TANTANGAN PENERAPAN ETIKA BISNIS TEKNOLOGI INFORMATIKA & INDUSTRI KREATIF PETEMUAN 12.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI TELEMATIKA DI KALIMANTAN BARAT
Advertisements

Bab 1 Pemasaran Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan
Mengukur Permintaan Pasar
Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
Seni rupa & desain Indonesia dalam industri kreatif Pertemuan 13
Peran Balai Diklat Industri
INFRASTRUCTURE FRAMEWORK REGULATORY FRAMEWORK ORGANIZATIONAL FRAMEWORK
Pemasaran Di Dunia Yang Terus Berubah
Analisis Bisnis dan Lingkungan Makro PErusahaan
TEAM 2 E-commerce Penjelasan Dan Contoh Dari
PETEMUAN 7 ETIKA PROFESI.
Bab VII Etika Bisnis dan E-Commerce
Bab 9 Pengembangan Produk Baru dan Strategi Siklus Hidup Produk
ERA EKONOMI KREATIF DEWASA INI
E-Commerce Concept and Implementation
ETIKA & TANGGUNGJAWAB Etika Bisnis :
BAB I Pendahuluan.
SETYANINGSIH SLAWI, 12 JULI Pendidikan Kedwibahasaa dalam Pembangunan Katakter Generasi Muda Keadaan kebahasaan di Indonesia  Bahasa daerah (746)
SAP 3 EVALUASI PROYEK DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN MEMPEROLEH GAGASAN
KEMANDIRIAN DESA BERBASIS IT
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014 BSI
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI (PSSI).
Marketing Management E - Commerce M-12 1 Tony Soebijono Copyright 2009 Pearson Education Inc.
Pertemuan 8 : Pemasaran E-commerce (2)
KOPERASI DI ERA GLOBAL.
Etika Bisnis & E-commerce
Muhammad Neil El Himam Badan Ekonomi Kreatif
EKONOMI KREATIF BERBASIS BUDAYA LOKAL: SOLUSI DALAM ERA MEA
MEMBANGUN UMKM yang UNGGUL dengan ‘e-Commerce”
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
Presentasi Pengantar Bisnis
TINGKATAN STRATEGI.
Supply Chain Management (SCM) E-Business dan Supply Chain
Business Plan Reny Yuniasanti, M.Psi.
PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DIY
Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
Disampaikan Oleh: MY ESTI WIJAYATI ANGGOTA DPR RI KOMISI X
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
GLOBALISASI dan DAMPAKNYA
PROGRAM TEAM KERJA DAN AKTIVITAS USAHA
Lingkungan Pemasaran.
BERBISNIS DALAM EKONOMI GLOBAL
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
The Media Industries: Segments, Structures, and Similarities
Bab 17 Merancang & Mengelola Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
LINGKUNGAN PEMASARAN Roni Kurniawan, M.Si.
ANALISIS PASAR & PEMASARAN.
BAB III SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI
Etika Bisnis Dan E-Commerce
Etika Profesi Dalam Sistem Informasi
KERJASAMA BILATERAL INDONESIA DAN AMERIKA DI BIDANG EKONOMI
Bab 1 Merencanakan Bisnis.
BAB III SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI
Creative Industry dalam Komunikasi Pariwisata
Lingkungan Pemasaran Global
ETIKA BISNIS & E-COMMERSE
E-Business & E-Commerce
KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI
EKONOMI KREATIF KELOMPOK 12.
Pertemuan VIII Etika Bisnis dan E-Commerce
BAB III SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI
EKSPOR IMPOR.
POTENSI EKONOMI KREATIF INDONESIA PADA SEKTOR KULINER
Pertemuan 1 Merencanakan Bisnis
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Membicarakan Pekerja di era Revolusi Industri 4.0
Etika bisnis dan e-commerce
Transcript presentasi:

TANTANGAN PENERAPAN ETIKA BISNIS TEKNOLOGI INFORMATIKA & INDUSTRI KREATIF PETEMUAN 12

Tantangan umum bisnis di bidang teknologi informasi Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi Tantangan pergaulan internasional Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi Tantangan pengembangan sumber daya manusia

Bisnis di bidang teknologi informasi Bisnis di bidang industri perangkat keras  Bisnis di bidang ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang rekayasa perangkat-perangkat keras pembentuk komputer Bisnis di bidang rekayasa perangkat lunak  Bisnis ini bergerak di bidang rekayasa perangkat lunak atau perangkat lunak komputer Bisnis di bidang distribusi dan penjualan barang  Setelah bisnis di bidang industri menghasilkan suatu produk, dalam hal ini adalah produk komputer, maka bagian bisnis ini bertugas menjual dan mendistribusikan poduk-produk industri tersebut Bisnis di bidang pendidikan teknologi informasi  Bisnis di bidang pendidikan dilakukan mulai dari lembaga-lembaga kursus komputer sampai pada perguruan tinggi bidang komputer Bisnis di bidang pemeliharaan teknologi informasi  Banyak pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemeliharaan produk-produk TI

E-commerce: era baru bisnis teknologi informasi dan tantangan Pengertian: Secara umum, dapat dikatakan bahwa e-commerce adalah sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet E-commerce merupakan warna baru dalam dunia perdagangan, dimana kegiatan pedagangan tersebut dilakukan secara elekronik dan online

Perkembangan yang sangat pesat dari sistem perdagangan elekronik tersebut antara lain disebabkan oleh: Proses transaksi yang singkat Menjangkau lebih banyak pelanggan Mendorong kreativitas penyedia jasa Biaya operasional lebih murah Meningkatkan kepuasan pelanggan Pemasalah e-commerce adalah Prinsip yurisdiksi dalam transaksi Kontrak dalam transaksi elektronik Pelindungan konsumen Permasalahan pajak (taxation) Pemalsuan tanda tangan digital

Model hukum perdagangan elektronik Pengakuan secara yuridis terhadap suatu data message Pengakuan tanda tangan digital Adanya pengakuan atas orisinilitas data message Data messages dapat menemuhi syarat pembuktian hukum (admissibility dan evidential weight) Pengkuan atas dokumentasi dalam data message

Industri Kreatif Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual. Industri kreatif terdiri dari penyediaan produk kreatif langsung kepada pelanggan dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan. Produk kreatif mempunyai ciri-ciri: siklus hidup yang singkat, risiko tinggi, margin yang tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru.

Industri Kreatif Produk Kreatif Langsung ke Pelanggan : • Filem • Musik • Permainan • Media • Pertunjukan PELANGGAN Jasa Kreatif ke Industrri lainnya : Desain, Periklanan, Arsitektur, Sineas, dll PRODUK DENGAN UNSUR KREATIF

TEKNOLOGI SENI INDUSTRI KREATIF MODAL INTELEKTUAL BISNIS BUDAYA

Asal-usul Istilah Industri Kreatif Istilah “industri kreatif” pertama kali digunakan oleh Partai Buruh Australia pada tahun 1997. Analisis pertama dari dampak ekonomi yang ditimbulkan sektor kreatif di Inggris dilakukan tahun 1998 oleh Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris. Industri kreatif Inggris ini menyumbang sekitar 8,2 persen penerimaan nasionalnya pada tahun 2003. Pemerintah Inggris menetapkan 13 sektor usaha yang tergolong sebagai industri kreatif, yakni (1) periklanan, (2) kesenian dan barang antik, (3) kerajinan tangan, (4) desain, (5) tata busana, (6) filem dan video, (7) perangkat lunak hiburan interaktif, (8) musik, (9) seni pertunjukan, (10) publikasi, (11) jasa komputer, (12) televisi, dan (13) radio. Sumber: UK Creative Industries Fact File

Jenis Industri Kreatif di Malaysia Creative content (graphic design, multimedia, branding, architectural, arts, others) Animation Mobile content Post production and film Creative institute (universities, colleges, etc.) IT Solution E-Learning Games VR Simulation Sumber: http://cmc.msc.com.my/industry.php

