PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN : Mendeskripsiskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia-Belanda. Mendeskripsiskan peran dunia internasional dalam konflik Indonesia-Belanda. Mendeskripsiskan pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap keberadaan NKRI. Menbuat ikhtisar tentang aktivitas diplomasi Indonesia di dunia Internasional untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mendeskripsiskan perjuangan rakyat dan pemerintah di berbagai daerah dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
A.KONFLIK INDONESIA - BELANDA
Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945 ,wilayah jajahan Jepang (termasuk Indonesia ) diserahkan kepada sekutu. . Kedatangan Sekutu membawa orang NICA yang akan menegakkan kembali kolonialisme di Indonesia. . Tujuan kedatangan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia membuat rakyat Indonesia menentang dengan perjuangan senjata dan dengan diplomasi yang melibatkan dunia internasional
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PERTEMPURAN SURABAYA 10 NOPEMBER 1945. - Kedatangan sekutu di Surabaya tanggal 25 Oktober 1945 dipimpin oleh Brigjend. Mallaby. - Dalam pertempuran Jendral Mallaby tewas. - Sekutu Mengultimatum rakyat Surabaya untuk menterahkan senjata sampai pukul 06.00 tanggal 10 Nopember tapi ditolak dan melawan, dengan pembakar semangat Bung Tomo. - Di hotel Yamato terjadi inseden bendera:Bendera Belanda menjadi merah putih. - Pertempuran yang memakan korban cukup banyak itu diperingati sebagai hari pahlawan.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PERTEMPURAN AMBARAWA 12 Desember 1945. - Kedatangan sekutu di Semarang tanggal 20 Oktober 1945 dipimpin oleh Brigjend. Bethel. - TKR tidak bisa menerima sekutu yang mempersenjatai para bekas tawanan perang di Ambarawa. - Dalam Pertempuran ini Letkol Isdiman Gugur tanggal 21 Nopember 1945. - Pada tanggal 12 Desember Kolonel Soedirman dan TKR mengepung sekutu di Benteng Willem selama 4 hari, sehingga sekutu meninggalkan Ambarawa menuju Semarang.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN BANDUNG LAUTAN API 23 Maret 1946. - Kedatangan sekutu di Bandung tanggal 17 Oktober 1945 - Saat TKR sedang gencar melucuti senjata Jepang, Sekutu meminta agar senjata itu diserahkan pada Sekutu, tetapi ditolak. - Sekutu mengultimatum paling lambat tanggal 29 Nopember 1945 agar Kota Bandung dikosongkan, tapi ditolak sehingga Sukutu mengulangi ultimatumnya tanggal 23 Maret 1946. - Pemerintah menginstruksikan agar Kota Bandung dikosongkan, tetapi ditolak oleh markas TKR. - Akhirnya dengan berat hati TKR meninggalkan Kota Bandung, tetapi terlebih dahulu membuminaguskan Kota Bandung Bagian Selatan yang terkenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PUPUTAN MARGARANA 12 Desember 1945. - Kedatangan sekutu di Bali tanggal 2-3 Maret 1945 - Belanda membujuk I Gusti Ngurah Rai untuk membentuk Negara Indonesia Timur, tapi ditolak. - Belanda menyerang Bali tanggal 29 Nopember 1946 di Margarana. - I Gusti Ngurah Rai mengobarkan semangat perang Puputan yang berarti habis-habisan demi membela nusa dan bangsa. - Akhirnya I Gusti Ngurah Rai bersama anak buahnya Gugur sebagai kusuma bangsa.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PERTEMPURAN MEDAN AREA 10 Desember 1945. - Kedatangan sekutu di medan tanggal 9 Oktober 1945 dipimpin oleh Brigjend. T.E.D. Kelly. - Tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu Mengultimatum pemuda medan untuk menyerahkan senjatanya. - Tanggal 10 Desember 1945 Sekutu menyerang TKR sehingga walikota pindah ke Pematang Siantar, tetapi rakyat terus melakukan perlawanan dengan membentuk Lasykar Rakyat Medan Area.
PERJUANGAN SENJATA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN Serangan Umum 1 Maret 1949 Dalam agresi militer II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin politik dan menduduki ibukota RI di Yogyakarta Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahan RI telah dihancurkan dan TNI tidak memiliki kekuatan lagi Menghadapi tindakan Belanda tersebut, TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Puncak serangan TNI adalah serangan umum terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Letkol Soeharto.
