMBANDINGKAN KEJADIAN KECELAKAAN DAN HARI YANG HILANG KARENA KECELAKAAN DENGAN JUMLAH JAM ORANG BEKERJA. RATIO INI DISTANDARISASI SEHINGGA TIDAK DIPENGARUHI JUMLAH TENAGA KERJA KINERJA YANG DIUKUR DAPAT DIPERBANDINGKAN: KINERJA PERUSAHAAN UNTUK KURUN WAKTU YANG BERBEDA KINERJA ANTAR UNIT KERJA, SEHINGGA BISA DIIDENTIFIKASI UNIT KERJA YANG BANYAK MASALAH K3 MEMBANDINGKAN RATIO PERUSAHAAN DENGAN RATA-RATA PERUSAHAAN SEJENIS ATAU RATA-RATA INDUSTRI AKAN MEMBERIKAN GAMBARAN YANG LEBIH OBJEKTIF EFEKTIFITAS PROGRAM K3
STANDAR ANSI RATIO KEKERAPAN CIDERA IALAH JUMLAH CIDERA YANG MENYEBABKAN TIDAK BISA BEKERJA PER SEJUTA JAM ORANG PEKERJA, DENGAN RUMUS BERIKUT : cidera dengan hilang hari kerja x sejuta Ratio Kekerapan Cidera = jam orang pekerja terpapar (injury frequency rate) Cidera yang diperhitungkan adalah yang meninggal, cacat tetap dan pekerja yang tidak dapat bekerja sampai shift berikutnya; Misalnya pekerja shift jam 08.00 sampai jam 16.00. Hari ini mengalami kecelakaan jam 13.15. Ia berobat ke klinik perusahaan. Apabila karena kecelakaan tersebut ia tidak dapat masuk bekerja pada hari berikutnya, kecelakaan tersebut diperhitungkan.
Ratio keparahan cidera: ialah jumlah hari kerja yang hilang persejuta jam orang pekerja dengan rumus sebagai berikut: Hari kerja yang hilang X sejuta Jam orang pekerja terpapar
Hari kerja yang hilang: hari kerja hilang yang aktual yaitu jumlah hari kerja pekerja tidak dapat masuk bekerja karena cidera dan hari kerja sebagai nilai dari beratnya cacat tetap yang dibebankan sebagai hari kerja yang hilang. Standar ANSI Z16.1 mati dan cacat tetap total dinilai dan dibebankan 6000 hari kerja Cacat tetap sebagian dinilai sesuai dengan berat cacatnya
MEMPERHITUNGKAN HARI YANG HILANG SEBAGAI PENGGANTI HILANGNYA BAGIAN DARI TANGAN AKIBAT KECELAKAAN
MEMPERHITUNGKAN HARI YANG HILANG SEBAGAI PENGGANTI HILANGNYA BAGIAN DARI KAKI AKIBAT KECELAKAAN
pergelangan sampai siku : 3600 siku sampai sendi bahu : 4500 Lengan pergelangan sampai siku : 3600 siku sampai sendi bahu : 4500 Tungkai atas mata kaki sampai lutut : 3000 atas lutut sampai pangkal paha: 4500
Kehilangan fungsi Satu mata 1800 Dua mata 6000 Satu telinga tidak berfungsi 600 Dua telinga tidak bergungsi 3000 Lumpuh total 6000 Meninggal dunia 6000
Contoh: Suatu perusahaan mempekerjakan 150 orang pekerja yang dibagi menjadi 2 shift, yaitu jam 07.00 sampai jam 16.00 jam dan dari jam 16 sampai 01.00. istirahat 1 jam sesudah 4 jam bekerja. Tahun 2001 terjadi kasus kecelakaan sebagai berikut berikutnya. 1 orang meninggal 1 orang cacat tetap, kehilangan 2 ruas ibu jari tangan kanan. 5 orang tidak dapat bekerja pada shift berikut, baru masuk hari kedua setelah kecelakaan; 4 orang istirahat selama 3 hari kerja. 5 orang istirahat selama 2 hari 3 orang kembali bekerja pada hari yang sama 3 orang masuk bekerja pada shift berikut. Hitung angka kekerapan kecelakaan ( accident frequency rate) dan accident severity rate.
Rasio Kekerapan Cidera adalah: 16 x 1.000.000 300.000 Jawab: Jumlah jam orang kerja pada perusahaan tersebut adalah 150 x 50 (minggu) x 40 (jam) = 300.000 jam-orang. jumlah kecelakaan yang menyebabkan tidak dapat bekerja sampai shift berikutnya : 16 kasus. Rasio Kekerapan Cidera adalah: 16 x 1.000.000 300.000 = 53,3 Rasio keparahan cidera adalah jumlah hari yang hilang sebenarnya, dan hari yang hilang yang dibebankan dari cacat/ kematian di kalikan 1.000.000 dan dibagi dengan jumlah jam orang pekerja.
