Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Muyono PUASA SECARA KRISTEN ? Oleh: Pdt. Yohanes Bambang Muyono
“Merendahkan diri dengan berpuasa” Dalam Perjanjian Lama, kata “puasa” berasal dari “tsum”, “tsom”, dan “inna nafsyo” yang artinya: “Merendahkan diri dengan berpuasa”
Kapan orang Yahudi berpuasa? Orang Yahudi berpuasa pada hari raya Perdamaian (Lihat: Im. 16:29,31; 23:27-32; Bil. 29:7).
“Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN. Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya” (Im. 16:29-31).
Menurut Talmud semua puasa yang dilakukan oleh umat Israel pada prinsipnya untuk memperingati malapetaka yang pernah mereka alami. Lihat Est. 9:31
“supaya hari-hari Purim itu dirayakan pada waktu yang ditentukan, seperti yang diwajibkan kepada mereka oleh Mordekhai, orang Yahudi itu, dan oleh Ester, sang ratu, dan seperti yang diwajibkan mereka kepada dirinya sendiri serta keturunan mereka, mengenai hal berpuasa dan meratap-ratap” (Est. 9:31).
Tujuan dari Puasa: Bukti lahiriah dari dukacita (I Sam. 31:13; II Sam. 1:12; Neh. 1:4; Mzm. 35:13-14). Manifestasi iman untuk merendahkan diri (Ezr. 8:21; Mzm. 69:11). Untuk memperoleh bimbingan dan pertolongan Allah (Kel. 34:28; Ul. 9:9; II Sam. 12:16-23). Untuk menggantikan kesalahan orang lain (Ezr. 10:6). Atau untuk mendukung orang lain (Est. 4:15-16). Agar Allah berkenan peduli dan mau mendengarkan permohonan (Yes. 58:3-4).
Dalam Perjanjian Baru, kata “puasa” diambil dari istilah: “nesteuo”, “nesteia” dan “nestis” yang artinya: “Berpuasa, tanpa makan”
Orang Farisi mempunyai kebiasaan untuk berpuasa 2 kali seminggu (Senin dan Kamis). Luk. 18:2 menyebutkan: “aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku”.
Di Kis. 13:2-3, para pemimpin jemaat berpuasa lebih dahulu sebelum mereka memilih utusan Injil. “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka. Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi”.
Kis. 14:23, para rasul berpuasa lebih dahulu sebelum mereka memilih para Penatua. “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka”.
Apa makna puasa bagi orang Kristen?
Di Yes. 58:3 ada pertanyaan dari orang-orang yang berpuasa, tetapi mereka merasa Allah tidak peduli dan tidak mau mendengarkan doa permohonan mereka.
Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi (Yes. 58:3-4).
Berpuasa tetapi masih mengurus urusan pribadi. Berpuasa sambil mengeksploitasi para buruh, karyawan, pegawai. Berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, memukul sesama dengan tinju dengan semena-mena
“mendatangkan keselamatan bagi sesamanya” Prinsip berpuasa menurut iman Kristen adalah: “mendatangkan keselamatan bagi sesamanya”
Yes. 58:6-7: Membuka belenggu kelaliman. Memerdekakan orang yang teraniaya. Membagikan makanan bagi orang yang lapar. Memberi tumpangan bagi mereka yang miskin (homeless). Memberi pakaian kepada sesama yang tidak punya pakaian. Peduli terhadap masalah dan penderitaan saudara/sesama