Jenis Industri Kreatif di Hongkong Periklanan (advertising) Arsitektur (architecture) Kesenian dan barang antik (art and antiques) Komik (comics) Desain (design) Tata Busana (designer fashion) Filem (film) Permainan komputer (game software) Musik (music) Seni Pertunjukan (performing arts) Penerbitan (publishing) Perangkat lunak dan jasa teknologi informasi (software and IT services) Televisi (television) Sumber: http://www.tdctrade.com/econforum/tdc/tdc020902.htm

BAGAIMANA POSISI INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA?

Kontribusi Industri Kreatif di Indonesia baru mencapai 7,6 % Tahun 2014 ditargetkan meningkat menjadi 8,1 % Sumber : Kompas, 28 Mei 2011 Hal 17

Tingkat Pertumbuhan Sub Sektor Industri Kreatif di Indonesia (angka dalam %) 14,9 Permainan Interaktif 12,5 Periklanan 12,0 Layanan Komputer dan Piranti Lunak 7,2 Riset dan Pengembangan 6,6 Seni Pertunjukan 6,0 Televisi dan Radio 5,9 Filem, Video dan Fotografi 5,5 Kerajinan 2,7 Arsitektur 2,6 Mode 2,4 Desain 0,6 Musik (0,2) Penerbitan dan Percetakan (3,9) Pasar dan Barang Seni Sumber : Kompas, 28 Mei 2011 Hal 17

Trend PDB Sektor Industri Kreatif Tahun 2002 s/d 2008 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 - 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rp (milyard) 160.337 167.335 192.198 214.541 256.848 297.557 360.663 Sumber : Kompas, 28 Mei 2011 Hal 17

Perbandingan Potensi Industri Kreatif di Beberapa Kota (hipotesis) Bandung  desain, fashion, arsitektur, filem dan video, radio, musik, perangkat lunak Yogyakarta  barang antik, seni pertunjukan Surabaya  perangkat lunak hiburan interaktif Denpasar  barang antik, seni pertunjukan Jakarta  periklanan, filem dan video, televisi dan radio, musik, percetakan

Tahun ini (2011) ada beberapa daerah digarap untuk menjadi kawasan industri kreatif yaitu kota Surabaya, Malang, Makassar dan Palembang <><><><>><><><><><><><><><><><><><><><> Faktor-faktor peluang bagi pelaku industri kreatif untuk dapat berkembang : Penduduk Indonesia 43 % adalah generasi muda (usa 14 – 39 tahun) Generasi “facebook” di seluruh dunia beranggotakan lebih 150 juta orang Pengguna telepun seluler di seluruh dunia mencapai 3,3 miliar pengguna.

Tantangan Industri Kreatif Relatif baru dan belum diakui sebagai penggerak roda pembangunan Tidak ada data nilai ekonomi dan perkembangan industri kreatif. Tidak ada kebijakan yang mendukung iklim kreatif: perijinan, investasi, dan perlindungan hak cipta. Kegiatan kreatif masih terkotak-kotak dan belum ada kajian rantai nilai yang utuh mulai dari kegiatan kreasi, produksi, dan distribusi. Pengembangan sumberdaya manusia di perguruan tinggi tidak memberdayakan industri kreatif. Belum ada perumusan sistem karir yang unik untuk para pekerja kreatif. Peluang kerja belum sepenuhnya bebas gender baik dalam proses rekrutmen, penggajian, promosi, dan pengakuan. Tidak ada penanganan yang sistematik untuk meningkatkan peluang bisnis kreatif baik di kota-kota besar (seperti Bandung, Jakarta), dan kota-kota di luar negeri lainnya.