Akibat kecelakaan tahun 2001 adalah sebagai berikut: 1 orang meninggal : dihitung 6000 hari 1 orang cacat tetap, kehilangan 2 ruas ibu jari tangan kanan, diperhitungkan 600 hari; 5 orang tidak dapat bekerja pada shift berikut, baru masuk pada hari kedua setelah kecelakaan, dihitung masing-masing 1 hari hilang. 4 orang istirahat selama 3 hari kerja. 5 orang istirahat selama 2 hari 3 orang kembali bekerja pada hari yang sama tidak ada hari kerja yang hilang 3 orang masuk bekerja pada shift berikut tidak ada hari kerja yang hilang; Rasio Keparahan Cidera menjadi: (6000 + 600 + 5 + 12 + 10) x 1.000.000 300.000 6627 x 1.000.000 = 300.000 = 22.090
Rasio keparahan cidera Hari kerja hilang rata-rata per cidera: ialah total hari kerja yang hilang dibagi jumlah cidera yang menghilangkan hari kerja atau ratio keparahan dibagi ratio kekerapan kecelakaan. Rasio keparahan cidera Rasio kekerapan kecelakaan 22090 : 16 = 1380,6 DIBULATKAN 1381
STANDAR ANSI DIDASARKAN ATAS 1 JUTA JAM ORANG PEKERJA, YAITU SESUAI DENGAN PERUSAHAAN YANG MEMPEKERJAKAN 500 ORANG PEKERJA YANG BEKERJA 50 MINGGU DALAM SATU TAHUN DAN 40 JAM SATU MINGGU. KENYATAANNYA BANYAK PERUSAHAAN YANG JUMLAH PEKERJANYA JAUH LEBIH KECIL. KARENA ITU OSHA MENGGUNAKAN STANDAR UNTUK 200.000 JAM ORANG PEKERJA, SESUAI DENGAN PERUSAHAAN YANG MEMPEKERJAKAN 100 ORANG PEKERJA YANG BEKERJA 50 MINGGU DALAM 1 TAHUN DAN 40 JAM DALAM SATU MINGGU. PERUSAHAAN HARUS MENJELASKAN MENGGUNAKAN STANDAR YANG MANA, SEHINGGA TIDAK TERJADI BIAS DALAM MEMPERBANDINGKAN KINERJANYA.
MENGGUNAKAN METODA STATISTIK IALAH STUDENT T TEST. SAFE T SCORE : MEMBANDINGKAN KINERJA K3 ANTARA DUA UNIT DALAM SUATU PERUSAHAAN, ATAU SATU PERUSAHAAN DALAM WAKTU YANG BERBEDA. MENGGUNAKAN METODA STATISTIK IALAH STUDENT T TEST. MENENTUKAN APAKAH SUATU PERBEDAAN KINERJA BERMAKNA ATAU TIDAK BERMAKNA. RUMUS: RKC (Sekarang) – RKC (Tahun lalu) SAFE T SCORE = RKC (Tahun lalu) Jam pekerja sekarang / 200.000 ANTARA - 3 DAN + 3 PERUBAHAN TIDAK BERMAKNA LEBIH DARI + 3 KEADAAN LEBIH BURUK SECARA BERMAKNA KECIL DARI – 3 KEADAAN LEBIH BAIK SECARA BERMAKNA
CONTOH : 2000 Divisi I Divisi II Kecelakaan: 4 49 Jam pekerja: 47.000 750.000 RKC; 17,02 13,07 2001 Kecelakaan 5 60 Jam pekerja 60.000 1.000.000 RKC: 16,67 12,00 SAFE T Score: DIV. I = 16,67 – 17,02 = - 0,046 17,02 60.000/200.000 DIV II = - 0,66
INDIKATOR PROAKTIF TUJUKAN PADA SYSTEM: SDM: KOMPETENSI, PERAN SERTA, PELATIHAN, KESEHATAN, PEMOTIVASIAN, PENILAIAN KINERJA, DLL. BANGUNAN DAN PERALATAN : DAN INSTALASI; INSPEKSI, PENGUJIAN, PERAWATAN PREVENTIF, PERBAIKAN KERUSAKAN, DLL. PROSEDUR: PENDOKUMENTASIAN, PENINJAUAN, PEMBAHARUAN, DLL. APAKAH ADA UMPAN BALIK ? DAMPAK TERHADAP PELAYANAN JUGA PERLU DIUKUR.
SMK3-PRAKTEK K3 TERBAIK A C Indikator kinerja Analisis data Rencana Identifikasi proses Indikator kinerja Analisis data Rencana kegiatan pelaksanaan P D A C Pengumpulan data Pelaksanaan efektif review tidak Analisis data standardisasi ya
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA