Kuliah 6 KOMUNIKASI KELOMPOK KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNIKAS MASSA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BUDAYA PERUSAHAAN DAN ETIKA
Advertisements

OPINI PUBLIK TM-2 STIKOM PROSIA By: Yang Gusti Feriyanti,M.IKOM.
OPINI Publik Dari TINJAUAN ilmu Sosial
KOMUNIKASI MASSA Sumbodo Prabowo.
Meeting 1 ; Pengantar
Oleh Ahmad Riza Faizal S.Sos; IMDLL.
Dinamika Kelompok.
The Nature of Organizational Communication
Komunikasi Kelompok.
Created by : Rini Aprilia, M.Sc
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK (2)
By kelompok 10 : Ryan Giantara Elia Yohanes Fendi Muhamad Effendi
Pengertian, Unsur, Fungsi
KOMPONEN – KOMPONEN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
PowerPoint Presentation by Charlie Cook
PERTEMUAN 9 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK (GDSS)
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Sistem Komunikasi Organisasi
Materi Tutorial Tatap Muka Pertemuan ke-5
Handout Dasar-Dasar Komunikasi Pertanian
Konflik Dalam Organisasi
KOMUNIKASI KELOMPOK KECIL DAN TIM (Chapter 1)
Rury Narulita Sari, SST., M.Kes
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Foundations of Group Behavior
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Pengertian, Proses & Efek Komunikasi Massa
PENGANTAR IlMU KOMUNIKASI
Komunikasi dan Manajemen Konflik
KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
PROSES KOMUNIKASI PERTEMUAN 11.
DISTORSI PESAN dalam KOMUNIKASI ORGANISASI Pertemuan 12
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Konflik Dalam Organisasi
Teori Komunikasi Kelompok
Muhammmad Noor Hidayat
Media Penyiaran&Teori Komunikasi
PENGANTAR IlMU KOMUNIKASI
Manajemen Public Relations
KELOMPOK DAN PENGARUHNYA PADA PERILAKU KOMUNIKASI
Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya
SITI SRI WULANDARI, S.Pd. M.Pd
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
Teori – teori Komunikasi Massa Difusi - Inovasi
Teori Komunikasi Massa
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
KOMUNIKASI KELOMPOK - TIM
KELOMPOK KERJA & KOMUNIKASI
Materi Tutorial Tatap Muka
KLASIFIKASI KELOMPOK DAN PENGARUH KELOMPOK
KOMUNIKASI MASSA.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
DASAR- DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR- DASAR PERILAKU KELOMPOK
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
KELOMPOK DAN PENGARUHNYA PADA PERILAKU KOMUNIKASI
KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Materi Tutorial Tatap Muka Pertemuan ke-5
Teori – teori Komunikasi Massa Difusi - Inovasi
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Muhammad Alvin Nadhira Dhiya Nepi Diana Rahayu Sri Utami
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Konflik Dalam Organisasi
SESI 10 MANAJEMEN KONFLIK
KELOMPOK DAN PENGARUHNYA PADA PERILAKU KOMUNIKASI
Pertemuan 9 :Conflict Management Disusun : Lies Sunarmintyastuti
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
komunikasi Interpersonal
Transcript presentasi:

Kuliah 6 KOMUNIKASI KELOMPOK KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNIKAS MASSA

BAGIAN I KOMUNIKASI KELOMPOK

Bab 1. Memahami Komunikasi Kelompok Mengapa kita bergabung dengan kelompok? Inclusion; the need to establish identity with others Manusia sebagai mahluk sosial, The Robinson Crusoe story. Masing-masing dari kita mempunyai kebutuhannya sendiri dan masing-masing dari kita memerlukan orang lain untuk membantu kita memenuhi kebutuhan tersebut. Control; The need to exercise leadership and prove one's abilities.

Mengapa orang bergabung dengan kelompok? Fungsi kelompok bagi perseorangan: Membantu individu dalam memenuhi tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. Termasuk sosialisasi (socializing) dan pertemanan (companionship). Mendukung perkembangan atau perubahan seseorang. Sebagai sarana bagi pertumbuhan secara spiritual (spiritual growth). Mencapai tujuan-tujuan ekonomis.

Mengapa orang bergabung dengan kelompok? Faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk memilih kelompoknya: Ketertarikan atas siapa-siapa yang bergabung pada kelompok tersebut seperti ketertarikan fisik/penampilan, sosialitas yang muncul dalam kelompok tersebut, atau pekerjaan yang dilakukan. Ketertarikan terhadap kegiatan dan tujuan yang dilakukan. Ketertarikan terhadap keanggotaan kelompok itu sendiri. Ketertarikan interpersonal; inclusion, control, effection. (Schultz, William. C.(1958). FIRO: A three-dimensional theory of interpersonal behavior. New York: Holt, Rinehart, and Winston)

Pengertian Komunikasi Kelompok Kita semua paham apa itu komunikasi (right??!). Apa itu kelompok? Sekumpulan orang yang mengerjakan atau mempunyai tujuan yang sama. (Berapa jumlah sekumpulan orang tersebut?) Secara psikologis, ditandai: Kesadaran akan keterikatan diantara anggotanya. Adanya saling ketergantungan sehingga hasil setiap orang terkait secara tertentu dengan hasil yang lain.

Apa itu kelompok? Size? Interactions? Goals? The complexity of the communication dynamics result?

