 Pembakaran bahan bakar minyak dan gas (BBMG) menghasilkan gas CO 2 yang jumlah emisinya terus meningkat yang ditandai dengan meningkatnya polusi udara.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Graf.
Advertisements

Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
(Matematika Al-Quran)
INTERAKTIF INTERAKTIF
Pusat Litbang Permukiman – Dep. Pekerjaan Umum
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
START.
Wido Hanggoro ` Research and Development Department Indonesia Meteorological Climatological and Geophysical Agency.
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.

LATIHAN SOAL-SOAL 1. Himpunan 2. Aritmatika Sosial 3. Persamaan GL.
1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Bab 11B
PENCAPAIAN KKP PROGRAM KB NASIONAL PROV RIAU BULAN : JUNI 2010.
BAB 2 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
BOROBUDUR (4) FAHMI BASYA
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Statistika Deskriptif
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
01. EBTANAS-SMP Volume sebuah kerucut adalah 314 cm3, Jika jari-jari alasnya 5 cm dan π = 3,14, maka panjang garis pelukisnya adalah ... A. 4 cm.
FPB DAN KPK KELAS 7 SEMESTER 1 ( SMPK PENABUR KOWIS )
FORMULASI PAKAN TERNAK KUDA
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Pengolahan Citra Digital: Konsep Dasar Representasi Citra
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Soal Latihan.
Bab 11B
: : Sisa Waktu.
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
Luas Daerah ( Integral ).
SEGI EMPAT 4/8/2017.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Analisis Regresi Kelompok 3 3SK1
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
Bab 13A Nonparametrik: Data Peringkat I Bab 13A
Nonparametrik: Data Peringkat 2
TOKOFEROL DAN FENOLIK TOTAL PADA 10 JENIS KACANG
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
Graf.
KOTA SEHAT BERAWAL DARI LINGKUNGAN YANG SEHAT
Logika (logic).
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
Bersyukur.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Nilai Ujian Statistik 80 orang mahasiswa Fapet UNHAS adalah sebagai berikut:
Teknik Numeris (Numerical Technique)
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
BAB2 QUEUE 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Bab 7 Nilai Acuan Norma.
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
Akuntasi Sektor Publik Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Daerah
Korelasi dan Regresi Ganda
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Tanaman Penyerap Karbondioksida
Transcript presentasi:

 Pembakaran bahan bakar minyak dan gas (BBMG) menghasilkan gas CO 2 yang jumlah emisinya terus meningkat yang ditandai dengan meningkatnya polusi udara sejalan dengan mening- katnya jumlah penduduk dan sebutan: "Kota sejuta angkot".  Di lain pihak RTH yang berfungsi sebagai rosot gas CO 2, luasannya terus menurun.

Perubahan Tata Guna Lahan Di Kota Bogor 2003 Sumber: Suryadi (2007) dan Indriyani (2005)

Sumber: P4W LPM IPB 2006

Rerata tahunan 5 tahunan Sumber: Rerata Tahunan 5 tahunan

Gangguan kesehatan (0,5% = 5000 ppmv) Pemanasan Global 0,03% (300  350 ppmv) Hb-CO 2 H 2 CO 3 Hilangnya pulau dan kota pantai Flora dan fauna berubah 150 m dpl lebih tinggi Flora dan fauna 250 km mendekati kutub, dll. Emisi Gas CO 2 perlu dikendalikan Pengaruh Negatif CO 2 Iritan Asfiksian COP 13 di Bali Desember 2007 Potensi Ancaman Es di kutub mencair Peningkatan Suhu Udara 1 o C

 Ruang Terbuka Hijau Kota : RTH non Hutan Kota (areal berpepohon-an, sawah, semak dan rumput)  RTH RTH Hutan Kota (telah dikukuhkan)  H K: fungsional dan terarah dlm pengelolaan lingkungan kota  Alasan dengan H K: Sulit dialih fungsikan Mempunyai tujuan yang jelas dalam pengelolaan lingkungan.

 Sequestration : removing carbon dioxide from the air atau process of increasing carbon content of a carbon pool other than atmosphere.  Sink : any process or mechanism which removes a greenhouse gas from the atmosphere (Wikipedia 2005).  Rosot: serapan gas CO 2 oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis yang mengakibatkan berkurangnya gas ini di atmosfer.

