MENGGALI FILISOFI PEMIKIRAN EKONOMI ADAM SMITH Disusun Oleh: Rudy Badrudin 090970305 DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH FILSAFAT ILMU EKONOMI Dr. Fajar P. Siahaan PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN AKADEMIK 2009/2010
PENDAHULUAN Makalah ini menggali filosofi pemikiran ekonomi ADAM SMITH berdasarkan uraian yang ditulis oleh MARK SKOUSEN dalam bukunya yang berjudul THE BIG THREE IN ECONOMICS (2007) yang diterbitkan oleh M.E. Sharpe, Inc., 80 Business Park Drive, Armonk, New York 10504. Penulisan makalah diawali dengan Pendahuluan, kemudian Pembahasan, dan diakhiri dengan Penutup. Pada materi Pendahuluan akan dijelaskan pengertian Filsafat, Filsafat Ilmu, dan Sumber-Sumber Pengetahuan. Pada materi Pembahasan akan dijelaskan isi Pemikiran Ekonomi Adam Smith yang terdapat dalam Bab 1 (Deklarasi Revolusi Ekonomi Adam Smith tahun 1776) dan kritik penyusun terhadap Pemikiran Ekonomi Adam Smith. Pada materi Penutup akan dijelaskan simpulan dan saran. Pada bagian akhir akan dituliskan Daftar Pustaka sebagai sumber referensi penyusun dalam menyusun makalah tersebut.
DEKLARASI REVOLUSI EKONOMI ADAM SMITH TAHUN 1776 PEMBAHASAN DEKLARASI REVOLUSI EKONOMI ADAM SMITH TAHUN 1776 A. The Brief dari John Adam Smith John Adam Smith (5 Juni 1723 – 17 Juli 1790), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) sebagai buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme yang muncul pada abad 18 dan mulai terkenal juga di Eropa Barat. The Wealth of Nations dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori Moral Sentiment, telah menjadi titik awal perkembangan bentuk kapitalisme karena kapitalisme laissez-faire laissez-passer seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak terkendali sebagai gerakan baru yang menekankan filosofi moral Adam Smith.
The Wealth of Nations sebagai salah satu usaha terawal untuk mempelajari bangkitnya industri dan perkembangan ekonomi di Eropa, merupakan pengawal kedisiplinan akademis moderen dari ekonomi. Ini memberi salah satu rasional intelektual paling dikenal untuk perdagangan bebas dan kapitalisme, mempengaruhi secara luas tulisan ekonom selanjutnya. Ada beberapa kontroversi atas perluasan dari keaslian Adam Smith dalam The Wealth of Nations. Beberapa berpendapat bahwa karya tersebut menambah hanya sedikit dari ide yang sudah ada sebelumnya dari Anders Chydenius (The National Gain, 1765), David Hume, dan Baron de Montesquieu. Sebenarnya, banyak dari teori Adam Smith hanya menjelaskan trend sejarah dari merkantilisme dan menuju perdagangan bebas dimana telah dikembangkan selama beberapa dekade dan memiliki pengaruh signifikan dalam kebijakan pemerintah. Bagaimanapun, karya Adam Smith merangkum ide mereka secara komperhensif dan juga menjadi salah satu buku yang paling berpengaruh dan penting saat ini dalam bidang ekonomi.
B. Bab 1 The Big Three in Economics 1776, Tahun Prophetik Terbitnya Sebuah Buku yang Monumental Pada 9 Maret 1776, penerbit dari London William Strahan dan Thomas Cadell meluncurkan dua jilid buku berjudul An inquiry into Nature and Causes of The Wealth of Nations. Diproklamasikan dua kebebasan vital Kebebasan Politik dan Kebebasan Berusaha, dan keduanya berpadu untuk menggerakkan revolusi industri. Terbitnya volume pertama karya klasik Edward Gibbon, History of the Decline and Fall of the Roman Empire (1776-88). Gibbon adalah pendukung utama Pencerahan abad 18, yang mengusung panji-panji keyakinan kepada sains, nalar, dan individualisme ekonomi untuk menggantikan fanatisme religius, takhayul, dan kekuasaan aristokratik.
