Awal Kemerdekaan – Orde Baru

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
EKONOMI INTERNASIONAL
Advertisements

INFLASI.
Dwi Maya Loka ZM Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012) Ekonomi Kapitalis Amerika Serikat dan Krisis Moneter Amerika Serikat.
EXIT STRATEGI DAN KEMANDIRIAN KEBIJAKAN FISKAL INDONESIA
KEBIJAKAN MONETER & KEBIJAKAN FISKAL
Sistem Moneter, kebijakan Bank Indonesia dan Inflasi
Sejarah Perekonomian Indonesia.
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO modul ke 1
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKRO EKONOMI
Tugas kelompok Ekonomi
SISTEM EKONOMI INDONESIA
ALIRAN STRUKTURALIS Adalah aliran pengembangan ide dasar sosialisme yang muncul di akhir 1940 dan 1950an. Teori strukturalis percaya bahwa pembangunan.
REFORMASI PERBANKAN INDONESIA : DARI REPRESI HINGGA DEREGULASI
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Eny Lia purwandari A
Faktor Eksternal Kebijakan Fiskal Faktor Internal Output
Ruang Lingkup Makro Ekonomi
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO; MASALAH DAN KEBIJAKAN
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
Dosen Pengampu : diana ma’rifah
Kebijakan Fiskal dan Moneter (1)
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1
GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1
Garapan Drs. Puji Suharjoko
Mengukur Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dalam perhitungan pendapatan nasional (Y) LILI WINARTI, SP.MP.
Sistem Moneter Internasional
PERTEMUAN 5 KERENTANAN TERHADAP KRISIS EKONOMI
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
INFLASI.
IKHTISAR PEREKONOMIAN 2010 DAN PROSPEK 2011
LINGKUNGAN BISNIS I. Lingkungan Ekonomi II. Lingkungan Industri
PERTEMUAN 6.
PENGANTAR ILMU EKONOMI INFLASI DAN DEFLASI
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
1. Masalah Pertumbuhan dan Pemerataan: Pengalaman Asia Timur
Rapat Panitia Anggaran DPR RI Tentang Asumsi Makro APBN 2009 dan RAPBN 2010 Bank Indonesia Jakarta, 1 Juni 2009.
SEJARAH PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA
KEBIJAKAN MONETER & KEBIJAKAN FISKAL
® Utang Pemerintah.
BAHAN AJAR EKONOMI Kelas X Semester 2.
TINJAUAN RINGKAS MENGENAI TEORI, MASALAH DAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
MAKRO EKONOMI PENDAHULUAN
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
Sejarah Perekonomian Indonesia
Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Pelaku Ekonomi
SEJARAH EKONOMI INDONESIA
UTANG LUAR NEGERI.
GERAK GELOMBANG EKONOMI INDONESIA
Perekonomian Indonesia
PERTEMUAN 12.
NAMA : LUKMAN JATI U NO : 26 KELAS : XMIA7.
Faktor Eksternal Kebijakan Fiskal Faktor Internal Output
BAB 12 Neraca Pembayaran, Kurs Valuta Asing dan Kegiatan Perekonomian Terbuka Neraca Pembayaran : suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai.
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
PEREKONOMIAN INDONESIA
Matrikulasi PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Perkembangan Perekonomian Indonesia Setelah Krisis Moneter
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Pelaku Ekonomi
Disusun Oleh : Dwi Tofiandita C
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
KEBIJAKAN FISKAL (FISCAL POLICY)
1. Masalah Pertumbuhan dan Pemerataan: Pengalaman Asia Timur
Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Pelaku Ekonomi
EKONOMI MIKRO dan EKONOMI MAKRO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN.
Dosen : Deskoni, S.Pd., M.Pd Yuliana FH, S.Pd., M.Pd KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya.
Transcript presentasi:

Awal Kemerdekaan – Orde Baru Ekonomi Indonesia: Awal Kemerdekaan – Orde Baru

Ekonomi Tahun 1960-an Pada pertengahan dekade 1960-an, banyak pengamat ekonomi putus asa pada kemungkinan terjadinya kemajuan ekonomi di Indonesia Banjamin Higgins (1968): Indonesia haruslah dianggap sebagai negara yang tingkat kegagalannya berada pada posisi teratas di antara negara-negara yang paling terbelakang. Geertz: sejarah pulau jawa dipenuhi oleh serentetan kisah penindasan terhadap kemajuan usaha yang potensial oleh elit politik yang memusuhi kemajuan tersebut.

Ekonomi Tahun 1960-an Gunnar Myrdal (1969): Dari pengalaman tahun 1966, tampaknya hanya terdapat sedikit peluang bagi Indonesia untuk mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Naftan Keyfitz (1965): Tekanan kepadatan penduduk di P. Jawa menjadi hambatan pertumbuhan mengingat rakyat sulit mencari tanah kosong untuk kegiatan produksi. Hamengkubuwono IX: Indonesia mengalami situasi yang tidak menguntungkan. Jika seluruh utang luar negeri dibayar, maka Indonesia tidak mempunyai devisa lagi untuk menutupi pengeluaran rutin. Hal ini dikarenkan inflasi yang tinggi sekitar 500% dan defisit anggaran yang mencapai 10 – 30% dari PDB (1950-an), bahkan mencapai 100% - 300% dari PDB (1960-an).

Ekonomi Tahun 1960-an Perekonomian yang buruk disebabkan oleh kesalahan manajemen ekonomi (Arndt, 1984). Castles (1965): Walaupun pendapatan per kapita semakin menurun, kesenjangan makin besar, upah riil sudah menurun tajam, namun konsumsi barang mewah di Jakarta tampak semakin meningkat terutama kenderaan pribadi.