Luas Wilayah : Ha Terdiri dari 6 Kecamatan 68 Kelurahan Sumber: Bapeda 2006

Tujuan umum dari penelitian : Menentukan kebutuhan luasan HK sebagai rosot gas CO 2 antropogenik dari BBMG dengan simulasi model sistem dinamik serta menentukan daya dukung kependudukan Kota Bogor berdasarkan analisis emisi dan rosot gas CO 2. Tujuan Khusus : (1). Menganalisis emisi gas CO 2 :  Estimasi kebutuhan BBMG,  Estimasi emisi gas CO 2.  Mengukur konsentrasi gas CO 2 ambien. (2). Menganalisis rosot gas CO 2 :  Mengukur daya rosot gas CO 2 oleh pohon di KRB dan HPD  Perhitungan rosot RTH

 Merupakan bahan masukan dalam menyusun Rencana Tata Ruang Kota Bogor tahun 2009 –  Peluang bisnis perdagangan karbon yang akan menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bogor. Kota Bogor dengan daya dukung yang tinggi dengan indikator luasan RTH HK yang efisien, namun efektif sebagai rosot gas CO 2 antropogenik dari BBMG

Penentuan Luasan Optimal Hutan Kota sebagai Rosot Gas CO 2 Antropogenik dengan sistem statik mempunyai kelemahan:  Daya rosot tanaman H K diperhitungkan (tiba-tiba) dewasa.  Tidak ada peubah waktu dalam model.

Penentuan kebutuhan luasan HK dengan model sistem dinamik berdasarkan :  Populasi manusia  Emisi gas CO 2 dari BBMG  Konsentrasi gas CO 2 ambien  Luasan lahan terbangun  Luasan RTH,  Daya rosot gas CO 2 sesuai umur pohon HK  Kendala lahan yang terbatas.

CO 2 antropogenik Kebutuhan H K RTH Lahan terbangun Kerangka Pikir Pendekatan Pemecahan Masalah BBMG Penduduk Bertambah

 Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2005 – Juni  Jumlah bensin, solar, minyak tanah dan LPG diperoleh dari PT. Pertamina  bahan bakar minyak dan gas per kapita  Perhitungan emisi gas CO 2  Perhitungan jumlah kendaraan per hari  Konsentrasi gas CO 2 ambien diambil di 10 lokasi pukul 7.30 –  Perhitungan luasan RTH dan laju penu- runannya.  Penentuan Kebutuhan Luasan H K dengan simulasi Program Powersim 2.5.

Diagram Alir

Tahun Jumlah Penduduk (orang) Tahun Jumlah Penduduk (orang) Perlu Penataan Ruang

Lokasi Waktu Pengukuran Siang hariMalam hari Warung Jambu Baranang Siang Ekalokasari Jembatan Merah Hutan Penelitian Dramaga Rerata Konsentrasi Gas CO 2 di 5 lokasi Pengukuran Siang dan Malam Hari di Bulan Februari 2006 (ppmv)

NoLokasi Kemarau Juni 2006 Penghujan Februari Warung Jambu 401,06398,05 2Baranang Siang 403,64 403,44 3Ekalokasari 380,72 379,32 4Jembatan Merah 401,06 400,05 5Pasar Bogor 399,87 397,61 6Htn Pen Dramaga 382,77 380,88 7Indraprasta 383,57 383,83 8Bogor Lake Side 383,38 383,77 9Taman Cimanggu 387,14 383,12 10Ciremai Ujung 385,91387,85 Rerata 390,91388,

NoNama Jenis Rosot CO 2 (kg pohon -1 tahun -1 ) Klasifikasi Daya Rosot 1C. excelsa 1) 0,20Sr 2H. mengarawan 2) 0,42Sr 3T. indica 1) 1,49Sr 4N. lappaceum 1) 2,19Sr 5H. odorata 2) 4,23Sr 6E. cristagalli 1) 4,55Sr 7M. grandiflora 1) 8,26Sr 8P. dulce 1) 8,48Sr 9P. indicus 1) 11,12Rd 10P. affinis 2) 12,63Rd 11A. mangium 2) 15,19Rd 12S. indicum 2) 16,50Rd 13I. bijuga 1) 19,25Rd 14K. anthotheca 1) 21,90Rd 15D. retusa 2) 24,24Rd 16C. pulcherrima 1) 30,95Rd

NoNama Jenis Rosot CO 2 (kg pohon -1 tahun -1 ) Klasifikasi Daya Rosot 17C. guinensis 2) 34,15Rd 18M. elengi 1) 34,29Rd 19P. alata 2) 36,19Rd 20M. kauki 1) 41,78Rd 21D. regia 1) 42,20Rd 22A. auriculiformis 2) 48,68Rd 23S. wallichii 2) 63,31Sd 24A. muricata 1) 75,29Sd 25K. senegalensis 2) 83,86Sd 26S. macrophylla 1) 114,03Sd 27C. grandis 1) 116,25Sd 28A. heterophyllus 1) 126,51Sd 29T. grandis 2) 135,27Sd 30L. speciosa 2) 160,14At 31A. pavoniana 1) 221,18At