Kalau begitu, apa yang disebut sebagai komunikasi kelompok? Proses komunikasi yang terjadi diantara sekelompok orang dalam melakukan tugas dan mencapai tujuannya. Tugas: buatlah sebuah kelompok yang terdiri dari 4 orang (maks.). Diskusikan, menurut anda apakah yang dimaksud sebagai komunikasi kelompok? Waktu 15 menit.

Types of Groups Group by it’s task and social dimensions; social group and working group. Social Group; membangun moral positif anggotanya. Contoh: kelompok pengajian. Work Group; ditekankan pada tugas yang harus dilakukannya/task-oriented groups. Duplicated activity group. Contoh: kelompok penanam pohon, kelompok baca. Assembly line group. Contoh: kelompok penghijauan, sukarelawan bencana. Judgement, problem-solving and decision-making group. Contoh: kelompok peneliti, pansus.

Group Developments Memahami komunikasi kelompok berdasarkan perkembangan kelompok itu sendiri. Tahap perkembangan kelompok; Menurut Ruben & Stewart (1998): Tahap Orientasi Tahap konflik Tahap kemunculan kembali Tahap penguatan

Tahap perkembangan kelompok (Moss & Tubbs, 2000) Tahap 1: Pembentukan; “Apakah saya cocok di kelompok ini?”, “Apakah saya ingin bergabung atau keluar dari kelompok ini?”. Komunikasi dilakukan dengan hati-hati, ditandai oleh bahasa bermakna ganda. Tahap 2: Keributan; merupakan respon normal dan respon yang diharapkan dari tahap pembentukan. Pernyataan menjadi langsung, tunggal, dan jelas. Tahap 3: Penormalan; munculnya keseimbangan komunikasi dan akomodasi kepentingan. Komunikasi terjalin dengan hadirnya kesadaran konformitas. Tahap 4: Pelaksanaan: periode persetujuan bersama dan produktivitas maksimum. Semangat kelompok tinggi, komunikasi terjalin lebih santai

Relationship Within Group Potential relationship (PR) yaitu potensi hubungan komunikasi yang terjadi di antara anggota kelompok. Actual relationship (AR) yaitu hubungan yang telah terjadi di antara anggota kelompok. William M. Kephart. A Quantitative Analysis of Intragroup Relationships. The American Journal of Sociology, Vol. 55, No. 6 (May, 1950), pp. 544-549 Rumus PR Kephart:

Contoh PR: Diketahui satu kelompok terdiri dari 4 anggota, hitunglah potential relationshipnya? Diketahui: N = 4 Ditanya: PR? Rumus: PR = ((81 – 32) + 1)/2 PR = 25

Kelompok termediasi Teknologi memungkinkan jaring komunikasi dilakukan dengan perantara (mediated). Teknologi seperti Groupware dan VoIP memungkinkan pertemuan kelompok tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Keuntungan dari penggunaan teknologi ini adalah efisiensi dalam segi biaya dan efektif dalam menejemen waktu. Kekurangan dari penggunaan teknologi adalah butuhnya penyesuaian untuk mempelajari teknologi tersebut. Selain itu, kurangnya non verbal dan perasaan kehadiran (presence) membuat kurangnya ikatan yang lahir diantara anggota kelompok.

Konflik dalam kelompok Smith dan Berg (1987, dalam Moss & Tubbs, 2000: 98) mendefinisikan konflik kelompok sebagai “pertentangan kekuatan-kekuatan yang berlawanan, yang meliputi gagasan, sumber daya kepentingan, harapan, atau motivasi.” Konflik tidak selamanya membawa dampak negatif, sebaliknya kelompok tanpa konflik adalah kelompok yang tidak akan pernah berkembang. Konflik tidak identik dengan masalah (problems). Berdasarkan dimensinya, konflik dalam kelompok dibedakan berdasarka: ketegasan (assertiveness) dan kerjasama (cooperativeness)

Tingkatan konflik (Phillips, 1988 dalam Moss & Tubbs, 2000: 100) Tingkat 1: Perbedaan. Tujuan para pihak adalah menyelesaikan konflik. Tingkat 2: Perselisihan. Tujuan berubah menjadi rugi sesedikit mungkin. Suasana emosional menjadi kesopanan yang dipaksakan dan ketidaksabaran. Tingkat 3: Pernyataan. Tujuan untuk kesepahaman berubah menjadi tujuan akan kemenangan. Tingkat 4: Pertarungan terbatas. Mulai ingin mengurangi kekuatan lawan. Mulai munculnya sekutu politis. Tingkat 5: Perang sebenarnya. Tujuannya adalah melenyapkan pihak lain dengan resiko apapun.

Model penanganan konflik (managemen) Ruble, T.L. & Thomas, K.W. (1976). Support for a two-dimensional model of conflict behavior. Organizational Behavior and Human Performance, 16, 143-155. Competitive: high in assertiveness, low in cooperativeness. Competitive people want to win the conflict. Accommodative: low in assertiveness and high in cooperativeness. These group members are easy going and willing to follow the group. Avoiding: low in assertiveness, low in cooperativeness. Avoiding people are detached and indifferent to conflict. Collaborative: high assertiveness, high in cooperativeness. These group members are active and productive problem solvers. Compromising: moderate in assertiveness, moderate in cooperativeness. Compromisers are willing to "give and take" to resolve conflict.

Managemen konflik di tingkat individu Bedakan antara penentang pribadi dan penentang gagasan. Gagasan setiap orang cenderung mendorong munculnya gagasan orang lain. Gagasan tersebut disempurnakan melalui kondisi oposisi gagasan. Oposisi gagasan merupakan persyaratan dasar untuk pemecahan masalah. Kadang-kadang kita menjadi defensif dan menganggap penentang gagasan, yang dapat membantu dan membangun, sebagai penentang pribadi, yang dapat merusakkan kelompok maupun kita secara pribadi.

Perilaku efektif untuk menyelesaikan konflik Kita harus mencoba untuk sepakat dalam mendefinisikan masalah yang dihadapi. Jangan debat kusir! Kita harus menelusuri wilayah kesepakatan yang mungkin untuk disepakati bersama. Kita dapat menentukan perubahan spesifik yang harus dilakukan setiap pihak untuk menyelesaikan masalah dengan memuaskan. Kita tidak boleh menyerang pribadi, tetapi harus tetap mengarahkan konflik langsung pada masalahnya.

Sistem Komunikasi Kelompok Paradigma sistem pada komunikasi kelompok A System is a set of things that relate to one another and form a whole. (Littlejohn, 1996) Sistem komunikasi kelompok adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan terjadinya proses komunikasi kelompok sebagai suatu kesatuan. Diskusikan pada kelompok anda, waktu 15 menit! Menurut anda, kelompok apa sajakah yang ada di sekeliling anda? Apakah ada kesamaan antara kelompok anda dengan kelompok anggota kelompok yang lain?

Klasifikasi Kelompok (sosio-psikologis) Kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok inti dari hubungan sosial yang kita jalankan sehari-hari. Interaksi tatap muka dan tingkat kedekatan (intim) yang tinggi pada kelompok primer sehingga umumnya keanggotaan kelompok ini bersifat unik dan tidak dapat dipindahkan. Kelompok sekunder adalah kebalikan dari kelompok primer. Hubungan kita dengannya tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Perbedaan antara kel. primer dan kel. sekunder Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Sedangkan pada kelompok sekunder, komunikasi yang terjalin bersifat dangkal dan terbatas. Komunikasi pada kel. Primer bersifat personal. Komunikasi yang terjalin lebih karena what I am dan bukan who I am. Hal yang sebaliknya pada kel. Sekunder. Pada kel. Primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi. Pada kel. Primer komunikasi bersifat ekspresif dan informal, sedangkan pada kel. Sekunder bersifat instrumental dan formal.

Ingroup-Outgroup. Ingroup adalah kelompok-kita. Sedangkan Outgroup adalah kelompok-mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Contoh: keluarga adalah ingroup kita yang primer dan fakultas dimana kita belajar adalah ingroup kita yang sekunder. Perasaan ingroup kita ungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama. Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batasan-batasan (boundaries) seperti: letak geografis, suku bangsa, ideologi, profesi, atau kekerabatan. Dapatkah anda sebutkan contoh-contohnya?

Rujukan-keanggotaan. Kelompok rujukan (reference group) adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika kita menggunakan kel. itu sebagai teladan bagaimana seharusnya bersikap, maka kel. itu menjadi kel. rujukan positif (positive reference group). Jika kita menggunakannya sebagai teladan bagaimana seharusnya kita tidak bersikap, kel. itu menjadi kel. rujukan negatif (negative reference group). Kelompok yang terikat dengan kita secara nominal adalah kelompok keanggotaan kita, sedangkan yang memberikan kepada kita identifikasi psikologis adalah kelompok rujukan.

Fungsi-fungsi kelompok rujukan Fungsi komparatif; Kita menggunakan kel. tsb untuk mengukur dan menilai keadaan dan status kita. Fungsi normatif; Kel. tsb memberikan kita tuntunan bagaimana harus berperilaku dan bertindak dengan menyadari akan norma-norma yang ada serta menunjukkan kepada kita apa yang kita harus capai. Fungsi perspektif; Kel. tsb memperkaya pandangan kita, bahkan sebagai petunjuk pertama kita, dalam melihat diri, sekeliling, dan dunia.

Cara menggunakan kel. rujukan dalam persuasi Jika kita sudah mengetahui kel. rujukan khalayak kita, hubungakanlah pesan kita dengan kel. rujukan itu dan fokuskanlah perhatian mereka kepadanya. Setiap kel. rujukan mempunyai nilai yang bermacam-macam. Karena itu dalam merancang pesannya, komunikator harus memperhitungkan relevansi dan nilai kel. rujukan yang lebih tepat bagi kel. tertentu. Gunakan standar perilaku yang ada sebagai media pesan. Suasana fisik komunikasi menentukan kel. rujukan mana yang pantas didahulukan atau digunakan. Kadang-kadang kelompok rujukan yang positif dapat dikutip langsung dalam pesan, untuk mendorong respon positif dari khalayak.

Deskriptif-preskriptif. John F. Cragan & David W. Wright (1980, dalam Rakhmat, 2001: 147) membagi kelompok berdasarkan proses pembentukannya. Kelompok yang terbentuk, terlihat dari tujuannya, secara alamiah disebut sebagai kel. Deskriptif. Contohnya adalah kel. tugas (panitia kampanye), kel. pertemuan (kel. terapi). Kelompok yang harus menempuh langkah-langkah rasional untuk mencapai tujuannnya (ilmiah) disebut sebagai kel. Preskriptif. Contoh: simposium, diskusi panel, atau kolokium.

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi Konformitas (conformity); adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok—yang real atau yang dibayangkan. Pengaruh sosial normatif; kita sepakat karena kita merasa tidak enak dengan ‘mereka’. Kita tidak ingin melanggar ekspektasi mereka. Pengaruh sosial informasional; kita mengikuti kelompok karena menganggap kelompok sebagai petunjuk untuk memilih alternatif yang tidak jelas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas Faktor situasional; kejelasan situasi, konteks situasi, cara penyampaian penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok. Faktor personal; usia, jenis kelamin, stabilitas emosional, otoritarianisme, kecerdasan, motivasi (affiliation, achievement, power), dan harga diri. Kedua faktor tersebut berpengaruh dalam menentukan konformitas dan tidak bisa dinilai dari satu sisi saja. Konformitas tidak selamanya baik. Dalam bidang penelitian, konformitas tidak diharapkan. Sebaliknya, kemandirian (independence)-lah yang harus dimajukan.

Fasilitasi Sosial Faktor fasilitas sosial merujuk pada kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih “mudah”. Kehadiran ‘orang lain’ dianggap menimbulkan efek pembangkit energi (energizing effect) pada perilaku individu. Munculnya respon yang dominan, yaitu perilaku yang kita kuasai. Jika respon dominan tersebut adalah respon yang tepat maka akan terjadi peningkatan prestasi, dan sebaliknya.

Polarisasi Geseran resiko (risky shift); orang cenderung membuat keputusan yang lebih berani ketika mereka berada dalam kelompok daripada ketika mereka sendiri. Geseran resiko menimbulkan polarisasi/keberagaman yang sirkulasinya mengikuti cybernetic. Beberapa implikasi negatif polarisasi: Kecenderungan ke arah ekstremisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata. Polarisasi akan mendorong ekstrimisme dalam kelompok gerakan sosial atau politik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok Keefektifan kelompok adalah pencapaian tujuan yang dikehendaki melalui tindakan-tindakan kooperatif oleh kelompok. Kerjasama dalam kelompok ditujukan pada dua hal: Melaksanakan tugas kelompok. Diukur dari hasil kerja kelompok—disebut prestasi (perfomance). Memelihara moril anggota-anggotanya. Diketahui dari tingkat kepuasan (satisfaction). Berdasarkan tujuan tersebut maka faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok (faktor situasional) dan karakteristik anggotanya (faktor personal).

Faktor situasional Ukuran kelompok; “two heads more than one”, “too many cooks spoil the broth”. Hubungan prestasi dan ukuran kelompok yaitu: Tugas koaktif-interaktif Tujuan kelompok yang konvergen-divergen Distribusi partisipasi anggota kelompok Semua hubungan tersebut bersifat kurvilinear. Rumus alur transaksional: N/2 (N-1) Kohesi kelompok (group cohesiveness). Kepemimpinan (leadership).

Jaring komunikasi pada kelompok Model Roda Model Rantai Model Y Model Lingkaran All channels (comcon)

Faktor Personal Kebutuhan interpersonal; meliputi keterbukaan (disclosure), percaya (trust), dan empati. Kebutuhan interpersonal terkait erat dengan teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) oleh William C. Schultz. Proses interpersonal; lebih mengarah pada faktor psikologis interpersonal seseorang. Tindak komunikasi, disebut pula Interaction Process Analysis (IPA). Tindakan dibagi dua yaitu; hubungan tugas dan hubungan sosial-ekonomi.

Budaya kelompok Raymond Williams dalam In Long Revolution (2001) mengatakan budaya, dalam pengertian sosialnya, is a description of a particular way of life, which expresses certain meanings and values and not only in art and learning but also in institutions and ordinary behavior. Budaya terlihat dari ekspresi, sebagaimana eksistensi mendahului esensi sejarah. Dalam kelompok manusia, budaya terlihat dari ekspresi sistematik simbol-simbol, aturan-aturan, dan kode-kode.

Budaya kelompok Budaya memfasilitasi anggota kelompok untuk menyadari identitas diri dan kelompoknya dan pada saat yang bersamaan berkontribusi terhadap sistem. Simbol dan aturan diciptakan oleh kelompok untuk memberikan kelompok itu sendiri identitas, membedakannya dari kelompok yang lain, atau untuk membedakan bagian tertentu dari keseluruhan. Aspek-aspek dari budaya pada kelompok antara lain: nilai-nilai, kepahlawanan (heroes),upacara (rites) dan ritual-ritual.

Nilai-nilai kelompok (group values) Nilai kelompok adalah konsep dasar dan sesuatu yang harus dipercayai oleh anggota kelompok. Nilai kelompok membentuk inti dari budaya kelompok dan menyediakan standar yang harus dicapai oleh kelompok (standards of achievement). Anggota kelompok yang mendukung nilai kelompok akan lebih berhasil dibandingkan anggota kelompok yang justru bertindak sebaliknya. Contoh nilai tersebut seperti: ramah kepada klien atau pelanggan, berpikir optimis, atau “first come first serve”.

Heroes, Rites & Rituals Setiap kelompok butuh pahlawan (fiksi atau nyata). Pahlawan menyediakan keteladanan yang bisa diikuti semua anggota kelompok. Pahlawan bisa seseorang yang telah sukses atau berhasil melewati masa-masa sulit. Yang dimaksud sebagai upacara dan ritual dalam kelompok adalah tradisi keseharian yang dilakukan di antara anggota-anggota di dalam kelompok. Tradisi tersebut bisa berupa cara berjabat tangan atau cara memperkenalkan diri.

Pengambilan keputusan Proses pengambilan keputusan memegang peranan yang penting dalam perjalanan perkembangan kelompok. Pengambilan keputusan (decision making) terkait pula dengan aturan-aturan dalam berinteraksi di kelompok. Beberapa metode yang dapat digunakan sebagai panduan untuk memperlancar proses pengambilan keputusan yaitu: konsensus, kompromi, majority vote, keputusan ketua, dan arbitrasi.

Konsensus Konsensus adalah sebuah proses dimana kelompok tiba pada keputusan bersama yang disetujui semua anggota kelompok. “Aturan-aturan” dalam konsensus: Setiap anggota kelompok jangan hanya mempertahankan “proposal”-nya sendiri. Kelompok harus menghindari pernyataan “kita lawan mereka”, sehingga tidak hanya soal menang atau kalah Anggota kelompok jangan hanya mengikuti suara terbanyak, hanya karena tidak ingin ada konflik. Di tingkat kelompok, menghindari konflik juga seharusnya tidak dilakukan untuk pembenaran. Setiap perbedaan pendapat harus dilihat sebagai hal yang wajar dan membantu. Jangan hanya puas pada kesepakatan awal.

Beberapa metode konsensus lainnya… Kompromi; adalah sebuah proses negosiasi, ‘give and take’, sehingga kelompok tiba pada posisi yang memperhitungkan keinginan semua anggotanya. Voting mayoritas; adalah sebuah metode untuk mencapai keputusan kelompok secara matematis. Keputusan ketua (decision by leader); pada prinsipnya proses pengambilan keputusan kelompok didasarkan pada pernyataan ketua kelompok sepihak. Arbitrasi; adalah proses kesepakatan melalui negosiasi formal diantara pihak-pihak yang tidak dapat mencapai kata sepakat, biasanya melibatkan pihak ketiga.

Beberapa metode konsensus lainnya... Jabat tangan (handsclasping) atau memasangkan (pairing); Metode ini diterapkan bila berbagai anggota minoritas dalam kelompok membentuk koalisi untuk saling bantu mencapai tujuan bersama yang menguntungkan. Railroading; terjadi bila seorang atau beberapa anggota kelompok memaksakan kehendak mereka kepada kelompok. Teknik ini paling sering digunakan oleh seorang pemimpin atau anggota kelompok yang berpengaruh, dan ini paling sering menghasilkan kegelisahan dan pertentangan di dalam kelompok.

Peran dan tanggung jawab Dalam suatu kelompok terdapat tiga peran dan tanggung jawab yang membentuk pola hubungan anggota-kelompok, yaitu: Peran yang berhubungan dengan kinerja penyelesaian tugas kelompok Peran yang berkaitan dengan hal-hal yang mendukung dan membangun kelompok Peran-peran individu dalam kelompok

Peranan tugas kelompok Mengawali-berkontribusi Mencari informasi Mencari pendapat Memberi informasi Memberi pendapat Menguraikan Mengkoordinasikan Mengarahkan Mengevaluasi Memberdayakan Membantu prosedur Mencatat

Pembentukan-kelompok dan peranan pemeliharaan Mendorong (encourager) Menyelaraskan (harmonizer) Berkompromi (compromiser) Gatekeeper/expediter Standard setter Group observer Follower

Peranan individual dalam kelompok Menyerang (aggressor) Menutup (blocker) Mencari pengakuan (recognition seeker) Pengakuan-diri (self-confessor) Dominator Mencari bantuan (help seeker) Membela kepentingan khusus (special interest pleader).

Kepemimpinan Merupakan aspek terpenting dalam keberadaan kelompok dan komunikasi kelompok. Pemimpin dan kepemimpinan harus dilihat sebagai serangkaian fungsi yang harus dilaksanakan kelompok tidak sebagai suatu kualitas. Kelompok dengan kepemimpinan yang baik adalah kelompok yang berhasil melaksanakan fungsi-fungsinya, bukan karena pemimpinnya. Dua fungsi utama kepemimpinan dalam kelompok, yaitu fungsi tugas dan fungsi pertimbangan.

Fungsi tugas (Group achievement functions) Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang membantu kelompok mencapai tujuannya, yaitu; Informing Planning Orienting Integrating Representing Coordinating Clarifying Evaluating Stimulating

Fungsi pertimbangan (Group maintenance functions) Fungsi yang menjaga iklim emosional dan kepuasan perseorangan para anggota kelompok. Promoting participation Regulating interaction Promoting need satisfaction Promoting cooperation Arbitrating conflict Protecting individual rights Providing exemplary behavior Assuming responsibility for group failure Promoting group development

Beberapa pendekatan kepemimpinan Good-leaders-are-born Pendekatan tradisional ini mengasumsikan pemimpin itu dilahirkan dan merupakan keturunan. One-best-style Pendekatan ini disesuaikan dengan budaya dari kelompok sendiri. Model kepemimpinannya antara lain: otokrasi, demokrasi/partisipatoris, dan bebas (laissez-faire). Contextual Pendekatan ini mendasarkan pola kepemimpinan berdasarkan konteks dimana kelompok tersebut berada. Pemimpin adalah gabungan dari kemampuan pribadi dan hasil belajar seseorang.