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 a. Ke dalam 1) Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi. 2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya. b. Ke luar 1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk mengadakan ofensif. 2) Mematahkan moral pasukan Belanda.
PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
PERUNDINGAN HOOGE VELUWE Belanda diwakili Dr. Van Mook, Prof Van Arbeck, Dr. Van Royen, Prof. Logeman, Sultan Hamid II dan Soejo Santoso. Indonesia diwakili Mr. Soewandi, dr. Soedarsono dan Mr. Abdoel Karim Pringgodigdo Dilaksanakan tanggal 14-25 April 1946 Dalam Perundingan ini Indonesia Menuntut Wilayah Sumatra, Jawa dan Madura sebagai wilayahnya sedangkan Belanda hanya mengakui Jawa dan madura saja, sehingga perundingan ini mengalami kegagalan.
PERUNDINGAN LINGGAJATI Belanda dipimpin Schermerhom, Indonesia dipimpin Sutan Syahrir Dilaksanakan tanggal 11-15 Nopember 1946 dan ditanda tangani tanggal 25 Maret 1947. ISI PERJANJIAN : Belanda mengakui kedaulatan RI secara de facto atas Jawa, Madura dan Sumatera. RI dan Belanda akan kerjasama dalam membentuk RIS, RI bagian dari RIS ( Republik Indonesia Serikat ) RIS dan Belanda bersatu menjadi UNI Indonesia Belanda dgn ratu Belanda sebagai ketuanya.
PERUNDINGAN RENVILLE Dilakukan di kapal milik A S yang berlabuh di Teluk Jakarta. Perundingan dilakukan karena perbedaan penafsiran isi Perjanjian Linggarjati, dimana Belanda menganggap Indonesia sebagai persemakmuran dari Belanda sedangkan Indonesia menganggap bahwa Indonesia adalah Negara Merdeka, Sehingga terjadilah Agresi Militer Belanda I Tanggal 21 Juli 1947
PERUNDINGAN RENVILLE Perundingan dilakukan Tanggal 8 Desember 1947sesuai seruan PBB dengan KTN (Komisi Tiga Negara) sebagai penengahnya yang meliputi: 1. Australia diwakili oleh Richard Kirby 2. Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland 3. Amerika Serikat sebagai mediator diwakili oleh Frank Graham.
PERUNDINGAN RENVILLE Delegasi Indonesia diwakili oleh Amir Syarifudin, Ali Sastroamidjoyo, H. Agus Salim, J. Leimena, Coa Tik Ien dan Nasrun, SH. Delegasi Belanda Diwakili oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo, Van Vredenburgh, P.J. Koets dan Dr. Soumokil.
Perjanjian Renville di tanda tangani tanggal 17 Januari 1948 Isi perjanjian Renville : Diadakan persetujuan gencatan senjata. TNI ditarik dari kantong pertahanan Jawa barat dan Jawa timur ke Yogya. Belanda bebas membentuk negara federal didaerah yang pernah didudukinya melalui jajak pendapat lebih dulu. Negara Indonesia Serikat sederajat dengan Belanda.
KAPAL RENVILLE
PERUNDINGAN ROEM – ROEYEN (7 Mei 1949) Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan Belanda dipimpin oleh Van Roeyen ISI PERJANJIAN: Pemerintah RI menghentikan perang gerilya. Bekerjasama memulihkan perdamaian dan ketertiban umum Belanda-Indonesia akan mengadakan KMB di Den Haag. Pembebasan pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda
PERUNDINGAN ROEM – ROEYEN Terjadi karena adanya Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948 yang mengakibatkan Presiden Ir Soekarno, Wapres Moh. Hatta, Sutan Syahrir dan AK Pringgodigdo ditawan Belanda dan Diasingkan, sehingga di bentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra Barat oleh Syafrudin Prawiranegara atas perintah Presiden Ir. Soekarno sampai RI kembali normal.
KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) KMB dilaksanakan tanggal 23 Agustus sampai 2 Nopember 1949 dan ditandatangani pada 2 Nopember 1949. Indonesia diwakili Drs. Moh. Hatta Belanda diwakili Van Maarseven BFO (Negara Federal) diwakili Sultan Hamid II UNCI (Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa) diwakili Merle Cochran
KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) ISI PERJANJIAN Penyerahan kedaulatan kepada RIS paling lambat akhir tahun 1949. Antara RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Ratu Belanda. Segera dilakukan penarikan mundur seluruh Tentara Belanda. TNI menjadi inti tentara RIS. Kedudukan Irian Barat akan ditentukan satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.