NoNama Jenis Rosot CO 2 (kg pohon -1 tahun -1 ) Klasifikasi Daya Rosot 32C. parthenoxylon 2) 227,21At 33S. mahagoni 2) 295,73At 34P. pinnata 1) 329,76At 35F. decioiens 1) 404,83At 36B. roxburghiana 2) 442,63At 37F. benjamina 1) 535,90Tg 38T. verrucossum 2) 562,09Tg 39D. excelsum 1) 720,49Tg 40C. odoratum 1) 756,59Tg 41S. zeylanica 2) 1603,20Tg 42Cassia sp. 1) 5.295,47St 43S. saman 1) ,39St

NoTipe Penutupan Lahan Luasan (Ha) Laju Perubahan (% per tahun) 1 Vegetasi Rapat : RTH HK 469,08 144,75 -0,33 0,00 2 Vegetasi Jarang 2.495,06- 1,15 3 Sawah 825,22- 1,23 4 Semak dan rumput 720,68- 1,77 5 Area Terbangun 6.268,65 3,30 6 Lahan kosong 606,05- 2,82 7 Situ 109,330,00 8 Sungai 211,180,00

Tipe Penutupan Lahan Daya Rosot Gas CO 2 (t CO 2 /ha/tahun) Sawah175,20 Semak dan Rumput1.489,20 Hutan569,40 Kebun569,40 Sumber : IPCC (2006) report%5Csinksch4 : 110

Masalah: Emisi vs Rosot

 UU No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang: - RTH minimal 30% - Lahan terbangun < 70%  Dalam Skenario digunakan nilai : - RTH HK 32 %. Jika hasil simulasi RTH HK > 32%, maka skenario tersebut ditolak. - Lahan terbangun 68%. - Luas awal HK 144,75 ha (1,22%). Kebutuhan Luasan HK

Daya Rosot Sangat Tinggi vs Tinggi Sangat Tinggi T i n g g i

Upaya Pengkayaan dan Gabungan Dengan jenis berdaya rosot Sangat Tinggi PengkayaanGabungan

Kemampuan air hujan dalam membersihkan udara 239 ton/th, sedangkan emisi gas CO 2 antropogenik di Kota Bogor pada tahun 2010 sebanyak ton dan pada tahun 2100 sebesar ton. Peran Hujan

 UU No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang: - RTH HK minimal 30% - Lahan terbangun < 70%  Dalam Skenario digunakan nilai : - RTH HK 32 % - Lahan terbangun 68% dengan variasi jumlah lantai  untuk berapa orang - Luasan HK yang diperlukan sebagai rosot gas CO 2 antropogenik Azas

12 32 % RTH dan HK 11 68% Lahan terbangun

 Emisi gas CO 2 antropogenik dari BBMG di Kota Bogor tahun 2010 diprediksi ton, sedangkan tahun 2100 menjadi ton.  Rerata konsentrasi ambien gas CO 2 di lokasi yang padat dan kurang padat kendaraan di Kota Bogor tahun 2006/2007 sebesar 389,8900 ppmv.

 Kebutuhan penambahan luasan HK di Kota Bogor sangat mendesak dan bervariasi menurut jenis daya rosot pohon, penggunaan bahan bakar, pengkayaan pada areal bervegetasi jarang dan waktu.  Tanpa penambahan luasan H K konsentrasi gas CO 2 ambien pada tahun 2100 akan meningkat menjadi 389,8964 ppmv, sedangkan jika ada penambahan HK menjadi 389,8752 ppmv.  Jenis tanaman yang memenuhi persyaratan dan efektif dalam menurunkan konsentrasi gas CO 2 adalah tanaman berdaya rosot sangat tinggi.

Bangunan 2 lantai  Jumlah penduduk 2,5 juta orang  Kebutuhan HK dengan jenis berdaya rosot sangat tinggi sekitar ha  Pada tahun 2100 dibutuhkan luasan HK seluas 1.278,81 ha

 Air hujan tidak berperan nyata dalam membantu membersih- kan gas CO 2 dari udara.

 Meneliti daya rosot jenis tanaman lainnya untuk mendapatkan jenis tanaman berdaya rosot sangat tinggi  keragaman jenis tanaman menjadi meningkat.

 Perlu dilakukan penelitian kemampuan rosot gas CO 2 dari beberapa bentuk tutupan lahan: taman kota, peneduh jalan, lapangan rumput dan beberapa bentuk ruang terbuka hijau lainnya yang ada di Kota Bogor.

 Produsen automotif menanam pohon. Misalnya 1 mobil 5 pohon dan 1 motor ditanam 1 pohon. Jadi dalam 1 tahun dapat ditanam ribuan pohon/puluhan ha, berdasarkan produksi mobil/motor.  Produsen memberikan sumbangan pohon untuk ditanam di lahan pemda juga dana pemeliharaannya. Sebagai imbalan dipasang “billboard”: Hutan Kota ini merupakan sumbangan dari …………….