Kohesifitas (Cohesiveness) Kohesifitas atau kepaduan di definisikan sebagai wilayah total kekuatan yang mempengaruhi para anggota untuk tetap dalam kelompok. Secara singkat dapat diartikan sebagai loyalitas kelompok. All for one and one for all atau esprit de corps. Kohesifitas kelompok mempengaruhi kualitas komunikasi dan konformitas dalam kelompok. Faktor yang mempengaruhi kohesifitas kelompok antara lain: penyingkapan-diri, feedback, latihan pra-kelompok, dan kecocokan kepribadian anggota.

Kohesifitas rendah-tinggi Kohesiftas kelompok rendah; Simptomnya antara lain kurang keterlibatan anggota terhadap kegiatan kelompok, tidak entusiasme, pertanyaan minim. Rapat kelompok “sunyi”, membosankan, ingin selesai secepatnya. Kohesifitas kelompok tinggi; kohesiftas yang terlalu tinggi juga tidak baik, karena akan melahirkan pemikiran-kelompok (groupthink). Pemikiran kelompok ditandai oleh: Overestimation of the group’s power and morality. Close-mindedness. Pressures toward conformity.

Tugas Kelompok! Tugas dikerjakan berdasarkan susunan anggota kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya. Tugasnya adalah mengerjakan resume dan presentasi resume dari artikel jurnal yang dapat diunduh di: http://ahmadriza.wordpress.com/ Tugas dikumpulkan 2 minggu dari tanggal pemberian tugas. Tugas diketik rapih.

Teknologi untuk komunikasi kelompok Komunikasi kelompok terdistribusi dan tatap muka. Kendala ruang-waktu dalam komunikasi kelompok terdistribusi diatasi dengan hadirnya teknologi yang memediasi. Karena melibatkan teknologi, maka komunikasi kelompok tidak lagi sesederhana perpanjangan dari kemampuan interpersonal. Penelitian maupun pengembangan teknologi untuk komunikasi kelompok adalah bisnis yang terus berkembang beberapa tahun belakangan.

CMC dan komunikasi kelompok Computer-mediated communication atau CMC pada prinsipnya adalah segala komunikasi yang dilakukan dengan perantara komputer. Contohnya mulai percakapan dengan handphone hingga teleconference via VoIP. Teknologi komunikasi memungkinkan kelompok melakukan pertemuan dengan perantara software. Hubungan CMC dan komunikasi kelompok didasarkan pada pengembangan software yang dapat mempermudah komunikasi kelompok. Beberapa isu terkini berkaitan dengan CMC dan komunikasi kelompok, yaitu:

Groupware Groupware can be summarized as software that makes the process of people working together more effective. Tantangan pengembangannya antara lain pada aspek kolaborasi, distribusi informasi, dan skalabilitas sistem. Lebih dari sekedar menyediakan fungsi komunikasi dan kolaborasi, groupware juga membantu klien pada Electronic-Document Management dan Knowledge Basing. Contoh: Lotus Note, Microsofot Sharepoint. Tantangan penelitian di bidang sosial antara lain, kemudahan menggunakan groupware peningkatan fasilitas interaksi.

Computer-supported cooperative work (CSCW) A workshop by Irene Greif (MIT) & Paul Cashman (DEC) in 1984. CSCW adalah bidang kajian yang secara khusus mempelajari penerapan teknologi yang mendukung kerja kelompok terutama tentang aspek koordinasi dan kolaborasi. Pengembangannya meliputi jaringan, software, hardware, services, dan teknis. Sinonim dengan groupware, CSCW lebih menekankan pada fungsi manusia pengguna aplikasinya. Contoh: SkyRoom, Skype teleconference. CSCW will only work if they reflect and augment the way people actually talk, work, and live together. (Wilson, 1991)

BAGIAN II. KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi Organisasi; Pengantar Model Proses Komunikasi Prentice Hall Inc,2003

Inside Communication Yang terjadi dlm Komunikasi Penciptaan pesan Posisi Yang terjadi dlm Komunikasi Penciptaan pesan Penafsiran pesan Pace & Paules,2005 Orang Menciptakan pertunjukan pesan Menafsirkan pertunjukan pesan Komunikasi Seperangkat perilaku pesan Suatu Unit Komunikasi (Pace&Paules,2005)

Definisi Organisasi Pandangan Objektif Sebuah wadah yg menampung orang –orang & objek-objek;orang dlm organisasi yg berusaha mencapai tujuan bersama. Pandangan Subjektif Mendefinisikan organisasi sebagai perilaku pengorganisasian, tindakan yg dilakukan orang-orang -sesuatu yg nyata merangkum orang -orang hubungan2 dan tujuan2.Dipandang sebagai suatu struktur - tindakan-tindakan,interaksi & transaksi yg melibatkan orang- orang. Dipandang sebagai suatu proses

Persepsi Komunikasi Organisasi Redding & Sanborn - Pengiriman & penerimaan informasi dlm organisasi yg kompleks Pace & Faules Definisi fungsional : sebagai pertunjukan & penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu Definisi interpretatif : proses penciptaan makna atas interaksi yg menciptakan,memelihara & mengubah organisasi

Situasi & Kondisi Nyata,, Pekerjaan semakin kompleks ---- koordinasi dan interaksi yang lebih baik Dinamika pekerjaan semakin cepat Karyawan semakin banyak (perbedaan latar belakang, posisi, motivasi dsb) Sinkronisasi, distribusi pekerjaan menjadi semakin umum Pengetahuan & inovasi---competitive advantage Teknologi informasi semakin berkembang