Gelombang Kemajuan Ekonomi Selama berabad-abad, upah riil dan standar hidup mengalami stagnansi dan sementara itu hampir semiliar manusia berjuang menghadapi kenyataan hidup yang keras. Awal 1800-an (sesudah Revolusi Amerika dan publikasi The Wealth of Nations), dunia barat berkembang pesat. Magnum Opus Meyakinkan bahwa model untuk kesuksesan ekonomi yang dikemukakannya akan menghasilkan “kekayaan universal yang akan sampai ke golongan rakyat yang paling bawah sekalipun” yang disebut sebagai “kemakmuran universal”. Adam Smith menamakan modelnya itu sebagai “sistem kebebasan alamiah” atau “model klasik”. Melawan Merkantilisme Menentang pengenaan tarif tinggi dan pembatasan perdagangan karena hanya akan menghasilkan kemakmuran dan keuntungan bagi produsen dan pemegang monopoli saja.
Spesialisasi dan Pembagian Kerja Sumber Kemakmuran Kemakmuran sebuah bangsa bukan hanya berasal dari emas dan peraknya tetapi juga dari tanahnya, gedung-gedungnya, dan segala macam barang-barang yang dapat dikonsumsi. Kemakmuran harus diukur berdasarkan seberapa baik rumah, baju, dan makanan yang dimiliki oleh penduduk. Spesialisasi dan Pembagian Kerja Menjadi sumber kemakmuran karena dengan memperluas pasar melalui perdagangan dunia maka spesialisasi dan pembagian kerja dapat berkembang. Melalui peningkatan produktivitas, penghematan dan kerja keras, output dunia akan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, kemakmuran bukan kuantitas tetap dan semua negara bisa bertambah kaya tanpa mengorbankan negara lain. Kunci Pembuka Kemakmuran Produksi dan perdagangan dapat dimaksimalkan dan karenanya menghasilkan kekayaan universal dan peningkatan kekuatan produktif kaum buruh. Hal ini dapat tercapai apabila memberi kebebasan ekonomi kepada rakyat.
Penerimaan Karya Adam Smith di Seluruh Dunia George J. Stigler ► Mahkota Permata H.L. Mencken ► tak ada lagi buku yang lebih memikat dalam bahasa Inggris selain The Wealth of Nations. Arnold Toynbee ► The Wealth of Nations dan mesin uap telah menghancurkan dunia lama dan menciptakan dunia baru. Henry Thomas Buckle ► karya besar Adam Smith barangkali merupakan buku paling penting yang pernah ditulis di samping Injil. Paul A. Samuelson ► menempatkan Adam Smith di atas semua ekonom. Kaum Marxis ► terkadang memuji kebaikan karya Adam Smith. Adam Smith mengidentifikasi Tiga Unsur 1. Kebebasan (freedom): hak untuk memproduksi dan menukar memperdagangkan) produk, tenaga kerja, dan kapital. 2. Kepentingan diri (self-interest): hak seseorang untuk melakukan usaha sendiri dan membantu kepentingan diri orang lain. 3. Persaingan (competition): hak untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan barang dan jasa. yang akan menghasilkan harmoni alamiah dari kepentingan buruh, pemilik tanah, dan kapitalis. Kepentingan jutaan orang akan menghasilkan masyarakat yang stabil dan makmur tanpa perlu diarahkan oleh negara secara terpusat. Doktrin tentang kepentingan diri ini sering disebut invisible hand.
