Ekonomi Kependudukan Pendahuluan Kelas Kerjasama BKKBN Angk II dan Non Kerjasama Semester Gasal 2011-2012 Sri Moertiningsih Adioetomo dkk 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ruang lingkup MK Ekonomi Kependudukan Menganalisa fenomena demografi dan kependudukan dengan peralatan teori ekonomi Menyangkut permasalahan aggregat – makro – Malthus, kemiskinan, pengangguran dll. Menyangkut permasalahan individual, aspek pengambilan keputusan dalam rumah tangga, household behaviour, teori alokasi waktu dalam rumah tangga (household theory of allocation of time), aplikasi teori ekonomi mikro dalam mengulas fenomena demografi dan kependudukan. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Apakah Ekonomi Kependudukan? Mempelajari fenomena demografi dan kependudukan dengan menggunakan ilmu ekonomi sebagai instrumen analisa 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Hubungan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi Malthus menghubungkannya dengan kemiskinan – mental krisis Pendapatan pe capita – inequality? GDP Indonesia tahun 2009, US 5,603,871.20 billion Andaikata jumlah penduduk Indonesia seperti penduduk Australia (20 juta) maka GDP per kapita kita berapa? 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Tanggapan para ekonom tentang hubungan antara penduduk dan pertumbuhan ekonomi? Long story Ada debat berkepanjangan antara para ahli ekonomi demografi itu sendiri Tentang pertanyaan, apakah pertumbuhan penduduk Menguntungkan Menghambat Atau netral? Tidak ada pengaruhnya. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Buku yang dipakai dan silabus Lihat daftar 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Paul T. Schultz: The Economics of Population. Readings. Massachusets:Addison - Wesley Publ.co.1981 Chapter 1. Menceritakan tentang teori penduduk yang selama ini dianut yakni kerangka fikir Malthus (awas dia menulis berdasarkan pendapat yang berkembang sebelum revolusi industri 1798) Lalu kelemahan kerangka pikir Malthus Membicarakan aspek ekonomi perubahan demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan perilaku angkatan kerja Chapter 2 merekonstruksi teori Malthus - dulu diterangkan secara simple tanpa perubahan teknologi. Kemajuan teknologi mengubah faktor produktivitas. Diukur dengan output per jam kerja dibandingkan dengan sejumlah kapital input. Pada mulanya kemajuan teknologi diikuti dengan pertumbuhan ekonomi, dan tidak terlihat adanya gejala (sampai pada suatu tertentu) bahwa pertumbuhan ekonomi terhambat oleh pertumbuhan penduduk Jaman sekarang kita melihat bahwa rata rata pekerja mempunyai keahlian (skill) yang meningkat, dan the capital input yang dimanfaatkan dalam memproduksi sesuatu barang membantu memupuk terjadinya akumulasi pengetahuan dan ketrampilan dari si pekerja. Perubahan teknologi kini dianggap sesuatu proses yang bersifat endogeneous, yang disebabkan oleh adanya investasi sosial dan investasi pribadi (contoh: pendidikan) Malthus tidak mengantisipasi perubahan teknologi (baik untuk produksi paangan maupun untuk menghambat petumbuhan penduduk). 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Thomas Robert Malthus (1766-1834) ‘An Essay on the Principle of Population’ (1830) Penduduk berkembang seperti deret ukur, pangan berkembang seperti deret hitung. Kelangkaan tanah karena pertumbuhan penduduk tidak dapat dihambat 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Konsep Malthus Pertumbuhan penduduk tinggi jumlah labor meningkat upah menurun memperpanjang jam kerja, perempuan dan anak-anak ikut bekerja menambah penghasilan kondisi lingkungan kerja buruk kesehatan menurun kematian meningkat Kematian meningkat pertumbuhan penduduk menurun jumlah buruh langka upah meningkat kondisi masyarakat membaik fertilitas meningkat pertumbuhan penduduk meningkat jumlah penduduk meningkat 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Malthusian Population Trap Rate of growth income LPP Todaro and Smith 2006 income 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Penjelasan Pada titik A equilibrium dimana r rendah, income meningkat tetapi disusul peningkatan r labor meningkat mencapai titik A. Ada peningkatan investasi ‘the big push income meningkat pesat diikuti r penduduk meningkat melebihi r income kesejahteraan merosot kebawah Population trap 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Pertumbuhan ekonomi susul menyusul dengan pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk selalu melebihi laju pertumbuhan pendapatan Malthusian population trap Penduduk terjebak dalam kehidupan yang subsisten diambang garis kemiskinan Sampai ada investasi besar-besaran dimana kondisi dimana y > r Jaman Orde Baru! 