Komunikasi Organisasi : Penting?? Karena : Komunikasi mampu membangun iklim & budaya organisasi Komunikasi mengurangi kesalahpahaman & menciptakan suatu pengertian Komunikasi yang efektif akan menjamin tercapainya tujuan organisasi

Individu & Organisasi 4 lapisan dr keragaman Kreitner & Kinicki Division/Dept Management Sta Geographic Location Physical Ablitity Age Income Parental Sta Union Affiliation Etnic Race Work Content/field Work exp Personal habit Sexual Orientation Marital Sta Edu Back Work Location Seniority

Studi Kom Or & Dunia Kerja mempelajari komunikasi organisasi berarti mempelajari bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan dimana dia berada memberikan pengetahuan mengenai bagaimana menjadi seorang pembicara yang efektif serta mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal yang baik mendukung kemampuan mahasiswa dalam bersikap dan membuat keputusan yang akan memberikan kontribusi positif bagi organisasinya dan tanpa mengabaikan berbagai aspek penting lain seperti etika, keadilan dan lainnya

BAGIAN III KOMUNIKASI MASSA

Pengertian Breitner : Pesan yang dikomunikasikan lewat media massa Jalaludin Rahmat Jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak Pool Komunikasi yang berlangsung interposed ketika sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan komunikasi melalui media massa

Unsur komunikasi massa Who Komunikator : Lembaga, organisasi, instituzionalized person Says what Publicy, rapid, transient Which channel media To whom Komunikan : intended audience, un intended audience Karakter : large, heterogen, anonim With what effect Respon audience, delayed

Fungsi komunikasi massa Wilbur Shramm . -  Decoder komunikasi massa mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek dari hiburan. -         Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang didecode sehingga dapat mengambil kebijakan thd efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota masyarakat menikmati kehidupan. -Komunikasi masasa juga mengencode pesan yang memelihara hubungan antara komunikator dengan audience.

Harold D. Lasswell a. Survillance of the environtment Fungsinya sebagai pengamat lingkungan yang dapat disebut sebgai fungsi watcher b.      Correlation of the parts of society in responding to environtment. Fungsinya menghubungkan bagian – bagian masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya yang oleh Schramm disebut berfungsi interpreter (the forum). c.      Transmission of the social heritage from one generation to the next Fungsinya meneruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya yang oleh Scramm disebut sebagai fungsi encoder yang menjalankan fungsi the teacher.

Charles Wright a. Surveillance b. Correlation c. Transmission Menunjukkan pada fungsi pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar. b.      Correlation Meliputi fungsi interpretasi pesan yang berkaitan dengan lingkunagnnya c.      Transmission Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi nilai dan norma sosial dari satu generasi ke generasi lain atau dari anggota masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan. d.      Entertaintment Menunjuk pada kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharap efek tertentu.

Perbandingan saluran komunikasi interpersonal dan komunikasi massa Karakteristik Media massa Interpersonal Arus pesan one way interactive Konteks komunikasi interposed Face to face Jumlah feedback rendah tinggi Kemampuan mengatasi proses seleksi Rendah Kecepatan dalam mencapai audience yang luas Efek (possible effect) Perubahan pengetahuan Perubahan sikap dan perilaku

Proses Komunikasi Massa Lasswell menggambarkan komunikasi massa dengan unsur-unsur : - who says - what in - which channel - to whom and - what effect.

Model-model proses komunikasi massa 1.     Hypodermic Needle Model 2.     Two step flow model 3.     One Step flow models 4.     Multi step flow model

Hypodermic needle model dari media massa langsung kepada mass audience. Media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memilki kapasitas sebagai Stimulus yang amat kuat dan menghasilkan response yang kuat, spontan, otomatis serta reflektif Model ini disebut juga sebagai bullet theory yang tidak melihat adanya intervening variable

Media massa memiliki kekuatan yang laur biasa dapat mempengaruhi ide ke dalam ornag yang tidak berdaya. Mass audience dianggap sebagai atom yang satu sama lain tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dnegan media massa Model ini timbul pada tahun 1930 an dan puncaknya menjelang PD II yang mana kehadiran media cetak

Two step flow model Model ini menyatakan bahwa pesan media massa tidak seluruhnya mencapai mass audience secara langsung tetapi sebagian besar secara bertahap. Tahap pertama dari media massa kepada orang-oang tertentu diantara mass audience (opinion leaders) yang bertindak selaku gate keepers. Kemudian ia akan menyampaikan pesan kepada anggota mass audience yang lain.  Opinion leaders dan follower secara keseluruhan adalah mass audience Model ini terutama dikembangkan sebagai studi klasik tentang perilaku memilih dalam kasus pemilihan Presiden AS tahun 1940an.

Kelebihan model -          Model ini banyak membantu memahami bahwa massa terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi. -          Adanya peranan aktif dari opinion leader dan cara face-to-face communication tetap dipandang mempunyai peran yang penting. -          Dipandang sebagai framework dalam meneliti gejala komunikasi massa yang kompleks. Model in mendorong model lain tentang alir komunikasi.