Adam Smith Tidak Mendukung (Egotism) dan Keserakahan Para kritikus mengkhawatirkan bahwa usulan Adam Smith untuk kebebasan ini juga akan memberikan pembenaran untuk keserakahan dan kecurangan, bahkan memicu pergolakan sosial, perusakan lingkungan, dan penyalahgunaan kekuasaan. Tangan tak terlihat dari Adam Smith dapat bekerja hanya jika pengusaha menganut pandangan persaingan jangka panjang yang baik, di mana pengusaha mengakui pentingnya reputasi bisnis. Ringkasnya, kepentingan diri akan membantu kepentingan masyarakat hanya jika produsen merespons kebutuhan konsumen. Jika konsumen ditipu atau dicurangi, kepentingan diri akan terpenuhi tetapi dengan mengorbankan kesejahteraan masyarakat. Sesungguhnya, masyarakat ideal yang dibayangkan Adam Smith adalah masyarakat yang dipenuhi oleh nilai kebaikan, kedermawanan, dan hukum sipil yang melarang praktik bisnis yang curang dan tidak adil. Bagaimanapun juga, Adam Smith bukan hanya seorang ekonom, tetapi juga profesor filsafat moral. Model Adam Smith merefleksikan atribut esensial ini “setiap orang, sepanjang tidak melanggar hukum keadilan, diperbolehkan secara bebas mengejar kepentingannya sendiri dengan caranya sendiri, dan diperbolehkan bersaing dengan orang lain di bidang usaha dan pengumpulan modal”.
Das Adam Smith Problem The Theory of Moral Sentiment (1759) ”simpati adalah kekuatan penggerak di balik masyarakat yang makmur dan dermawan” sedang The Wealth of Nations (1776) “kepentingan diri menjadi motif primernya” apakah menunjukkan adanya pertentangan? Adam Smith memandang kedua karyanya itu saling melengkapi, sebuah pandangan dunia yang sistematis tentang masyarakat liberal. Adam Smith percaya bahwa setiap manusia memiliki keinginan dasar untuk diterima oleh orang lain. Untuk mendapatkan simpati ini, orang akan bertindak sedemikian rupa agar dihormati dan dihargai. Dalam kehidupan ekonomi, ini berarti kepentingan diri yang baik, di mana baik pembeli maupun penjual sama-sama mendapatkan keuntungan dalam transaksi. Lebih jauh, Adam Smith berpendapat bahwa kemajuan ekonomi dan surplus kekayaan adalah prasyarat bagi simpati dan kedermawanan. Ringkasnya, Adam Smith ingin mengintegrasikan ekonomi dengan perilaku moral. Oleh karena itu, menentang monopoli karena akan merusak pasar dan moral.
Adam Smith Mendukung Pemerintahan yang Kuat Namun Dibatasi Adam Smith menulis tentang tiga tujuan pemerintahan, yaitu mengangkat negara dari barbarisme rendah menuju tingkat kemakmuran tertinggi tetapi dengan cara damai, pajak ringan, dan dengan administrasi yang adil dan toleran”. Secara spesifik, Adam Smith mendukung (1) perlunya pendanaan yang cukup untuk milisi yang bertugas membela negara, (2) sistem hukum yang bisa melindungi kebebasan, hak milik, dan untuk menjamin perjanjian dan pembayaran utang, (3) pekerjaan publik –jalan, kanal, jembatan, pelabuhan, dan proyek infrastruktur lainnya, dan (4) pendidikan umum menyeluruh untuk mengimbangi efek alienasi dan penurunan mental akibat spesialisasi (pembagian kerja) sistem kapitalisme. Secara umum, Adam Smith mendukung tingkat kebebasan maksimum di dalam masyarakat, termasuk diversitas hiburan –sepanjang tidak “menimbulkan skandal dan ketidaksenonohan” Adam Smith Memperingatkan Bahaya dari Pemerintahan yang Besar Pada saat yang sama Adam Smith sangat kritis terhadap kekuasaan negara. Menurut Adam Smith, politisi biasanya orang munafik yang boros.