Ekonomi Tahun 1960-an Setelah konfrontasi (1949) ekonomi Indonesia mengalami sedikit kemajuan. Namun situasi politik semakin tidak stabil, terutama masalah pemberontakan di daerah dan pengambilalihan aset Belanda. Pada 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno mengumumkan dicanangkannya Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin. Tahun 1961 – 1964, perekonomian tidak mengalami pertumbuhan dan tahun 1965, ekonomi sedikit mengalami pertumbuhan. Akibatnya, tidak adanya perubahan struktur ekonomi selama dua dasawarsa setelah kemerdekaan.

Ekonomi Tahun 1960-an Akibat tidak tergantung pada impor, sektor pertanian adalah sektor yang tidak mengalami kehancuran selama periode tersebut. Kehancuran ekonomi disebabkan oleh inflasi yang tinggi. Penyebabnya adalah bertambhanya jumlah uang beredar (M1) yang sangat besar. (100% tahun 1962-1963, dan 300% tahun 1964-1965). Tingginya pertumbuhan JUB karena defisit anggaran ditutupi dengan cara mencetak uang baru.

Ekonomi pada Masa Orde Baru Tahun 1966 merupakan titik balik sejarah ekonomi Indonesia 1966 – 1970: Rehabilitasi dan Pemulihan yaitu Meningkatnya aktivitas ekonomi, inflasi terkendali dan merehabilitasi infrastruktur dengan mencari dana dari negara donor. Hasilnya: pertumbuhan ekonomi rata-rata selama 3 thn ini 6,6%. Bahan thn 1968 pertumbuhan ekonomi mencapai 10,9%. 1971 – 1981: Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, yakni mencapai 7,7% /tahun. Terjadi ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan pengaruh eksternal. Thn 1972, krisis beras  harga beras naik. Tahun 1973, kenaikan harga minyak dunia 4 kali lipat  surplus devisa yg besar  perekonomian dikuasai pribumi dan menghambat PMA.

Ekonomi pada Masa Orde Baru Tahun 1978: antisipasi harga minyak dunia turun, pemerintah mendevaluasi Rupiah agar daya saing produk ekspor meningkat. Namun ternyata tidak terjadi, karena pada tahun 1979 terjadi perang Irak-Iran sehingga harga minyak dunia tetap tinggi. Tahun 1982-1986: Harga minyak dunia jatuh  sumber APBN turun  utang luar negeri meningkat dan pertumbuhan ekonomi turun, hanya rata-rata 4,0%/tahun.

Ekonomi pada Masa Orde Baru Indonesia dipuji karena mampu mengurangi angka kemiskinan dan menjaga stabilitas makro ekonomi walaupun harga minyak dunia turun hingga seperempat (US$32 menjadi US$8 per barel). Tahun 1983 : Liberalisasi keuangan mulai dibuka dengan membolehkan bank menentukan suku bunga, menghapus plafon kredit dan mulai dikenalkan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) Tahun 1984, Indonesia menjadi negara swasembada beras. Di akhir tahun 1980-an, Indonesia digolongkan ke dalam kelompok negara berkembang yang diramalkan menjadi negara industri baru. Tahun 1993, World Bank menyatakan Indonesia sebagai seven of east asian tigers (7 macan asia timur), yaitu negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi (di atas 7% per tahun).

Ekonomi pada Masa Orde Baru Tahun 1987 – 1996: Liberalisasi ekonomi dan Pemulihan. Mengeluarkan paket deregulasi sebagai strategi mendorong pertumbuhan ekonomi. Tahun 1987 – 1992: pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,7%. Pertumbuhan ekonomi yang pesat diimbangi dengan perubahan struktur ekonomi. Sumbangan sektor pertanian terus menurun dan tahun 1992 tinggal 36%. Sumbangan sektor industri terus meningkat terutama dari industri pertambangan. Sumbangan sektor industri meningkat lebih dari tiga kali lipat dan pada tahun 1992, value added sektor industri melebihi sektor pertanian.

Ekonomi pada Masa Orde Baru Indonesia memiliki kinerja ekonomi yang baik. Pendapatan per kapita Indonesia lebih rendah dibanding negara Asia Timur, namun masih lebih baik dibandingkan China, India dan Nigeria. Sektor pertanian merupakan penentu utama bagi kinerja yang baik tersebut. Indonesia menjadi negara yang tingkat pertumbuhan output dan produksi makanan terbesar. Tahun 1990-an, ekspor Indonesia sedikit demi sedikit bergeser dari pertanian menjadi industri pengolahan.

Ekonomi pada Masa Orde Baru Gleb (1988) menyimpulkan bahwa Indonesia satu-satunya negara yang menjadi contoh dalam pelaksanaan kebijakan anggaran yang jelas dan pengaturan nilai tukar yang baik setelah menurunkan harga minyak dunia. Pinto (1987) menyatakan Indonesia memiliki pertumbuhan jumlah uang beredar yang sama dengan Nigeria, namun Indonesia lebih berhasil mengendalikan inflasi lebih baik karena disiplin kebijakan fiskal yang lebih ketat. Lilie (1993) juga menyatakan bahwa Indonesia bersama dengan Korea Selatan dan Thailand sebagai negara dengan prestasi terbaik karena hati-hati dalam menjalankan kebijakan fiskal dan manajemen nilai tukar yang efektif.