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Indonesia: pandangan jaman dulu Tanah – Pertanian - Tenaga kerja Makin banyak tenaga kerja makin makmur perekonomian jaman Belanda dengan perkebunan tebu dan rempah rempah Keuntungan mengalir ke Belanda, penduduk dibiarkan miskin. Jaman Raffles ada sensus penduduk tetapi hanya untuk kepentingan pajak Baca: 100 thn Demografi dan Thomas Lindbald, 1993 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Neo Malthusian Seharusnya pertumbuhan ekonomi melebihi pertumbuhan penduduk Indonesia r = 1.49% sedangkan y = >5,6% Tetapi jobless growth pengangguran meningkat padahal economic growth bagus Mengapa yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sektor modern 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Kritik terhadap konsep Malthus Interpretasi Malthus tentang sewa tanah, tingkat upah ada pada tataran Makro (Macro level analysis) Tidak mengantisipasi kemajuan teknologi – Termasuk telnologi kontrasepsi Pengendalian penduduk dengan disaster Penundaan usia kawin Siapa yang harus mengambil keputusan? Ada di tingkat individu. Tetapi tidak mengemukakan kerangka pikir mengenai perubahan sikap dan perilaku tingkat individu sekarang? Lihat buku 100 thn demografi. Jaman Malthus: belum ada data untuk membuktikan teorinya (lacking in testable hypothesis) 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Muncul Teori Ekonomi Demografi – Aplikasi Teori Ekonomi Mikro Ada koreksi dari para ahli ekonom demografer antara lain Gary Becker, TP Schultz dll. Muncul The New Homes Economics The Demand Theory Household Allocation of time. (Becker, Ehrenberg). 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ringkasan Chapter 1 - Schultz Malthus: kelangkaan tanah dibanding jumlah tenaga kerja akan menentukan tingginya harga sewa tanah serta tingkat upah. Perubahan tingkat upah dipengaruhi oleh perubahan demografi (jelaskan) Malthus tidak mengantisipasi perubahan teknologi (produksi maupun menghambat jumlah penduduk. Pertanyaanyang ingin dilontarkan Malthus adalah: Bagaimana aggregate economic development and population growth affect one another? Terangkan the Malthusian population trap. Terangkan the Limits to growth (Club of Rome) menunjang teori malthus, katanya kalau peningkatan teknologi serta upaya menghemat energi tidak dilakukan maka kekayaan dunia tidak akan mampu menopang (sustain) pertambahan jumlah penduduk yang makin meningkat . Dan dunia akan kiamat tahun 1980an. Kenyataan? 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Pendekatan Makro seperti yang dikemukakan Malthus tidak memberi solusi tentang masalah kependudukan dari segi individual. Karena pengambil keputusan tentang banyaknya jumlah anak dan perubahan perilaku fertilitas ada pada tingkat individu. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
The New Homes Economics Pendekatan yang menggunakan teori ekonomi mikro tentang perubahan pengambilan keputusan fertilitas Antara lain yang terkenal dengan Houseold Theory of Allocation of Time. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Demand theory of household allocation Bahwa perbedaan pemanfaatan waktu anggota rumah tangga dipengaruhi oleh the value of the time of each family member the family’s endowments relative prices of the family’s market and outputs Pasar menetapkan tingkat upah, ---> menetapkan nilai marginal waktu (time) of those working in the market dan meminimasikan waktu untuk leisure di rumah The theory of allocation of time -- ingat esdm. Bahwa seseorang dapat memberikan waktunya sepenuhnya untuk pasar kerja atau sebagain atau tidak samasekali. The time allocation for women in the market amat berbeda dengan pria, sebab adanya tugas lain yaitu melahirkan, merawat anak dan mengurus rumahtangga. Tetapi ini juga berevolusi, sehingga makin lama pola women’s allocation of time berubah. Baca female labour supply; James P. Smith. Ini tentu mengubah tingkat upah dan pendapatan. Sekarang sudah competing, meskipun gender inequalities masih terasa Wanita selalu dimarginalisasikan, subordinated, dan stereotyped. Ada faktor yang disebut non-ordinary goods, yaoutu jumlah anak --->family size. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Household demand framework Bagaimana pilihan aktifitas reproduksi dikaitkan dengan keputusan mengenai berapa banyak ortu akan menginvestasikan sumber dana yang tersedia untuk membesarkan anak? Ini berkaitan dengan pemilihan apakah dia akan menambah anak atau memiliki barang lain yang belum dipunyai? Ini menyangkut permaslalhan kuantitas versus kualitas. Makin tinggi pendidikan ortu makin tinggi kualitas anak yang diharapkan, jadi memilih menggunakan sumber dana untuk peningkatan kualitas anak dibandingkan dengan menambah kuantitas anak Ada empirical evidence bahwa kualitas anak merupakan substitusi dari jumlah anak. Tapi model yang dapat dibuat tidak sesederhana itu dan tidak mudah menggunakan model model pelayanan untuk anak Becker mengatakan bahwa anak adalah barang konsumsi seperti komodity lainnya. Kalau demikian maka apabila pendapatan naik maka demand terhadap anak juga akan meningkat. Kenyatannya hubungan antara pendapatan dan jumlah anak bersifat negatip. Kritik: kalau memang teori itu betul, maka anak merupakan barang inferior. Karena pendapatn yang meningkat mengurangi demand terhadap anak. Contoh: Kalau sehari hari makan singkong karena miskin, lalu ada kenaikan pendapatan, demand terhadap singkong menurun, pembelian beras meningkat. Jadi singkong merupakan barang yang inferior terhadap beras. Apakah anak adalah barang inferior? Jawaban Becker: karena orang modern mau kualitas dibanding kuantitas. Diberi les bahasa Inggris, les komputer, sekolah yang lebih tinggi dll. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Pengaruh pendapatan perempuan bekerja thd reproductive behaviour? Bagaimana upah/pendapatan perempuan dipasar kerja akan mempengaruhi pembagian waktunya (apakah diserahkan ke pasar kerja atau untuk pekerjaan rumah) Bedakan pekerjaan sektor formal yang menuntut waktu penuh/ reguler dengan pekerjaan sektor informal yang waktu dan tempat kerjanya bisa diatur sendiri? Nilai waktu peremp. tidak bekerja dipengaruhi non-earned income 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Kematian bayi sebagai faktor penentu penurunan fertilitas Transisi demografi didahului oleh penurunan tingkat mortalitas bayi Juml anak sedikit tetapi tetap hidup PUS yakin punya anak sedikit fertilitas turun Dilain pihak fertilitas tinggi masa lalu dan hidup terus menyebabkan meledaknya jumlah penduduk usia kerja (baca buku Widjojo Nitisastro, Population Trend) Serta perempuan yang lahir masa fertilitas tinggi menginjak usia subur jumlah bayi yang lahir masih tinggi 4,5 juta per tahun. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Household demand framework Menerangkan bahwa pembangunan dan peningkatan pendapatan saja tidak cukup untuk mendorong penurunan fertilitas Pengaruh terhadap fertilitas tergantung pada sumber yang mendorong peningkatan pendapatan, … melalui ‘price-of-time’ effect (the value of time) 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Peningkatan produktivitas tenaga kerja terhadap perilaku melahirkan Peningkatan produktivitas TK tidak secara otomatis menurunkan reproductive goals (jumlah anak yang diinginkan). Konsep supply and demand: peningkatan pendidikan suami, akan meningkatkan pendapatan, dan menaikkan demand for children (Lho?) 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Mashab Baru Keterkaitan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi Tetapi tetap mengakui peranan penduduk sebagai tenaga kerja yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi. But, how? 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Kembalinya Faktor P dalam Pembangunan Let’s put the P back in ICPD Cairo 1994 P is population Nafiz Sadik: ICPD 1994 is very good in telling us about ‘how to manage population policy’, but ‘it fails to explain why we need population policy’ Baca: Return of the Population Growth Factor. January 2007. keterkaitan dengan MDG 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Hubungan antara penduduk dan pertumbuhan ekonomi Apakah pertumbuhan penduduk menguntungkan? Apakah pertumbuhan penduduk merugikan? Apakah pertumbuhan penduduk tidak ada hubungan dengan pertumbuhan ekonomi? netral saja? 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Hubungan antara penduduk dan pertumbuhan ekonomi Birdsall et al. 2001, Chapter 1. Aliran tradisionalis, dengan mentalitas krisis Aliran revisionis yang memperhitungpak perubahan teknologi, dan perubahan pandangan tentang pertumbuhan ekonomi bernama the New Growth Theory Aliran ‘population does matter’ yes!!! Bahwa dampak pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi. 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Dilanjutkan dengan kuliah selanjutnya ‘debat tentang hubungan pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi’ 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011
Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011 Intinya: falsafah makro keterkaitan pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi tetap relevan, tetapi pengambilan keputusan tetap berada di tingkat keluarga (mikro) 13-09-2011 Ek.Kependudukan_BKKBNREguler2011