Kekurangan Model Alir Dua Tahap 1. Opinion leader dituntut untuk aktif, tetapi pada kenyataannya bisa aktif dan bisa pasif. 2. Proses komunikasi tidak hanya two steps saja tetapi dapat multi steps. 3. Peranan opinion leader yang terlalu ditekankan, pada ada saluran-saluran lain seperti initiating force. 4. Penelitian difusi dan inovasi menunjukkan bahwa early adopters dan early knowers ternyata orang yang lebih banyak memanfaatkan jasa media massa daripada late knowers dan late adopters., sehingga peran opinion leaders hanyalah sebagai early knowers atau early adopters.

Kekurangan Model Alir Dua Tahap 5. Media massa lebih berperan sebagai kreator pengetahuan, sedangkan saluran antar pribadi berperan dalam membentuk, mempengaruhi, mengubah sikap dan perilaku. Troldahl dengan Balance Theory menyatakan bahwa bila pesan-pesan media massa yang diterima bertentangan dengan predisposisinya maka ia akan berkomunkasi secara antar pribadi dengan opinion leader guna mengurangi keraguan. 6.   Dalam kenyataannya untuk meneliti ini perlu menggunakan leaders-follower sociometric dyads dalam menganalisa mass audience.

3.     One Step flow models Model ini merupakan bentuk revisi terhadap two-steps model dan merupakan hasil pemurnian hypodermic needle sbb : One step flow models mengakui bahwa media massa bukanlah all powerfull dan tidak setiap media massa mempunyai kekuatan yang sama. Aspek seleksi penyaringan dari audience mempengaruhi dampak pesan. Ada kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang berbeda di audience penerima terhadap pesan media yang sama. d. Pada model ini diakui adanya heterogenitas mass audience.

4. Multi step flow model Model merupakan gabungan dari semua model. Model ini menyatakan bahwa audience bisa memperoleh pesan secara langsung dari media massa ataupun dari sumber yang lain sebagai tangan kedua, ketiga dst. Model ini yang paling sedikit keterbatasannya bila dibanding model lain.

Efek Komunikasi Massa Efek komunikasi massa adalah setiap perubahan yang terjadi pada komunikan atau penerima pesan akibat menerima pesan dari suatu sumber. Perubahan ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan komunikan sebagai umpan balik. Dalam komunikasi massa, ketika komunikator tidak bertatap muka secara langsung dengan komunikannya, umpan balik menjadi sulit diperoleh langsung, ada penundaan respon, pengetahuana masscomunicator terhadap mass audience menjadi kurang.

Jenis saluran komunikasi yang digunakan dan isi pesan Jenis persoalan Berelson menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi efek komunikasi massa,yaitu : Jenis saluran komunikasi yang digunakan dan isi pesan Jenis persoalan Jenis publik Jenis kondisi Efek komunikasi dapat dilihat dari beberapa perspektif

Model-model tentang efek komunikasi massa Werner Severin dan James Tankard Jr Model teori peluru (bullet theory model) Model effek terbatas (limited effects model) Model efek moderat (moderate effects model) Model efek kuat

1. Model teori peluru (bullet theory model) Teori ini dikenal dengan teori hypodermic needleatau Stimulus Respons yang mekanistis, media massa memilki pengaruh besar atas mass audience.

Model efek terbatas (limited effects model) Model ini muncul sekitar tahun 1940 an. Menurut model ini komunikasi massa hanya akan efektif apabila dikombinasikan penggunaannya dengan komunikasi antar pribadi antara opinion leader dengan followernya. Komunikasi hanya efektif dalam informasi pengetahuandan kesadaran dasar, tetapi kurang efektif untukmengubah opini khusus atau untuk mengubah sikap dan perilaku.

Model efek moderat (moderate effects model) Model ini hasil riset pada tahun 1960 – 1970 an yang menggunakan pendekatan pada posisi audiens dan polakomunkasinya.

Ada beberapa pendekatan The Information-Seeking Paradigm Ada kecenderungan audience untuk secara aktif mencari informasi dan tidak semata-mata pasif menerima informasi dari opinion leader. The Uses and Gratification Approach Komunikasi menawarkan sejumlahpesan yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya untuk memuaskan kebutuhannya. Orang yang berbeda dapat menggunakan pesan media yang sama untuk maksud yang berbeda. The Agenda-Setting Function Media memilih materi atau isi pesan bagi komunikannya. Hal ini menunjukkan peranan dan fungsi media dalam pembentukan efeksecara berkesinambungan. The Cultural Norms Theory Melvin de Fleur menyatakan bahwapenyajian media massa bertindak secara tidak lengsung ikut membentuk norma atau nilai-nilai audiencenya

Model efek kuat Komunikasi dapat mewujudkan powerfull effect apabila digunakan dalam program-program yang terencana dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi sbb Prinsip mengulang-ulang (redudancy) Memfokuskan pada audience yang ditargetkan, tujuan komunikasi dirumuskan secara khusus.

Opinion leaders Para pemuka masayarakat mempunyaikapasitas mempengaruhisecara ionformal atas followernya dengan menerjemahkan pesan-pesan media bagi audoencenya. Posisi opinion leaders bisa berfungsi sebagai opinion giving yang aktif memberikan menerusakan informasi atau bisa pula pasif dicari oleh pengikutnya (opinion seeking). Opinion leaders dibedakan antara lead polymorphic yaitu yang mempunyai fungsi leader pada beberapa topik atau monomorpic leader yang hanyauntuk satu topik persoalan. Semakin kompleks suatu sitem, opinion leaders cenderung monomorphic.