Adam Smith Mendukung Mata Uang yang Kuat dan Standar Emas Adam Smith juga mencemaskan adanya manipulasi terhadap sistem moneter yang dilakukan oleh pemerintah. Walaupun menolak ide bahwa satu-satunya sumber kekayaan adalah emas dan perak, Adam Smith mendukung sistem moneter yang stabil berdasarkan emas dan perak dan mendukung doktrin perbankan yang bebas. Adam Smith juga menentang “teori kuantitas uang” yang berpendapat bahwa tingkat harga akan naik atau turun sebanding dengan perubahan dalam persediaan uang. Dalam esainya yang berjudul “Digression on Silver” Adam Smith menunjukkan bahwa harga sangat bervariasi ketika persediaan perak (uang) meningkat. Tabungan: Unsur Kunci dalam Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith mengusulkan penghematan dan investasi modal sebagai unsur penting dari pandangan makroekonominya. Dalam bab tentang akumulasi kapital di The Wealth of Nations, Adam Smith menandaskan bahwa kunci penting bagi pertumbuhan perekonomian bukan hanya kebijakan pemerintah, lingkungan usaha yang kompetitif dan manajemen bisnis yang sehat, tetapi juga tabungan dan penghematan. Adam Smith menekankan perlunya investasi modal dan mesin penghemat tenaga kerja sebagai elemen vital dalam menaikkan standar hidup bagi orang kebanyakan.
Esensi Model Ekonomi Klasik Empat prinsip umum: Penghematan, kerja keras, kepentingan diri yang baik, dan kedermawanan terhadap orang lain adalah kebajikan dan karena itu harus didukung. Pemerintah harus membatasi kegiatannya pada pengaturan keadilan, memperkuat hak milik privat, dan mempertahankan negara dari serangan asing. Di bidang ekonomi, negara harus mengadopsi kebijakan laissez faire nonintervensi (perdagangan bebas, pajak rendah, birokrasi minimal, dan sebagainya). Standar klasik emas/perak akan mencegah negara mendepresiasi mata uang dan akan menghasilkan lingkungan moneter yang stabil di mana ekonomi dapat berkembang. Sedangkan pokok-pokok pikiran lain dari teori Adam Smith adalah: Kebijaksanaan pasar bebas Keuntungan merangsang bagi investasi Keuntungan cenderung menurun Keadaan stasioner
Penilaian Kritis Terhadap Pemikiran Adam Smith 1. Pembagian masyarakat secara lugas 2. Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung 3. Asumsi yang tidak realistis tentang persaingan sempurna 4. Pengabaian wiraswasta (pengusaha) 5. Penerapan Teori Adam Smith pada negara terbelakang/ berkembang
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Adam Smith banyak dipengaruhi oleh banyak pemikir mulai dari filsuf Yunani Kuno sehingga pemikiran ekonomi sangat filosofi sekali. 2. Gelar Adam Smith sebagai Bapak Ilmu Ekonomi bukan berasal dari keaslian gagasannya atau teknik analisis ekonomi yang dirintisnya, tetapi berkaitan dengan visi Adam Smith tentang Kapitalisme sebagai sebuah sistem ekonomi yang membuat keadaan orang menjadi lebih baik. 3. Adam Smith mampu mempublikasikan buku The Theory of Moral Sentiments dan The Wealth of Nations karena ”perjalanan hidup” nya semenjak usia muda, dewasa, dan tua yang selalu ditempa dengan ”keadaan masyarakat” sehingga mampu menuliskan hasil ”perjalanan hidup melihat keadaan masyarakat” ke dalam buku-buku sebagai hasil karya terbesarnya. 4. Buku pertama The Theory of Moral Sentiments mencoba menjelaskan bagaimana orang-orang menerima perasaan moral yang membuat mereka mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. 5. Buku kedua The Wealth of Nations menganalisis apa yang menyebabkan standar hidup nasional meningkat dan menunjukkan bagaimana kepentingan diri dan persaingan berperan dalam pertumbuhan ekonomi. 6. Adam Smith mendukung perdagangan bebas internasional antarnegara. Perdagangan bebas akan membuat perusahaan tidak hanya menjual barang di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. B. Saran 1. Dengan karya-karya Adam Smith yang mampu mengubah dunia bukan berarti pemikiran tentang ekonomi dan moral menjadi mutlak untuk dapat diterapkan di berbagai negara dalam berbagai periode waktu. 2. Pembaca dan pengambil keputusan dalam pemerintahan dan perusahaan untuk membaca buku The Theory of Moral Sentiments. A