Penentu Daya Saing Industri Kreatif Iklim industri kreatif yang kondusif: regulasi (kebijakan) yang mendukung, regulator yang visioner, dan penerimaan masyarakat Daya dukung permodalan Daya dukung pendidikan dan pelatihan pekerja kreatif Daya dukung riset teknologi dan pasar industri kreatif Daya perlindungan terhadap pekerja kreatif Daya Cipta Produk Kreatif Daya Distribusi dan Pemasaran Produk Kreatif Daya Permintaan Kemampuan industri pendukung dan terkait DEMAND SUPPLY IKLIM INDUSTRI KREATIF RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF Dukungan Budaya dan Sosial Jaminan Regulasi dan Hukum Pengakuan Ekonomi Penciptaan Nilai Penyampaian Nilai Komunikasi Nilai DISTRIBUSI GAGASAN KREASI PEMASARAN PRODUKSI INDUSTRI PENDUKUNG TERKAIT

INDIKATOR DAYA SAING Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) Mutu dan Kecepatan Keanekaragaman Ekonomis Kontribusi (Contribution) Lapangan Kerja Pendapatan Daerah Nilai Ekspor Nilai Investasi Dalam Negri dan Luar Negri Pengentasan Kemiskinan Keberlanjutan (Sustainability) Pertumbuhan Pembaharu Citra Kepeloporan

Arah Kebijakan Menciptakan iklim yang mendorong kreativitas Membentuk Pusat Komisi Kreatif Pusat Informasi Industri Kreatif (survei teratur) untuk mendukung riset dan pengembangan industri kreatif Pengakuan kepeloporan dan prestasi dalam industri kreatif Perlindungan hasil karya kreatif (hal cipta dan perijinan) Layanan investasi yang berkualitas internasional Mengembangkan kemampuan penciptaan nilai kreatif Integrasi kegiatan kreatif, bisnis, dan teknologi Relevansi lembaga pendidikan dengan bisnis kreatif Akses modal kerja atau pembiayaan bisnis kreatif Perlindungan terhadap karir pekerja kreatif dan penyetaraan gender Meningkatkan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif Expo Industri Kreatif Kawasan atau Pasar Kreatif Duta Kreatif di manca negara Cinta budaya bangsa

RENCANA STARTEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF Jangka Pendek Peletakan Dasar Industri Kreatif Identifikasi Potensi Industri Kreatif Penyusunan kebijakan Industri Kreatif Jangka Menengah Peningkatan Permintaan Produk Kreatif Peningkatan Investasi Dalam dan Luar Negeri Pemantapan Pendidikan dan Pelatihan Pekerja untuk Industri Kreatif Jangka Panjang Pengembangan lebih Lanjut Peningkatan kemitraan strategis Pencitraan Ikon Nasional Industri Kreatif

Kesimpulan Industri kreatif adalah industri masa depan yang bertumpu pada daya kreasi manusia. Beberapa negara sudah mengembangkan industri ini sejak tahun 1997. Beberapa kota besar secara historis dan de fakto telah banyak melakukan kegiatan ekonomi yang termasuk dalam Industri Kreatif. Penentu daya saing dan indikator daya saing memerlukan pemantapan dan studi lebih lanjut. Arah kebijakan bertumpu pada: iklim yang kondusif, kemampuan penciptaan nilai kreatif, dan peningkatan permintaan. Rencana strategis perlu diuji dan disosialisasikan melalui studi lebih lanjut dan seminar dengan berbagai asosiasi dan dinas terkait.

Tugas Individual untuk Dikumpulkan pada Pertemuan XII Berikan penjelasan tentang konsep Industri Kreatif! Berikan contoh-contoh industri kreatif yang sudah dijalankan dalam kegiatan ekonomi/bisnis di Indonesia. Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya industri kreatif? Berikan penjelasan dan contohnya. Jika Anda memiliki kesempatan untuk berkecimpung dalam bisnis industri kreatif, di bidang kreatif apa yang akan anda fokuskan? Mengapa Anda memililihnya berikan penjelasan serta alasannya!

BAHASAN PERTEMUAN – XIII UP NEXT BAHASAN PERTEMUAN – XIII VISIONER